1

1.6K 85 15
                                    

"Ma tasya izin sebentar mau ke taman, nanti Tasya jemput ditaman aja" ucap Tasya setengah berteriak seraya menyambar peci diatas nakas milik papanya.

Tasya memakai pecinya asal, ia berlari secepat yang ia mampu menuju taman seraya mengancing kacing kemejanya satu persatu.

Tasya terus berlari tak menghiraukan orang sekitar yang menatapnya dengan tatapan aneh, sekarang didalam pikiran Tasya hanya satu yaitu ia harus segera menikah dengan pengantinya sebelum ia meninggalkan kota ini, ia tak mau pengantinnya diambil orang, ia harus segera menikahinya!

Seketika semyum Tasya mengembang melihat pengantinya yang sudah dirias ala kadarnya, bagi Tasya pengantinya sudah cukup cantik tetapi sayang ia sekarang tengah menangis.

Tasya duduk tepat disamping pengantinya, "aku mau pulang" lirih cowok bermata sipit itu kepada Tasya.

"Enggak, pokoknya kamu harus nikah sama aku" ucap cewek berparas tomboy itu yang sudah mengenakan kemeja putih tak lupa peci yang melekat dikepalanya.

Cowok bermata sipit itu kembali menangis, bahkah sekarang tangisannya lebih kencang, membuat tasya menatap iba kearah pengantinya.

"udah dong jangan nangis terus, nanti pengantin aku jadi jelek tau" ucap Tasya seraya menghapus jejak air mata pengantinnya.

cowok kecil berumur 5 tahun yang tidak tahu apa apa hanya  bisa menangis dan terus menangis, ia hanya bisa pasrah dimake up oleh temen temennya.

sedangkan cewek berumur 7 tahun itu ingin segera menikah dengannya, karena sebentar lagi ia akan pergi, ia akan pindah bersama orang tuanya, jadi ia harus segera menikah sebelum mama dan papanya datang untuk menjemput.

"cepetan nikahin aku" perintah Tasya kepada salah satu temannya yang ia anggap sebagai penghulu.

Tasya mulai mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan salah satu temannya (penghulu) "pokoknya saya terima nikah dan kawinnya sama aksa SAH?" teriaknya buru-buru karena ia sudah melihat mobil papanya, yang sebentar lagi akan menjemputnya.

"sah" teriak temam temannya yang ikut menyaksikan ijab qobul buattannya itu secara kompak walappun pelan.

Tasya berdiri dari duduknya, dan mulai merogoh saku celananya.

Tasya mengeluarkan gelang tangan yang serupa dengan yang ia kenakan, Tasya kembali duduk dan memakaikan gelang berwarna biru itu ke tangan Aksa pengantinnya.

Tasya mengukir senyum manis dibibirnya "kamu jaga diri buat aku ya,, aku pasti jemput kamu suatu saat nanti" ucap Tasya kepada Aksa, sedangkan Aksa masih terus menangis terisak.

Ketika Tasya ingin bangkit dari duduknya, Aksa menahan tangan tasya membuat Tasya kembali mengarahkan pandangannya kepada Aksa. Aksa menggelengkan kepalanya pertanda ia tak ingin Tasya pergi.

Tasya tersenyum "aku bakalan kembali dan kita bakalan bikin pesta pernikahan sebesar mungkin, aku janji" ucap Tasya kepada Aksa dengan yakin, tanpa memikirkan jika janji itu adalah hutang dan hutang harus dibayar atau ditepati.

Aksa masih terus menggelengkan kepalanya dengan air matanya yang terus mengalir deras.

Cup

Tasya mencium kening Aksa lembut, "aku cin-"

"Tasya buruan sayang" teriak papa tasya membuat ucapan Tasya terputus.

"Iya pa" jawab tasya berteriak.

Tasya tersenyum kearah Aksa yang masih menangis sebelum ia meninggalkannya, Tasya berlari dengan rasa sakit yang terasa jelas dalam didadanya.

Aksa pun mengikuti Tasya yang berlari menuju mobil ayahnya, "Tasyaaaaaa"  teriak Aksa dengan sisa tangisnya.

Tasya yang merasa namanya dipanggil pun moleh kebelakang dan mendapati Aksa yang berlari menyusulnya, dengan cepat tasya mempercepat larinya.

Bughhh

Aksa terjatuh ia memakai baju perempuan yang kebesaran membuatnya tersandung dan terjatuh.

"Aduhhh sakittt hiks hiks hiks" pekik Aksa seraya memegangi kakinya yang terasa sakit.

Langkah Tasya kembali terhenti, Tasya membalikkan badannya untuk melihat kondisi pengantinya.

"AKSAA" teriak tasya ketika mendapati Aksa yang tengah terduduk diatas tanah memegangi salah satu kakinya dengan terus menangis terisak.

Baru selangkah tasya ingin menyusul Aksa tetapi terikan papanya membuat ia harus mengurungkan niatnya dalam dalam.

"Taysa" panggil papanya.

Dengan cepat Tasya berlari meninggalkan Aksa sendirian yang tengah kesakitan, sungguh taysa tak tega melihat Aksa seperti itu, tapi papanya sudah menunggu.

Tasya menghapus air matanya yang mulai mengalir membasahu pipinya 'maafin aku Aksa' batinya.

Tasya sudah duduk di jok belakang, ia membuka kaca mobilnya untuk melihat Aksa lebih jelas. Bocah laki-laki itu terlihat sangat kesakitan, membuat hati Tasya semakin tersayat.

"Tasyaa" teriak Aksa memanggil ketika mobil yang Tasya tumpangi mulai berjalan.

Aksa berusaha untuk bangkit, dan kembali berjalan dengan rasa sakit dipergelangan kakinya.

Bughh

Aksa kembali terjatuh,  begitu juga dengan mobil Tasya yang sudah lenyap dari pandangannya. Aksa kembali menangis terisak isak, menangis karena kakinya yang sakit dan menangis karena Tasya sudah pergi.

****

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang