"Gina ini kayaknya cocok deh buat kamu" Tara mengangkat sebuah dress tanpa lengan dengan panjang dibawah lutut. Gina kembali berdecak untuk yang kesekian kalinya.
"Gue nggak suka pakek dress Taraaaaaa" geram Gina karena sedari tadi baju yang Tara pilih untuknya selalu dress.
"Kamu itu kalo pakai dress pasti lebih cantik, apa lagi kalo warnanya kontras sama kulit kamu"
"Ckk, tapi Tarr gue itu nggak suka pake dress. Lagian itu terlalu terbuka, gue nggak suka" tolak Gina memberi alasan. Tara menganggukkan kepalanya mengerti.
"Oke, aku cariin yang ada lengannya kamu tunggu sini jangan kemana-mana" pesan Tara sebelum berlalu pergi untuk mencarikan dress yang pas ditubuh Gina. Gina hanya bisa menghela napasnya pasrah.
Selang beberapa menit Tara kembali membawa dress lengan pendek dengan panjang dibawah tulut. Gina menepuk jidatnya melihat dress biru dongker yang Tara pilih untuknya. Dress itu terkesan sangat alay menurut Gina dengan adanya beberapa manik-manik yang menghiasi, Tara begitu tidak faham akan selera Gina yang tidak alay.
"Nih pasti pas ditubuh kamu" rasanya Gina ingin menjerit dan mengobrak abrik seisi mall saat ini juga.
"Balikkin aja gue nggak suka" tolak Gina membuat raut wajah Tara berubah seketika. Ia sudah susah-susah memilih diantara banyaknya dress tapi Gina masih terus menolaknya.
"Kali ini aja pleasee, ya"
Gina menghela napasnya pasrah, "ya udah iya" putusnya untuk menghargai jerit payah Tara. Sebuah senyum manis terukir diwajah cowok berkaca mata itu.
"Kalo kaki kamu udah sembuh nanti, dipakai ya aku mau lihat"
"Mendingan gue sakit aja terus" potong Gina malas.
"Kamu itu susah banget ya diaturnya, kamu itu cewek masa cuma pakai kemeja sama kaos terus. Sesekali pakai dress biar keliatan lebih cantik, oke" desak Tara memicu decakan dari mulut Gina.
"Tau ah ayo pulang, gue ngantuk" jawab Gina karena moodnya sudah begitu hancur, Tara menarik napasnya panjang. Ia harus sabar menghadapi Gina, karena hanya kesabaran yang dibutuhkan untuk menghadapi orang seperti Gina.
"Borong mass??" tanya Gina ketika Ival dan Aldi membawa satu paper bag penuh berisi baju. Sentak keduannya tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapi.
"Sesekali ya nggak pall" ucap Aldi meminta persetujuan dari Ival, Ival hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Nih kasirin sekalian, gue sama Tara mau kelilng" Gina menarik dress yang Tara pegang dan menyerahkannya ketangan Aldi.
"Uangnya mana?" Tara segera mengeluarkan atm dari dalam saku celananya dan diberikan kepada Aldi dengan mudah, tanpa ada rasa khawatir.
"Oke beres" jawab Aldi begitu antusias. Tara segera mendorong kursi roda Gina tak tentu arah. Sepertinya ia sudah menghancurkan sebagian mood Gina, dan Tara harus mengembalikan mood itu.
"Gina kamu nggak laper?"
"Nggak napsu"
"Kalo boneka mau nggak?" kali ini Gina terdiam menatap banyaknya jenis boneka diujung sana.
"Enggak, gue mau pulangggg" rengek Gina seperti anak kecil.
"Kita lihat-lihat aja dulu siapa tau ada yang kamu suka" paksa Tara mendorong kursi roda Gina menuju lorong boneka. Gina hanya menghela napasnya pasrah mengikuti apa kata Tara, karena ia tak bisa apa-apa dengan kondisinya saat ini jika tidak ada Tara.
Pandangan Gina menyapu bersih seluruh boneka yang ada, mencari salah satu boneka yang menarik perhatiannya. "Gina kamu suka warna apa?"
"Hitam"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride (Tamat)
Romance(COMPLETE) "Enggak, pokoknya kamu harus nikah sama aku" ucap cewek berparas tomboy yang sudah mengenakan kemeja putih tak lupa peci yang melekat dikepalanya. ... "cepetan nikahin aku" perintah Tasya kepada salah satu temannya yang ia anggap sebagai...