First Kiss

16.2K 379 21
                                        

"Hmmm..." Hanna menyipitkan mata menatap kursi bioskop. Dirinya ragu, dia tak pernah pergi berdua cowok kalau nonton begini. Selalu bersama Ghita, atau kalau kepepet, dia pergi sendirian. Makanya, gadis itu agak sedikit bingung.
"Ngapain? Jangan ngalangin jalan. Cepet duduk." Ucap Rangga yang tanpa ragu langsung duduk saja di kursi. Tck! Hanna mendesis sebentar lalu ikut duduk di sebelah cowok kampret itu.
Film masih belum dimulai. Masih iklan-iklan, dan beberapa pengunjung masih berdatangan. Duk... Di sebelah Hanna duduk seorang Om-om. Hanna lantas menelan ludah. Ia takut dengan Om-om brewokan di sebelahnya, makanya ia terpaksa menggeser pantat menjadi lebih dekat ke sisi Rangga. Untungnya, cowok itu tak ada komentar sama sekali, dan fokus menatap layar.

Lampu mulai meredup, membuat suasana remang-remang. Film sudah dimulai, memasuki babak pertama pengenalan tokoh-tokoh dan masalah percintaan yang mereka hadapi. Salah satu adegan memperlihatkan pemeran utama perempuannya merasa senang berpegangan tangan bersama seorang lelaki. Hannapun jadi terbawa suasana dan berwajah merah. Ya ampuuuunnn!!! Sweet banget!!!! Tuk... Tiba-tiba Rangga mengangetkan Hanna, cowok itu menjentikkan telunjuknya ke tangan Hanna. "Aww...." Hanna meringis sedikit sakit. "Apaan!?" Ngapain lagi cowok kampret ini? Ganggu aja!
"Mau ikutan kayak itu enggak?" Angguk Rangga ke layar bioskop, menyuruh Hanna melihat lagi adegan pegangan tangan yang sedang dipertontonkan.

"B- Buat apa!? Jangan bilang kalau kamu nyari kesempatan!? Ingat ya! Kita itu bukan pacar asli!" Seru Hanna yang langsung menutup mulutnya, karena tak sadar sudah keceplosan bersuara terlalu nyaring, sampai orang yang duduk di depannya hampir menoleh ke belakang.
"Justru itu." Sahut Rangga yang membuat Hanna mengkerutkan alis tak mengerti.
"Huh?"
"Di sini, kita bisa latihan pegangan tangan next level. Kalau di perpustakaan kemarinkan level awal? Nah sekarang level selanjutnya. Lihat saja orang pacaran di sana." Rangga menganggukan kepala menyuruh Hanna melihat sepasang kekasih yang ada di bawah mereka dan ternyata, Om-om di sebelah Hanna juga datang bersama wanita muda dan sedang bermesraan mengikuti adegan romantis di film. "Ini saat yang tepat buat latihan di simulasi dunia nyata."

"Huh?" Hanna melongo, sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Rangga. Mata gadis itu berkedip-kedip cepat. Ia jadi tidak sadar kalau sudah kehilangan fokus untuk menonton film, gara-gara perhatiannya terpusat pada Rangga. Cowok itu kemudian membalik telapak tangannya, mengajak Hanna untuk mengambil tangannya dan berpegangan tangan seperti biasa. Hanna sempat terdiam beberapa detik. Ya... Enggak ada bedanya juga sih, pegangan tangan di sini dan di perpustakaan. Grab... Hanna menerima ajakan Rangga, dan setelah itu lanjut menonton film.

Aneh. Aneh. Aneeeehhhhh!!!!!! Gadis itu mulai sedikit gelisah. Wajahnya memerah. Walaupun ia merasa sudah terbiasa saling bergenggaman tangan dengan Rangga di perpustakaan sampai berjam-jam, begitu di sini, Hanna bingung kenapa dia jadi gugup begini? Seolah-olah baru pertama kali bergenggaman tangan dengan Rangga. Aneeehhh!!! Aaaaa!!! Apa sih!!? Apa karena di filmnya, tokoh utamanya juga sedang pegangan tangan? Ya! Mungkin itu!

Film kemudian masuk ke babak selanjutnya. Hah.... Hanna menghembuskan nafas panjang, merasa lega bisa beristirahat sejenak ketika tensi film mulai melonggar dan kedua tokoh utama itu tidak berpegangan tangan lagi. Kenapa rasanya masih aneh.... A- Apa karena aku belum pernah ke bioskop berduaan dengan cowok lalu pegangan tangan begini?
"Tanganmu keringatan." Celetukan Rangga membuat Hanna bergidik kaget.
"E- Enak saja! Itu tanganmu!" Seru Hanna tidak terima.
"Itu tanganmu." Rangga menggelengkan kepalanya. Cowok itu kemudian mengangkat tangan satunya, mau membuktikan kalau tangannya tidak keringatan.
"I- Itu enggak membuktikan apa-apa!!!!!"

Sssssttttttt!!!! Hanna yang berbicara nyaring akhirnya membuat orang yang ada di depannya kesal, sampai berbalik menatap tajam dan mendesis. "Ehehe..." Hanna mengangguk meminta maaf.
"Jangan berisik. Lihat? Kamu ditegur orangkan jadinya?" Ucap Rangga yang membuat Hanna langsung melotot murka. Graaaaaa!!!!! Rasanya ia ingin berteriak dan memakan kepala Rangga bulat-bulat, tapi kalau ia melakukannya ia bakal membuat seisi bioskop memarahinya. Sabar... Sabar.... Tahan emosi.... Kamu pasti bisa Hanna....

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang