Derit ranjang menggema, senandung desah rosie memenuhi ruangan gelap dengan cahaya remang-remang, ini sudah beberapa saat setelah adegan panas dimulai, oh come on. Tampaknya permainan kasar sedang dilakukan lelaki manis yang penuh semangat ini.
"Bisak-shhhkah. Kau bermain dengan pelan????" Rosie berucap dengan bibir menahan, sial. Tidak kah Rio tau? Dia terlalu bermain dengan kasar, hentakan keras yang terasa benar-benar membuat rosie bergerak begitu gelisah, sakit dan nikmat bercampur membuat cengkram tangan menekan kuat. Hisapan pada leher pun membuatnya semakin melayang-layang.
"Kenapa?" Rio berucap, ia masih bergerak, namun pandang mata menatap gadis dibawahnya, yang nampak menggigit bibir bawah menahan desah.
"Sakit" rosie berucap sedikit lirih, dia sudah benar-benar lelah, namun lelaki ini terus saja menjamah tanpa tau waktu, ayolah dalam permainan ini rosie hanya diberi waktu 20 menit untuk beristirahat. Sial. Rio sangat gila, lelaki sialan ini sengaja meminum obat perangsang hanya untuk bermain lebih lama.
"Really? Sejak kapan kau menjadi lemah?" Rio berucap ia memperlambat gerakan,
"Bedebah. Kita sudah bermain begitu lama, aku lelah! Shhh, jangan menekannya terlalu dalam!!!" Rosie sedikit menepuk pipi lelaki ini, sial, dia sudah ingin melakukan pelepasan lagi. Lelah sekali. Sudah berapa kali??? Tidak tau. Rosie sudah tak bisa menghitung berapa kali ia sampai ujung pertemuan.
"Why? You wanna get out again?" Sial. Lelaki ini memandang dengan senyuman.
"Shit....come let me kiss you rio, and do it faster." Rosie berucap dengan sedikit malu, ia tarik wajah lelaki itu, lantas melumat bibir, membiarkan Rio melakukan dengan cepat, meski sakit terasa namun saat ujung pertemuan semakin dekat, sakit berubah menjadi nikmat ketika hentakan membuatnya mulai kembali melayang dan siap untuk melepaskan.
"Lets do it together, bee" Rio berucap, ia semakin bergerak cepat, membuat desah semakin terdengar,
Hingga satu hentakan terakhir menghentikan semuanya, melemaskan tegang benda yang sedari tadi terus menegang,Deru nafas lelah sangat terasa, Rio kecupi leher rosie ketika ia masih mengeluarkan segala isi, dan rosie hanya memejam kan mata membiarkan kecupan memenuhi lehernya, sial ia begitu lelah.
"Banyak sekali, kurasa aku tak bisa menampung semuanya"rosie berucap, ketika ia terus rasakan cairan hangat yang mengalir.
"Maka dari itu aku tetap diam didalammu" Rio berucap sedikit terkekeh, ia usap keringat rosie, menempelkan hidung mancungnya pada hidung sang istri. Lantas mengecup singkat bibir rosie. Sebelum ia mulai melumat kembali leher gadis ini.
"Pastikan milikmu tak menegang lagi, berhenti mencium leherku! Kau selalu berlebihan dan membuat leher ku bergambar seperti volkadot" rosie berucap, Rio terkekeh,
"Leher mu sangat menggairahkan, tidak apa itu menandakan jika kau hanya milikku. Agar semua lelaki tau jika kau sudah disegel olehku" Rio berucap, rosie terkekeh angkuh.
"Oh come on rio, bahkan aku tidak mencintaimu untuk apa aku menjadi milikmu???" Rosie berucap, Rio tersenyum dan mencubit gemas kedua pipi rosie.
"Kau milikku rosie tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku, ingat dalam syarat kekalahan tubuhmu sepenuhnya untukku" Rio berucap, rosie menatap malas, ia capit hidung Rio lantas menariknya dengan gemas.
"Ingat rio, kau pun adalah milikku. Jika kau mencoba menjamah gadis lain selain aku, seperti syarat permainan, akan ku potong punyamu itu" Rio menatap tajam,
"Yayayaya, tenang saja, aku tidak akan melanggar aturan, "Rio berucap, rosie tersenyum angkuh,
"Bagus. Memang itu seharusnya. Jadi bisakah kau keluarkan milikmu itu????" Rosie berucap, percakapan aneh hampir membuat lupa jika mereka masih bersatu.