Happy reading😍😚
"Lo jangan jauh jauh dari gue" pinta Gina seraya menarik Tara agar tak jauh-jauh dari dirinya.
Tara tersenyum simpul melihat pergelangan tangannya yang digenggam Gina kuat. Tara jadi teringat masa kecilnya dulu, dimana Tasyanya selalu menggenggam pergelangan tangannya dengan alasan agar tidak hilang, meski sebenarnya ia tidak akan hilang.
Gina melirik Tara yang terlihat senyum senyum sendiri.
"Nggak usah kepedean deh lu, gue cuma nggak mau Handit punya mainan baru" ketus Gina seraya menghempaskan tangan Tara begitu saja. Hati Tara terasa sedikit kecewa, tetapi ia segera kembali mengukir senyum manisnya.
"Mbak peduli ya, sama saya sekarang" ucap Tara dengan semangat, sedangkan Gina hanya memutar bola matanya malas seraya mempercepat langkah kakinya.
"Mbak, jangan cepet-cepet jalannya"
"..."
"Mbakk"
"..."
"Mba-"
"Iiihhh Lo bisa nggak sih panggil gue pake nama aja, gue risih tau nggak dengernya mbak mbak, emang gue mbak Lo" serkas Gina begitu kesal, dan kembali melangkahkan kakinya.
"Mbakkkkk" teriak Tara karena Gina berjalan begitu cepat, ia tak bisa mengejarnya, kakinya tak memungkinkan untuk berjalan cepat.
"..."
"Ginaaaaaaaa" teriak Tara kali ini membuat Gina menghentikan langkahnya. Tara segera mempercepat langkah kakinya untuk menyusul Gina.
"Kaki saya sakit mbak, jangan cepet-cepet jalann-"
"Kenapa Lo nggak bilang?" Potong Gina cepat tanpa membalikkan badan untuk menatap lawan bicaranya.
Tara terdiam begitu saja, ia bingung harus menjawab apa. Jujur, ia tak memberitahu Gina karena ia tidak ingin jika nantinya ia diminta untuk tetap di UKS saja.
Gina membalikkan badannya saat dirasa tak ada jawaban apapun dari Tara. "Kenapa tadi nggak bilang?" Tanya Gina lebih lembut seraya menatap kedua kaki Tara yang terlihat baik-baik saja.
"Gue anter ke UKS" Gina melangkahkan kakinya dengan arah yang berlawanan, alias arah kembali ke UKS.
"Nggak usah mbak, saya nggak papa kok"
"..."
"Mbakkk saya nggak papa mbak"
"Kalo sakit di UKS aja. Ada Bu Lia yang jaga"
"Saya nggak papa mbak, cuma sakit dikit kok. Nanti juga sembuh" Tara tak mau di UKS, karena ia lebih suka dekat dengan Gina, karena Ginalah obat yang paling ampuh baginya. Gina menghembuskan napas pasrah, kembali membalikkan badannya dan menghentak-hentakkan kaki kesal.
"Terserah"
***
"Mbak mau kekantin?" Tanya Tara seraya membereskan buku-bukunya. Sedangkan Gina mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam tasnya.
"Nggak"
"Kalo gitu, mbak mau makan apa? Biar saya yang beliin"
"Eh punya asisten baru nih bubos" sahut Ival ketika melihat Tara yang begitu peduli dengan Gina. Tara tersenyum ramah kepada Ival seolah-olah kata-kata Ival tadi tak merendahkan harga dirinya.
"Enak ya bubos sekarang ada yang merhatiin, nggak kaya kita yang masih jomblo sampe sekarang" sambung Aldi seraya menaikturunkan alisnya. Gina menatap kedua sahabatnya sebentar lalu mengorek seputung rokok yang sudah diapit oleh bibir mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride (Tamat)
Romance(COMPLETE) "Enggak, pokoknya kamu harus nikah sama aku" ucap cewek berparas tomboy yang sudah mengenakan kemeja putih tak lupa peci yang melekat dikepalanya. ... "cepetan nikahin aku" perintah Tasya kepada salah satu temannya yang ia anggap sebagai...