Extra Part: Flashback

357 16 0
                                    

Hayu kita ketemu lagi😘
.
.
.
Flashback:

"Om, tante, Tara mana om??" cowok bertindik itu masuk kedalam rumah seenak hati dan bertanya seolah-olah dia tak berdusta sama sekali.

"Handit, kamu ngapain disini??"

"Tara kemana om???" tuntutnya tidak terima karena diabaikan.

"Aksa sama Naya kerumah sakit"

"Owh, makasih om tante" Handit bergegas kembali kemobilnya dan melajukannya seperti orang kesetanan, karena semakin cepat itu semakin baik. Bukankah begitu???

Mobil itu berhenti bersamaan dengan cowok beranting yang keluar dengan terburu-buru. Ia mulai melangkah memasuki gedung besar yang menjulang tinggi dimana tempat orang-orang yang nyaris mati namun masih berusaha untuk tetap hidup. Manik itu menyorot kesana kemari mencari adik sepupunya yang sekarang mungkin akan menjalani kemo terapi.

"TARRR" sontak seorang cewek berpakaian putih-putih bak seorang dokter menghentikan langkahnya, membuat kursi roda yang Tara duduki ikut terhenti. Mereka berbalik secara bersamaan.

"Handit??" kagetnya.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Tara terkesan tidak bersahabat pada Handit. Handit tertegum mendengarnya, apakah Tara benar-benar marah padanya???

"Gue mau lo balik sama Gina lagi" Tara mematung namun kursi roda yang ia duduk i tiba-tiba kembali bergerak.

"Tar gue serius. Gina cuma mau sama lo"

Hening, namun kursi roda itu terus melaju menjauh dari tempat Handit berdiri saat ini. "Tarr gue mohon sama lo, Gina cuma cinta sama lo, dia cuma mau sama lo, gue bukan apa-apa lagi sekarang. Dan gue, IKHLASIN GINA BUAT LO"

Tara membalikkan badannya namun ia tak bisa melihat Handit karena terhalang oleh tubuh Naya, tunangannya.

"GUE BAKAL LAKUIN APAPUN YANG LO MINTA, ASALKAN LO MAU BALIK SAMA GINA" Tara dibuat panik karena sebentar lagi ia akan masuk ruangan, sedangkan Naya tak menghentikan langkahnya juga. Tara berusaha keras untuk menatap Handit namun itu percuma, sedangkan sekarang ia sudah berada diambang pintu dan pintunya akan secepatnya tertutup.

"GUE AKAN TUNGGU DISINI SAMPAI LO KELUAR DAN SAMAPAI LO MAU BALIK KE GINA LAGI"

Tertutup

Tara menghela napasnya berat, "gue harap lo bener-bener tunggu gue sampai gue keluar dit" gumannya pelan namun masih dapat didengar oleh tunangannya.

Handit mengacak-acak rambutnya frustasi. "Tara bener-bener marah sama gue" gumannya khawatir.

"Tapi gue nggak boleh nyerah, ini untuk Gina bukan untuk gue" Handit terduduk dikursi tunggu seraya menyandarkan kepalanya ketembok. Sekarang kaki dan lengannya mulai terasa sakit, begitu juga dengan kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.

"Handit, aku nggak mau keluar malam"

"Kenapa???"

"Aku takut, banyak orang jahat" ucapnya polos. Handit tersenyum dan mencium singkat pipi kekasihnya.

"Kamu nggak usah takut, kan ada aku"

Handit tersenyum nyeri mengingat kenangan itu

"Handit kamu itu udah besar kenapa masih simpan mainan???" seorang gadis cantik berguman heran melihat tiga buah pistol tersimpan didalam laci. Handit yang semula tengah mengecek laptopnya harus mendongak menatap kekasihanya.

"Eh eh, ikut bukan main-"

Des

"AAAWWW" Handit memekik saat peluru itu menembus bahu kanannya. Gina tersentak kaget menatap pistol ditangannya.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang