28

177 19 2
                                    

Definisi Cinta

Cinta itu kecil, sedangkan hati kita begitu peka terhadap rasa yang lain. Terkadang kita merasakan sesuatu yang aneh kepada dua orang secara bersamaan, membuat kita susah untuk membedakan mana rasa cinta dan mana yang bukan. Sama persis dengan apa yang tengah Gina rasakan saat ini.

Didalam hati dan benaknya, nama dan wajah Handit terus terngiang seolah-olah dia adalah hantu yang bergentayangan. Sedangkan Tara akhir-akhir ini sudah mengisi hidupnya, mengisi kekosongannya, mengisi hatinya membuatnya lebih merasa bahagia dan pastinya membuat Gina merasa tidak sendiri lagi. Gina tak mau kehilangan Tara, Tara hanya miliknya dan bukan milik orang lain!

Kedua orang ini terasa mengisi hati Gina secara bersamaan membuat Gina semakin dilema. Gina tak faham dengan apa yang ia rasakan saat ini, ini benar-benar terasa aneh dan nyata. Apa mungkin hati Gina diisi oleh dua orang?? Setau Gina hati kita hanya satu, dan hanya bisa menaruh perasaan kesatu orang bukan kedua orang seperti saat ini. Sudahlah lupakan kita anggap itu sebagai kebesaran yang Maha Kuasa aja.

Pagi yang cerah ini Gina harus pergi kesekolah dengan Aldi seorang. Tak ada Tara dan tak ada Ival, entah kenapa Ival tidak sekolah ia tidak tahu pasti karena Ival hanya mengatakan jika ia tak bisa berangkat sekolah hari ini.

Tiba-tiba sosok cowok berseragam rapi tak lupa dengan kaca mata tebalnya menghadang jalan Gina, "Heh culun, lo pagi-pagi cari ribet aja" ucap Aldi seraya mengangkat dahu cowok culun itu agar mau menatapnya. Berapa terkejutnya Aldi dan Gina melihat sudut bibir cowok itu mengeluarkan darah.

"A-ak-aku cum-ma mau kasih bunga ini" cowok tak dikenal identitasnya itu mengulurkan setangkai bunga bawar putih kepada Gina. Aldi mulai menyorotnya murka.

"Lo tuh pake otak dong, ngaca dulu kalo mau deketin buboss nggak ngotak amat" maki Aldi namun langsung ditarik oleh Gina agar menjauhi cowok culun itu.

"Tunggu bentar Al, biar dia jelasin dulu" tutur Gina memberi kesempatan cowok culun itu agar berbicara lebih panjang.

"Ak-aku cuma mau ngasih bunga ini, dari Handit" si culun itu semakin menundukkan kepalanya dalam dan kembali menyerahkan setangkai mawar putih itu ke Gina. Sontak Gina mengangkat kedua tangannya.

"Nggak, gue nggak bisa terima. Lo buang atau lo balikin aja yang penting gue nggak mau terima" tolak Gina tanpa mau menyentuhnya sama sekali.

"Buboss, ada baiknya kalo buboss terima aja deh. Kasihan dia pasti babak belur karena Handit, kalo buboss sampai nggak terima bunganya pasti nih anak bakal dihajar lagi" saran Aldi memberi masukan. Gina tetap menggelengkan kepalanya teguh pada keputusan pertamanya.

"Pokoknya gue nggak mau terima"

"Ya udah, sini biar Aldi yang terima" Aldi berusaha mengambil setangkai mawar putih itu namun segera ditarik kembali oleh si cowok culun.

"Nggak ada yang boleh terima bunga ini kecuali Gina" ucapanya tanpa mau menatap lawan bicaranya.

"Tuh buboss, mendingan terima aja deh. Kali ini demi nih anak biar nggak kenal pukul Handit lagi, kasihan" saran Aldi meski tak membuat hati Gina terbuka. Gina berniat meninggalkan Aldi dengan cowok culun itu namun si culun tiba-tiba berlutut dihadapannya.

"Gina, aku akan lakuin apapun buat kamu asalkan kamu mau terima bunga ini, aku nggak mau dikeluarin dari sekolah" mohonnya. Gina tertegum mendengarnya, Handit mengancam akan mengeluarkan cowok ini??

Seketika Gina merampas setangkai mawar putih itu dan bergegas meninggalkan Aldi dengan cowok culun itu, yang terlihat kebingungan. Sentak Aldi membantu cowok tak dikenal itu untuk berdiri dan segera menyusul bu bossnya.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang