Kami Sekamar!!!?

13.7K 352 24
                                    

Mata Mama Hanna menyipit menatap Rangga yang saat ini duduk di hadapannya. Wanita mirip Hanna itu dengan tegas melipat kedua tangannya di depan badan. "Coba jelaskan, Tante tidak mengerti. Jadi, kamu, dan Hanna mau pergi liburan pakai paket bulan madu yang tidak jadi dipakai gurumu karena dia batal menikah?" Mama Hanna berkali-kali bolak-balik menatap Rangga dan Hanna sampai akhirnya, karena Hanna tidak menjawab Ranggalah yang menganggukan kepalanya.

Aduuhh!! Aku lupa!!! Ya jelas mesti izin Mama dululah!!!!? Memangnya aku sebebas apa jadi dibiarkan main pergi aja!? I- Itukan di luar kota!!!? Wajah Hanna mememerah, gadis itupun menggigit bibirnya. Ka- Kalau begini... Sepertinya enggak bakal dibolehin...

"Terus jelaskan, kenapa Tante mesti ngebolehin kalian berdua pergi?" Tatapan Mama Hanna lurus dan tajam, membuat Rangga yang biasanya banyak protes tertunduk diam seribu bahasa.
"K- Karena...."
"Karena kami enggak pergi berdua doang Ma!" Seru Hanna melanjutkan perkataan Rangga. Mendengar ucapan Hanna, Ranggapun terdiam berkedip-kedip dengan mulut yang masih menganga.

"Hmm..." Mama Hanna bergumam. "Terus tadi kenapa katanya kalian cuma pergi berdua!!? Lagian tiketnya cuma ada dua!" Wanita mirip Hanna itu menyeru sambil mengangkat tiket yang barusan diserahkan Hanna sebagai bukti kalau mereka serius bakal keluar kota memakai tiket itu.
"E- Enggak kok Ma... Kami pergi sama yang lain juga..." Hanna menunduk lalu meremas rok seragamnya. "Maksudnya berdua tadi... Karena kami pacaran jadi di sana pasti lebih sering berdua... Lagian ada pengawasnya juga kok!!!" Gadis itu kembali mengangkat kepala, menatap Sang Ibunda mantap.

Mata Mama Hanna menyipit dan kemudian terpejam. Hah... Setelah beberapa detik terlihat mengkerutkan alis berpikir, wanita itu kemudian membuka matanya kembali. "Oke." Hanna terbelalak, tidak percaya kalau barusan permintaannya disetujui. "Tapi Rangga!" Seruan Mama Hanna membuat Rangga bergidik kaget.
"I- Iya Tante!?" Jawab cowok itu gugup terbata-bata.
"Nanti di sana jagain Hanna. Dia agak lemot, nanti kesasar dan hilang lagi..." Pipi Hanna langsung mengembung dibilang begitu oleh Sang Ibu.
"Si....ap Tante." Rangga mengangguki sanggup.

Setelah beberapa hari lewat, akhirnya hari bulan madu itu tiba. Ibu Risa sengaja memesannya pas liburan panjang, sehingga Hanna dan Rangga bisa menikmati paket itu tanpa bermasalah dengan absensi. Sepertinya Guru BK itu juga berencana sengaja membeli saat tanggal liburan panjang biar dia juga tidak perlu cuti banyak-banyak seandainya ia jadi menikah dan bulan madu.

"Hm~ Hm~ Hm~" Hanna berdindam. Gadis itu sedang melakukan pengecekan terakhir terhadap barang-barang yang sudah ia kemas di dalam kopernya. Semua keperluannya sudah lengkap. Jelas saja, yang namanya cewek, meskipun perginya cuma beberapa hari, barang bawaan gadis itu sudah seperti mau pindah rumah dan hidup bersama Rangga. Hidup bersama Rangga... Huh? Gadis itu jadi kepikiran, benar juga adanya. Mereka bakal menikmati hari-hari ke depan cuma berdua saja, selayaknya pasangan yang benar-benar hidup bersama. Bwush... Wajah Hanna langsung mengukus membayangkan hal itu.

Tok.. Tok... "Hanna?" Mama Hanna mengetuk dan masuk ke dalam kamar Hanna.
"Iya Ma?" Sahut Hanna menatap Sang Ibunda. Mama Hanna terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Melihat Sang Ibu menyembunyikan sesuatu, membuat Hanna mengkerutkan alis. Penasaran dengan apa yang ada di punggung Mamanya itu.
"Hihihi..." Wanita mirip Hanna itu tampak cekikikan. "Mama punya hadiah buat liburanmu nanti..." Mama Hanna lalu menunjukkan apa yang disembunyikannya.
"Bi- Bikini!!!?" Seru Hanna kaget sampai melotot.
"Hmm! Hmm!" Mama Hanna mengangguk.

Wanita itu kemudian ikut duduk di lantai dan menyerahkan bikini putih itu ke Hanna. "Katanya kamu bakal main di kolam-kolam begitukan? Nih... Mama kasih baju renang yang manis biar Rangga makin klepek-klepek. Hihihi.." Wanita itu semakin cekikikan ketika putrinya yang menerima bikini darinya itu memerah sampai tak bisa berkata-kata seperti kaset kusut. "Terus.... Ini." Sret... Mama Hanna mengeluarkan sebungkus pengaman.
"Huh!!? M- Ma!? Itukan!!!?"
"Apa!? Kamu tahu ini apa!!!?" Mama Hanna sama-sama terkejut Sang Putri tahu, pengaman macam apa yang diserahkannya. "Jangan-jangan kalian sudah melakukannya ya!? Jadi kamu tahu ini benda apa!? Ngaku kamu!" Alis Mama Hanna mengkerut.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang