20

215 25 0
                                    

Warning!!
Part pendek:*

Manik Gina mulai berair, dan mata itu juga semakin dekat. "Pergi-pergi aku benci sama kamu, pergi" penik Gina namun tangan kekar itu justru naik dan menghapus air matanya.

"Pergi" Gina terus berteriak saat bibir itu mulai dekat dengan bibirnya.

"Pergi"

Hap

Bugh

Gina menendang perut Handit reflek dan segera lari meninggalkan Handit yang masih meringis kesakitan. Gina berlari tak tentu arah dengan perasaan takut bercampur panik, sampai ia harus salah jalan. Gina menatap kekanan kekiri namun yang ia temukan hanyalah lorong-lorong kamar dimana para pria menyewa wanita murahan.

"Sayangg" suara itu sudah dekat. Bagaimana ini??? Gina mulai panik ia harus kemana?? Tak ada pilihan ia harus bersembunyi disalah satu kamar.

Dengan panik Gina melangkahkan kakinya mengabaikan suara desahan yang menggema disetiap ruangan. Gina masuk kesalah satu kamar lalu menutupnya agar Handit tidak tau tempat keberadaannya.

Suara desahan itu semakin bersahut satu sama lain seolah-olah tengah beradu kenikmatan. Gina menutup matanya berdoa dalam hati semoga Handit tak menemukannya.

"Eh ada cewek nih" Gina membuka matanya kaget dan melihat tiga pria bertato menatap Gina mengoda. Gina melangkah mundur dengan terus menggelengkan kepalanya.

"Main yuk neng" ucap salah satu pria itu seraya berusaha meraih lengan Gina, Gina menepisnya kasar. Ia mulai ketakutan melihat tiga pria itu mulai melepas satu persatu kancing kemejanya.

"PERGIII" teriak Gina tak bergerak. Satu diantara mereka sukses membuka bajunya menampakkan tubuh atletisnya.

"AAAAAA" Gina memekik histeris seraya menutup matanya rapat-rapat.

Brakk

Pintu sukses terbuka dalam satu tendangan. Sosok Handit menatap ketiga pria itu dengan tatapan murka membuat mereka mundur ketakutan. Gina berlari dan sembunyi dibalik tubuh kekar Handit, Gina mulai menangis meremas kuat bagian belakang kemeja Handit.

Handit meraih tangan gadisnya yang menangis dan membawanya untuk mundur menjauh darinya.

Bugh bugh

Bugh

Bugh bugh

Pukulan keras Handit hujankan untuk ketiga pria itu tanpa ampun. Gina semakin dibuat ketakutan, otaknya tak bisa berpikir jernih bagaimana jika tadi Handit telat untuk menyelamatkanya??

Perlahan tangan itu membelai rambut Gina lembut, Gina tersentak kaget dan menatap Handit yang tersenyum sendu kepadanya. "Kamu nggak papa kan??" suara itu terdengar begitu lembut. Gina mulai gemetar dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Udah nggak usah nangis, ada aku disini" Handit kembali bersuara melihat gadisnya sangat ketakutan. Gina berhambur memeluk Handit erat dan mulai menangis terisak.

Perlahan Handit mengangkat tubuh Gina membawanya keluar dari ruangan terkutuk ini. Handit mendudukkan Gina diatas meja bar dan segera melepas kemejanya untuk menutup lengan Gina yang tak tertutup.

Gina memeluk tubuhnya gemetar mengingat kejadian tadi. Handit duduk disampingnya dan memeluknya dari samping mencoba memberi ketenangan.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang