7

352 36 5
                                    

Perlahan Gina mulai tersadar, dan membuka matanya yang masih terasa berat. Ia menatap sekitarnya lalu ia menangkap sosok yang tersenyum khawatir kepadanya "Oma?"

"Tara?"

Gina berusaha untuk bangkit dari tiburnya

Brukk

"Ya Allah, kamu tiduran aja dulu ndukk" tutur Oma saat Gina kembali terjatuh. Gina menghela napasnya pelan.

"Oma, tadi yang bawa Gina kerumah siapa?" Tanya Gina kepada Omanya, Oma Raya justru mengerutkan kaningnya dalam. Apa Gina tak melihat keberadaan cowok berkaca mata disampingnya ini, sampai ia menanyakan siapa yang membawanya kesini.

Oma Raya menatap Tara yang terlihat biasa saja meski pertanyaan Gina barusan menunjukkan jika Gina tidak menganggap dirinya ada. Tara mengukir senyum manisnya kepada Oma Raya.

"Saya Tara Oma" ucap Tara memperkenalkan dirinya, seolah-olah Oma Raya menanyakan namanya.

"Kamu bisa panggil saya Oma" balas Oma Raya tak kalah Ramah. Tara kembali mengukir senyum manisnya,  seraya membenahi posisi kacamatanya.

"Oma tadi yang bawa Gina kesini siapa?" ulang Gina ketika ia merasa dikacangin oleh Omanya.

Ding dong ding dong

Tiba-tiba saja suara bel menggema disetiap penjuru ruangan. Membuat mereka bertiga sedikit terkagetkan, Oma Raya bangkit dari duduknya.

"Oma tinggal dulu sebentar, kamu Tara jagain Gina ya"  pesan Oma kepada Tara seraya memberikan senyum manisnya kepada Tara.

"Siap Oma" jawab Tara dengan antusias. Oma mulai berjalan keluar kamar meninggalkan mereka berdua dan sekarang hanya tersisa mereka berdua dengan keadaan saling tatap. Gina yang menatap Tara tajam sedangkan Tara membalas tatapan Gina dengan senyum lebarnya.

"Lo kan yang bawa gue pulang?" serkas Gina ketika merasa Omanya sudah jauh dan tak akan mendengar pembicaraan mereka berdua. Tara menganggukkan kepalanya antusias, tak lupa dengan senyum yang selalu terpancar diwajahnya.

Gina berdecak "harusnya lo jangan bawa gue pulang, gue nggak mau bikin Oma khawatir dan jatuh sakit" jelas Gina membuat senyum Tara pudar, ia menunduk dalam. Tara tak tahu.

"Maafin saya mba-"

"Gina, panggil gue Gina" potong Gina cepat seraya berusaha untuk duduk, tetapi tiba-tiba pening melanda. Kepalanya terasa berdenyut hebat, tubuhnya kembali terbanting keatas kasur.

Brukk

"Mbak, mbak nggak kenapa kenapa kan?" tanya Tara secara reflek.

"Gina, panggil gue Gina. Gue udah bilang berapa kali sih sama elo"

"Iy-ya, maaff" ucap Tara takut dan penuh penyesalan.

Gina memejamkan matanya sejenak dan memijit keningnya yang masih berdenyut. Tara terdiam menatap Gina yang terlihat menahan pening dikepalanya. Gina kenapa?

"Ngapain sih lo masih disini? Mendingan lo pulang sana" usir Gina tanpa memikirkan perasaan Tara sama sekali. Tara menunduk dalam dan bangkit dari duduknya.

"Ya udah Gin-na aku pulang dulu"

"Ya udah pulang sana" jawab Gina dengan nada yang cukup tinggi. Tara semakin menundukkan kepalanya dalam seraya membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu.

"Tar, lo kenapa?" tanya Gina berusaha bangkit dengan susah payah.

"Aku mau pulang Gina" jawab Tara untuk yang pertama kalinya dengan lancar. Gina merasa sedikit menyesal sudah berkata kasar kepada Tara, mungkin Tara sekarang benar-benar sakit hati dengannya.

My Bride (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang