Semakin kesini Tara semakin dekat dengan Gina, tetapi kedekatannya dengan Tara tak memberi pengaruh apapun tentang perasaannya kepada Handit. Entah mengapa Semakin Gina dekat dengan Tara, semakin sering juga nama Handit terlintas dibenaknya, Membuat semua jerit payah Gina selama ini untuk melupakan Handit terbuang sia-sia.
"Gina, kamu kenapa sih ngelamun terus??" tanya Tara karena melihat Gina sedari tadi hanya diam melamun. Gina tersenyum paksa dan mengaduk-aduk jus jeruknya.
"Nggak papa kok"
"Kamu kalo ada apa-apa cerita dong, soalnya aku nggak bisa baca pikiran kamu" Tara bertopang dagu menatap wajah lesu Gina. Gina menatap Tara dengan senyum paksa.
"Gue nggak papa kok, lo nggak usah khawatir" Gina menyeruput segelas jeruk didepannya.
"Oh iya, tadi aku mau nanya soal gelang itu loh tapi lupa terus baru ke inget sekarang. Itu gelangnya kamu dapet dari mana? Bagus loh" puji Tara. Gina menatap gelang hitam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Ini udah lama, tapi baru gue pake" ngeles Gina.
"Emang kenapa baru kamu pakai sekarang? Padahal bagus loh"
"Soalnya baru ketemu"
Drakkk
"Siapa yang izinin lo duduk disini hah??" tiba-tiba suara gebrakan mengagetkan seisi kantin, sama halnya dengan Gina dan Tara.
Sosok cowok berpenampilan urakkan itu mengusir beberapa siswa yang duduk dibangku langgananya.
"Handit berubah Gina" kalimat itu terus terngiang dibenak Gina. Handit jelas-jelas tidak berubah sama sekali, apa mungkin Fanya membohonginya?? Tapi apa motif Fanya sampai berani bohong kepadanya??
Deg
Jantung Gina terasa berhenti berdetak saat melihat gelang yang Handit pakai. Apa mungkin Handit kembali berubah karena Gina mengembalikan gelangnya?? Sontak Gina menyembunyikan tangan kirinya tersadar, jangan sampai Tara tau soal gelang ini.
"Buruan pesenin gue minum kek apa kek, gue haus nihh" Handit kembali marah-marah dipojok saja. Rasanya sakit melihat kondisi Handit yang kian kesini kian memburuk. Sampai kapan Handit terus-terusan seperti ini??
Hati Gina semakin tersayat, mengingat akhir-akhir ini Handit tak pernah mengusiknya lagi, Handit benar-benar tak meliriknya sama sekali, Handit menepati ucapannya. Gina tau ini permintaannya tetapi sakit sekali melihat Handit mengabaikannya.
"Gina, kamu liatin apa sih??" tanya Tara lugu, padahal ia tau sedari tadi Gina memperhatikan Handit dari sini.
"Ahh liat itu, orang pacaran" jawab Gina.
"Kamu bohong Gina, aku tau kamu liatin Handit. Aku tau hati kamu cuma buat Handit" batin Tara mengatakan apa yang sebenarnya.
"Kamu suka liatin orang pacaran ya?" tanya Tara polos.
"Nggak seberapa"
"Tapi suka kan?? Dosa tau liatin orang pacaran tuh" ucap Tara. Gina mengerutkan keningnya menatap Tara heran.
"Kalo pacaran?"
"Sama aja tetep dosa"
"Kalo gitu pacaran aja, sama-sama dosanya kan?" kali ini Tara mendekatkan kepalanya ke Gina.
"Kamu ajakin aku pacaran??" bisik Tara.
"Dihh enggak, PD amat sih lu"
"Terus kamu mau pacaran sama siapa coba??"
Gina diam, "Sama aku kan??"
"Ckk, Oke lo mau nggak pacaran sama gue??" tanya Gina terkesan seperti paksaan. Tara tersenyum lucu mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride (Tamat)
Romance(COMPLETE) "Enggak, pokoknya kamu harus nikah sama aku" ucap cewek berparas tomboy yang sudah mengenakan kemeja putih tak lupa peci yang melekat dikepalanya. ... "cepetan nikahin aku" perintah Tasya kepada salah satu temannya yang ia anggap sebagai...