5 years ago.
Rio nampak senang berbaring disamping Al yang baru berumur 2 bulan itu. Ia menceritakan tentang semua aksi naruto yang berjuang untuk menjadi hokage, lantas menasehati sang bayi jika sudah besar nanti harus menjadi anak yang berbakti.
"Sampai kapan kau bermalas-malasan seperti itu? " rosie yang baru saja selesai mandi, menatap Rio yang tertawa-tertawa kecil saat melihat Al ikut tertawa. Ah. Lucunya.
"Sampai aku bosan, rosie minggu depan ayo kita liburan ber3" Rio berucap tanpa melihat rosie.
"Liburan? Kau gila yah? Minggu depan aku sudah masuk kerja bodoh, aku sudah hampir 1 tahun lebih cuti. " rosie berucap, Rio melirik lantas menggeram tak suka.
"Al masih kecil rosie, masa kau sudah ingin bekerja saja, dasar ibu yang tidak berprikeanakan. " Rio berucap protes, ia berdiri untuk mendekati rosie yang tengah memakai baju.
"Yeri akan mengurus Al disini selama aku dan kau kerja, lagipula kita bekerja sampai sore. " Rio menghela nafas. Istrinya ini selalu saja mementingkan pekerjaan.
"Aduh sayang, sepupu ku siyeri itu bermulut iblis, kau yakin ingin menitipkan anak kita pada nya?" Rio berucap berusaha meruntuhkan pendirian rosie.
"Yang bermulut iblis itu kau, sudahlah, Al akan baik-baik saja saat yeri jaga" rosie berbarik membelakangi Rio,
"Tolong kaitkan " rosie kembali berucap menyuruh Rio untuk mengaitkan branya, Rio menghela nafas lantas mengerjakan apa yang rosie ucap, awalnya memang mengaitkan bra namun tangan nakal bedebah sialan ini malah menangkup kedua dada rosie lantas meremasnya.
"Kaitkan braku sialan bukan meremas dadaku!!!! Apa kau ingin tanganmu ku potong hah! Kau tak ada puasnya" sentakan rosie menggelegar membuat Rio terkaget-kaget, dan segera mengaitkan bra.
"Ishh galaknya. Kau ini jangan suka membentak itu tidak baik, lagipula aku cuman meremas, tidak melakukan hal lebih" Rio berucap saat rosie mulai berbalik untuk melihat kearahnya lagi.
"Awalnya meremas tapi aku tau otak nakal mu itu, tangan mu itu akan terus menggerayangi tubuh ku hingga akhirnya kau mengajaku bercinta. Cih .bajingan" rosie berucap membuat Rio tertawa, lantas mencubit kedua pipi rosie dengan gemas.
"Tau saja. Aku memang berkesan yah, jadi gemas!" Rio berucap lantas ia mengecup bibir rosie berkali-kali.
"Yaaaa hentikan, minggir, lebih baik kau mandi" rosie mendorong tubuh Rio,
"Aya-aya captain!!!"
•
•
•
"Rio, bangun, rio" rosie berucap dengan tangan menggoyangkan tubuh Rio agar lelaki itu terbangun.
"Hm?" Rio bergunam, ia nampak malas untuk terbangun,
" Al nangis, aku lelah Rio," mendengar kata Al, Al segera membuka mata dan terbangun walau terpaksa, ia mulai berdiri untuk melihat Al yang menangis di box bayi samping ranjang.
"Rosie, Al buang air besar, " Al berucap setelah tau alasan Al menangis, rosie menghela nafas, ia sangat lelah malam ini, dia baru tidur setjam setelah melayani lelaki ini. Ayolah melayani Rio itu sangat melelahkan.
"Really???" rosie mulai terbangun lantas turun dari ranjang, berjalan menuju box untuk melihat Al,
" Rio bawakan air hangat dan kain, " Rio mengangguk, ia segera pergi untuk membawa yang rosie butuhkan
"Apa sayang, sabar yah, ayah mu sedang membawa air, Al tidak nyaman yah?" rosie berucap ia gendong Al lantas menidurkannya diatas ranjang, tak lupa ia siapkan kain sebagai alas Al.