Lagu Untuk Siapa

9.9K 309 32
                                    

Tuutt.... Tuuttt... "H- Halo Ma?" Akhirnya, setelah berkali-kali mencoba menelpon, teleponnya diangkat juga oleh Sang Mama.
"Apa? Kenapa kamu belum pulang!? Ini sudah jam berapa!?" Seru Mama Hanna. Memang benar, sekarang sudah maghrib. Padahal, Hanna sudah mencoba menghubungi Sang Mama sejak tadi sore.
"A- Anu Ma.... Hanna pergi jalan dulu ya...."
"Sama siapa?" Tanya Mama Hanna ketus. Tampaknya, wanita itu sebal ditambah khawatir.
"R- Rangga....." Mendengar kata Rangga, Mama Hanna terdiam sejenak. "D- Dari tadi Hanna coba nelpon Mama buat minta izin, tapi Mama enggak pernah ngangkat...."

Hah.... Hembusan nafas berat Sang Mama terdengar dari telepon. Saking beratnya, bahkan sampai terasa keluar dari microphone. "Ya sudah. Jangan kemalaman."
"Hehe... Iya Ma..." Jawab Hanna cengengesan.
"Mentang-mentang lagi dimabuk cinta ya! Nanti suruh Rangga tanggung jawab buat ngantar kamu pulang!"
"Oh iya, kalau itu pasti Ma. Hehehe...." Bip... Teleponpun dimatikan. Hah...., Kali ini, Hanna yang menghembuskan nafas panjang. Lega bukan main karena dirinya sudah diizinkan pulang telat oleh Sang Mama.

"Gimana?" Tanya Rangga yang sekarang duduk di tepi kasur.
"Aman." Jawab Hanna mengipasi seragamnya seperti tukang sate. Gara-gara tadi siang seragamnya basah lengket-lengket disembur Rangga, Hanna tadi mencuci baju terlebih dahulu dan sekarang sedang berusaha mengeringkan seragamnya dengan menaruhnya di depan kipas angin. Karena belum kering-kering juga sampai maghrib, Hannapun mulai panik dan akhirnya menelpon Sang Mama, minta izin pulang agak telat karena sepertinya seragamnya baru akan kering pas malam hari.

"Mmmm..." Hanna menunduk. Dirinya saat ini memakai hoodie milik Rangga yang jelas saja kebesaran. Semburan Rangga tadi siang mengotori seluruh pakaiannya, dari luar hingga ke dalam. Makanya, saat ini yang digantung dan dikeringkan mulai dari kemeja seragam, rok, sampai ke bra dan celana dalam Hanna. Gadis itupun menggigit bibir dan memerah malu, menggantung pakaian dalamnya di rumah seorang cowok. Tapi apa boleh buat. Jika tidak dicuci, baunya akan ketahuan dan Sang Mama pasti akan bertanya-tanya. "Gara-gara kamu ni!" Seru Hanna.
"Y- Ya gimana ya...." Rangga juga kebingungan menggaruk-garuk kepalanya.

Hmph.. Hmph... Hanna mendengus mencium hoodie kebesaran yang saat ini satu-satunya menutupi tubuhnya. Bau.... Rangga. Blush... Gadis itu semakin memerah. Rasanya, memakai baju milik Rangga membuat Hanna merasa menyatu dengan cowok itu. Belum lagi di balik hoodie lembut itu langsung kulitnya tanpa apa-apa lagi. Gulp... Hanna melihat penampilannya di cermin yang ada di kamar Rangga. S- Saat ini aku cuma pakai hoodie saja... Tingga tarik maka aku sudah enggak pakai baju... T- terus kami juga cuma berduaan di kamar Rangga.... Kalau cowok kampret ini mulai berpikiran aneh-aneh lalu menerkamku.... Bagaimanaaaaaa!!!!!? Hanna bergidik larut dalam pikirannya sendiri.

Srek... Tiba-tiba Rangga bangkit dari kasur dan mulai berjalan ke arah Hanan. "E- Ehh!!? Kamu mau ngapain!!?" Seru Hanna panik mengangkat tangan dan menarik hoodie agar lebih panjang menutupi bagian bawahnya. "A- Aku enggak bawa pengaman!!!!"
"Hah? Apanya?" Rangga mengkerutkan alis tidak mengerti. Cowok itu menunduk di sebelah Hanna lalu menyentuh seragam Hanna, mencoba memeriksa kondisi seragam gadis itu setelah dicuci tadi. "Masih sedikit basah ya.... Kalau enggak ada matahari memang susah kering."
E- Eh!? Jadi dia cuma mau meriksa seragamku!? Halahh... Kirain mau yang.... Mantap-mantap. Srek... Hanna juga ikut mengagkat tangan, memeriksa sekali lagi kondisi pakaiannya. "Iya. Bh sama celana dalamku masih basah." Hanna terdiam sejenak. "E- Eh!!!? M- Maksudku rokku masih basah!!!? Belum kering!!!!" Gadis itu auto berwajah merah, sama seperi Rangga gara-gara hal tadi.

Kruugg... Perutpun berbunyi lapar. Rangga lebih dulu berbunyi disusul Hanna yang juga ikut memegang perut. Ini memang sudah memasuki jam-jam makan malam. Keduanya lalu saling pandang menyatukan pikiran. "Aku enggak punya apa-apa di sini buat di masak. Mau pergi keluar aja enggak?"
"Kamu gila!!!?" Seru Hanna nyaring. "Kamu engga lihat sekarang... Ak- Aku cuma make hoodie doang!?" Srek... Srek... Hanna menarik-narik hoodie biar lebih panjang menutupi pahanya.
"Y- Ya sudah? Itu pakai celanaku." Angguk Rangga ke lemari.
"Enggak!" Seru Hanna nyaring sampai sedikit berteriak.
"Lah kenapa?" Ranggapun menaikkan bahu, bingung.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang