12

279 28 1
                                    

"Ckk ini semua gara-gara Lo sih Tar. Kasihan bolu tadi teriak-teriak minta gue makan" decak Gina saat mobilnya sudah melaju meninggalkan rumah Bu Lia. Tara menatap Gina dan mengerutkan keningnya dalam seraya membenahi posisi kacamatanya.

"Kok aku. Kan tadi kamu yang mau cium aku" jawab Tara santai dengan watadosnya. Gina melototkan mata mendengar jawaban yang keluar dari mulut Tara.

"Apa? Cium?? Kurang kerjaan amat gue cium Lo. Mimpi Lo ketinggian" serkas Gina.

"Emang tadi kamu kok yang mau cium aku. Kalo kamu nggak mau akuin juga nggak papa yang penting aku udah bicara apa adanya" jelas Tara membuat Gina semakin kesal seraya terus mengingat ingat nasip bolu buatan Bu Lia yang kelewat enaknya.

"Ngapain kalian?" Teriak Bu Lia dengan nada marah.

"Anu Bu" jawab Gina dan Tara secara kompak. Mereka kembali saling melempar pandangan.

"Anu apaan?" Serkas Bu Lia cepat dengan nada yang masih dibilang tidak bersahabat. Sepertinya Bu Lia benar-benar marah kali ini.

Gina bangkit dari duduknya dan menghampiri Bu Lia yang membawa senapan bolu pandan kesukaan Gina. Manik mata Gina membinar saat bolu pandan itu berteriak memanggil nama Gina agar segera dilahap oleh Gina.

"Gina nggak ngapa-ngapain kok Bu, cuma tadi periksa kening Tara aja" ucap Gina memberi alasan. Tangan Gina terangkat untuk mengambil alih senapan bolu itu. Namun dengan cepat Bu Lia mengangkat napan bolu itu lebih tinggi sehingga menggagalkan rencana Gina.

"Udah kalian berdua pulang sana" usir Bu Lia membuat Gina mengerucutkan bibirnya kesal.

"Udah nunggu apa lagi? Pulang sana udah malem" usir Bu Lia membuat Gina merasa sangat bersalah kali ini. Bu Lia benar-benar marah dan pastinya kecewa dengannya. Gina menundukkan kepala dalam.

"Maafin Gina bu, tapi Gina bener-bener nggak ada niat kotor Gina berani sumpah kok" ucap Gina dengan penuh rasa bersalah dan penyesalan. Tara membenahi posisi kaca matanya mendengar suara penyesalan dari Gina. Gina terlihat selalu tulus dan tunduk dengan guru ini, apa hubungan mereka yang sebenarnya?

"Udah pulang sana" teriak bu Lia menatap Gina tajam namun Gina tak ada takutnya sama sekali ia seperti ikhlas dengan nasipnya menerima hukuman apa saja yang nantinya bu Lia berikan untuk menebus kesalahannya.

Tara tak boleh tinggal diam, Tara yakin bu Lia tak sepenuhnya marah dengan Gina tapi kali ini ia harus memaksa Gina untuk pulang. Tara bangkit dari duduknya dan menarik tangannya.

"Apaan sih lo Tar" marah Gina karena Tara mengganggunya.

"Kita pulang aja, besok minta maafnya" ajak Tara namun tak membuat Gina sedikitpun geser dari tempatnya.

"Udah pulang sana, mau nunggu apa lagi?" usir bu Lia lagi lagi, Gina semakin menatap bu Lia dengan tatapan memohon dan sendu. Tara semakin dibuat tak tega dengan tatapan Gina kali ini, Gina terlihat begitu tulus meminta maaf atas kesalahannya.

Tanpa pikir panjang lagi Tara menarik tangan Gina membawanya keluar dan membukakan pintu untuk Gina. Gina pasrah dengan tarikkan Tara dan duduk dijok kemudi dengan bibir mengerucut, kasihan bolunya.

Gina menjalankan mobilnya saat Tara sudah duduk disampingnya. Tara beringsut membuka maca mobil. "Assalamualaikum bu Lia" teriak Tara sebelum mobil yang Gina kendarai keluar dari halaman rumah serba oren itu.

"Waalaikumsalam" jawab bu Lia seraya memasukkan bolu pandan buatnnya itu kedalam mulut.

"Emang enak dikerjain" guman wanita paruh baya itu seraya cekikian sendiri.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang