26

169 21 0
                                    

Ternyata cinta itu kuat ya? Udah disakitin tapi masih aja Cinta
.
.
.

Terduduk diatas batu karang mengamati dua remaja yang sibuk melukis sesuatu diatas pasir. Gina dan Tara duduk dibatu yang sama meski sama-sama diam setelah kejadian tadi. Entahlah mendadak keduanya menjadi begitu canggung, tak tau sampai kapan kecanggungan ini akan berlangsung.

"Makan es cream enak kali ya" guman Aldi seraya mengedipkan sebelah matanya kepada Ival. Ival melirik Gina dan Tara yang hanya diam sedari tadi sebelum ia mengangguk setuju.

"Pak boss bu boss, kita mau beli es cream nitip nggak" tawar Aldi.

"Gue satu"

"Aku satu" jawab Gina dan Tara secara bersamaan. Mereka saling lirik sejenak sebelum kembali membuang pandangan.

"Oke, beress" jawab Aldi seraya menarik Ival agar segera pergi meninggalkan pak boss dan bu bossnya.

Kini suasana kembali hening dan canggung. Kenapa jadinya seperti ini?? Tau gini Gina nggak akan cium Tara. Sekarang apa yang harus Gina lakukan??

"Tarr" panggil Gina sebagai awal. Tara menatap Gina yang hanya menatap lurus kedepan.

"Gue minta maaf"

"Soal apa kamu minta maaf?" tanya Tara karena memang ia tak tahu maksut Gina.

"Soal tadi"

"Tadi yang mana?"

"Yang tadi?"

"Yang tadikan banyak, kamu ng-"

"Soal gue cium lo tadi" potong Gina cepat. Tara tersenyum mendengarnya, "Harusnya aku nggak bisa maafin kamu" jawab Tara.

"Kok gitu?"

"Soalnya itu yang pertama"

Apa??

Yang pertama?? Gina menggelengkan kepala tidak percaya. Bagaimana ada seorang cowok tidak pernah ciuman??

"Tapi karena kamu calon istri aku, jadi aku maafin kamu" Gina diam merenungkan apa yang sudah ia lakukan. Tara benar-benar orang baik, dia ciuman saja tidak pernah, sedangkan Gina? Seluruh tubuhnya pernah disentuh orang. Ya Tuhan apakah Gina pantas mendapatkan orang sebaik Tara??

"Gina, kamu beneran mau kan jadi istri aku?" tanya Tara. Kini Gina balik menatap Tara ragu.

Tara orang baik sedangkan Gina??

"Aku butuh kepastian dari kamu secepatnya Gina" Gina diam, apa yang harus ia katakan?

"Tar, gue masih punya Aksa, gue nggak bisa ingkar janji gue" Tara meraih kedua tangan Gina menatap Gina penuh harap.

"Aku tau, aku akan bantu kamu cari Aksa. Dan aku akan minta izin ke Aksa, aku yakin kok Aksa akan kasih kamu ke aku. Aku dijodohin sama ayah aku Gina, aku harus bawa kamu ketemu ayah secepatnya sebagai bukti penolakan dari aku" ucap Tara memohon, berharap Gina akan menyetujuinya.

"Tar, mungkin pilihan ayah lo itu yang terbaik buat lo. Gue nggak akan bisa ambil hati orang tua lo, gue bukan cewek baik-baik Tar" tolak Gina dengan alasan yang sekiranya tidak menyinggung perasaan Tara.

"Gina, ayah aku pasti suka sama kamu Gina. Kamu cuma perlu ketemu ayah sebentar aja, please Gina aku nggak mau dijodohin" mohon Tara begitu berharap.

Gina menggelengkan kepalanya pelan dan mengalihkan pandangannya, perlahan Tara mencium punggung tangan Gina cukup lama. "Aku mohonnn banget sama kamu, cuma kamu harapan terakhir aku"

Kini Tara menintikkan air matanya. Ia benar-benar tak mau kehilangan Gina, tetapi sel darah putih didalam tubuhnya sudah terlalu banyak, dan akan sulit untuk menyembuhkannya.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang