22

181 22 1
                                    

Mobil yang Tara kendarai berhenti tepat didepan rumah bernuansa biru muda. Seorang cowok berseragam abu-abu berjalan mendekat dan berlalu masuk kedalam mobil. Tara kembali menginjak gasnya saat cowok itu sudah duduk disampingnya.

Pagi ini Gina kembali sekolah meski ia harus tetap duduk dikursi roda, tetapi selagi masih ada Tara disisinya, Tara akan senantiasa menjadi kakinya untuk sementara.

Suasana didalam mobil begitu hening. Ival dan Tara sama sama diam tak bersuara sedikit pun, sampai dimana mobil yang mereka tumpangi berhenti karena lampu merah.

"Tar" Ival mulai angkat bicara.

"Kenapa??"

"Gue mau nanya sesuatu, tapi lo harus jawab jujur" jawab Ival begitu serius. Tara mengerutkan keningnya bertanya, sejak kapan Ival bisa bicara seserius ini??

"Maksut lo deketin Gina buat apa?? Lo mau sakiti dia juga kaya Handit???" Tara mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan pertanyaan yang Ival lontarkan.

"Sakiti?? Sakiti gimana?? Aku heran deh sama kamu, aneh tau nggak" jawab Tara yang memang ia tak tau apa yang Ival pertanyakan saat ini.

"Justru gue yang heran sama lo. Nggak habis pikir sama otak lo" serkas Ival terkesan tidak bersahabat dengannya.

"Kamu ngomong apa sih? Aku nggak tau yang kamu maksut Ival" Tara kembali melajukan mobilnya.

"Alah nggak usah pura-pura nggak tau deh lo. Gue tau kok lo udah punya tunangan dan dua minggu lagi lo bakalan nikah, tapi dengan enaknya lo masih disini sok sok deketin Gina, sok sokan perhatian sama Gina. Jijik gue liatnya"

Deg

Dari mana Ival tau soal itu??

"Mendingan mulai sekarang lo nggak usah perlakuin Gina lebih, kalo lo mau temenan ya temenan aja sewajarnya. Gue nggak mau nantinya Gina berharap lebih sama sikap manis lo dan berujung bikin dia sakit hati" Tara menepikan mobilnya dan menatap Ival yang menatapnya dengan sorot kebencian.

Tara mencoba meraih lengan Ival namun segera ditepisnya. "Val dengerin penjelasan aku dulu, aku bisa jelasin semuanya"

"Apa lagi yang mau lo jelasin ha?? Lo mau jelasin kalo lo sayang sama Gina, iya?? Basi cukkk cukk" maki Ival. Mungkin ini saatnya Ival tau yang sebenarnya.

"A-aku Aksa Ival, temen kecil Gina"

Deg

Ival tersentak kaget mendengarnya, Aksa temen kecil Gina?? Ival menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan kenyataan ini.

"Aku Aksa Ival, Aksara Dirgantara" Ival tercenggang mendengar nama itu, mengapa ia tak pernah memikirkan nama panjang Tara yang menyangkut nama Aksa disana? Dasar Ival.

"Tujuan aku datang kesini, mau jemput Gina untuk batalin perjodohan itu" jelas Tara seraya kembali melajukan mobilnya. Ival masih diam tak bergeming. Ia terlalu syok dengan kenyataan ini.

"Kalo lo nggak mau harusnya lo bisa nolak, nggak perlu sampai tunangan segala" protes Ival tidak terima. Tara menghela napas berat.

"Udah, dan ayah aku kasih aku waktu 1 bulan buat bawa Gina ketemu sama ayah. Sekarang waktu aku tinggal 2 minggu lagi, aku nggak tau mesti kaya gimana lihat kondisi Gina yang kaya gini" Tara kembali menghela napasnya berat. Kenapa hidupnya harus serumit ini??

Ival tersenyum sendu menatap Tara iba, "lo harus tetep semangat, gue akan bantu lo buat dapetin hati Gina"

"Tapi jangan ngomong ke Gina kalo aku Aksa ya?"

"Siap pakboss" Ival mengangkat tangannya mamberi hormat kepada Tara. Tara tersenyum senang mendengarnya, sekarang ia ada teman yang akan membantunya, semoga saja ia bisa mendapatkan Gina lebih cepat dari targetnya.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang