Duk.... Hanna terbaring di atas kasur dengan kondisi mata yang membuka menatap langit-langit. Mulutnya juga sedikit menganga. Benaknya masih tertinggal di gerbang Sekolah dan belum kembali ke tubuhnya. "Huh?" Hanna masih mencoba menyusun kejadian-kejadian yang terjadi. "Jadi si Rangga nembak aku...?" Hanna berkedip-kedip. Iapun mencoba mengingat dengan jelas kejadian di Gerbang Sekolah tadi, sekaligus menyusun kepalanya yang terpencar menjadi puzzle.
Setegah jam yang lalu.
"Ja- Jadi pacarmu!?" Hanna terbelalak. Disaat Ibu Risa tadi memperingatinya untuk cari pacar selain Rangga, sekarang, cowok berwajah kesal itu justru berdiri di depannya sambil menjulurkan tangan dan mengajaknya pacaran.
"Iya. Aku tahu kondisimu dari Ibu Risa. Kita sama-sama dalam bahaya kalau belum dapat pacar. Jadi, bagaimana kalau kita bekerja sama?" Rangga sekali lagi menggerakkan tangannya yang mengajak jabat tangan."Tu- Tunggu dulu!" Hanna melangkah mundur sedikit sambil menekan jidatnya. "Memang iya aku bisa enggak lulus kalau belum dapat pacar, tapi apa maksudmu kerja sama?"
Hah... Bahu Rangga menurun. Wajahnya yang berekspresi kesal berubah menjadi ekspresi malas karena cewek di depannya ini begitu lemot untuk menyambung. "Kerja sama. Artinya kita pacaran hanya untuk dan sampai kita lulus. Pura-pura pacaran. Ngerti enggak?"Hanna merengut dan menghisap bibir. Pura-pura pacaran!!!? Jadi tadi si Rangga cuma nembak pura-pura saja!? Jangankan diajak pura-pura pacaran, diajak pacaran beneran saja Hanna selalu menolak. Gadis itupun melirik sedikit ke arah parkiran motor sekolah. Di sana ada sosok Rendy yang sedang menghidupkan motornya, lalu di belakang, Ghita sudah siap untuk naik membonceng. Bibir Hannapun semakin mengkerut dan merengut. Jika dia harus menjalin kasih, maka batinnya hanya ingin bersama satu orang saja. Dia tidak bisa membayangkan menjalin sebuah hubungan dengan seorang cowok yang tidak ia sukai padahal ia sendiri menyukai orang lain.
Untuk pacaran, aku juga harus menyukai orang itu. Dan.... Saat ini, yang kusukai adalah... Rendy. Dengan pola pikir seperti itu, Hanna terus berputar-putar di tempat tak menemui jalan keluar. Ia hanya ingin menjalin kasih dengan Rendy, tapi kapten ekskul basket itu sendiri adalah kekasih orang lain. Begitu terus diputar-putar sepanjang kehidupan Sekolahnya. "Hei. Kamu lagi suka sama seseorang?" Pertanyaan Rangga membuat Hanna bergidik. Tepat sekali menusuk dadanya saat gadis itu sedang ngelamun memikirkan Rendy.
"Ke- Kenapa memangnya tanya-tanya?""Asal kamu tahu, aku tidak menyukaimu atau apapun." Rangga yang mengucapkan itu dengan santai membuat Hanna hanya berkedip-kedip sambil mengangguk ringan.
"O...ke. Terus?"
"Apa yang akan kita lakukan nanti cuma sandiwara. Jadi, kalau misalkan kita berhasil pacaran dengan orang yang kita suka, maka kerjasama ini berakhir. Kalau enggak bisa, ya sudah kita pertahankan sampai lulus. Mengerti enggak? Ini semacam rencana cadangan.""Mmmhh.." Hanna menggaruk kepalanya. Gadis itu memang lambat dan tidak terlalu mengerti. "Jadi kalau misalkan aku ditembak atau nembak cowok yang kusuka dan berhasil, kita putus begitu? Kalau enggak berhasil setidaknya kita tetap lulus karena sudah memenuhi syarat harus pacaran?" Rangga mengangguki pernyataan Hanna.
"Makanya aku tanya kamu ada suka sama seseorang enggak?"
"Ya.... Ada sih." Hanna menunduk sambil mengintip ke arah Rendy yang sekarang memacu motor melewati mereka.
"Terus kenapa kamu sekarang masih jomblo? Pasti bertepuk sebelah tangan ya?"
"Ughh!!" Bahu Hanna langsung menaik ketika ucapan Rangga benar-benar tepat meremukkan hatinya."Berisik!" Seru Hanna yang sempat mengkerutkan alis menatap Rangga tapi nyalinya langsung ciut ketika melihat wajah Rangga yang marah-marah. "Me- Memangnya kenapa? Kamu sendiri masih jomblo karena bertepuk sebelah tangan jugakan!?"
Rangga menggeleng dengan mulut mememble mengolok Hanna. "Enggaklah. Kamu pikir aku sama kayak kamu?"
"Ggggrrrhhh!!!" Hanna yang gemas mengepalkan tangan dan meremas roknya, tapi begitu Rangga kembali menatapnya nyali cewek itu langsung ciut dan dia langsung mengalihkan pandangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LATIHAN PACARAN
Romance(21+) Jomblo = Tidak lulus Sekolah. Bagaimana jadinya kalau salah satu syarat untuk lulus sekolah adalah tidak boleh jomblo? Hanna dan Rangga, dua remaja yang membenci peraturan konyol Sekolah mereka itu terpaksa pura-pura berpacaran demi lulus dari...