Bersih-bersih (?)

11.5K 313 10
                                    

"Hai Hanna!!!" Duk... Ghita menabrak Hanna dengan sengaja, menegur sahabatnya itu yang dari tadi berjalan seperti mayat hidup, ngelamun tidak memperhatikan apa yang ada di depannya.
"Eh!? Ghit...." Jawab Hanna kembali sadar. Tampaknya, rohnya yang tadi menjalar ke mana-mana memikirkan rencana yang akan ia lakukan nanti ke Rangga di rumah cowok itu sudah kembali. Membuatny fokus kembali.
"Lama enggak ngobrol ya! Hehehe... Kayaknya kamu sibuk banget sama Rangga jadi lupa sama aku..." Pipi Ghita mengembung ngambek. Tangan gadis itu juga mengambil lenga Hanna dan memeluk lengan sahabatnya itu kuat.
"E- Eh!? Enggak kok...." Tapi ya benar juga... Hanna tertunduk. Dulu, biasanya aku mengambil waktu Ghita dan Rendy untuk berpacaran, karena aku minta temani apa-apa ke Ghita... Tapi sekarang setelah ada Rangga... Kenapa isi kepalaku cuma cowok itu saja!? Sampai lupa sama Ghita...

"Jadi gimana hubungan kalian? Baik-baik saja?" Tanya Ghita yang masih erat memeluk lengan Hanna. Kedua gadis itu berjalan beriringan menuju kantin, karena memang saat ini jam istirahat.
"Baik."
"Sudah ngapain aja? Ada peningkatan enggak dari cium pipi?" Deg... Jantung Hanna langsung copot dan wajahnya memerah. P- Peningkatan!!!!? Hanna langsung teringat kejadian waktu mereka bulan madu kemarin, dan kemudian melihat bagaimana hubungan dia dan Rangga sekarang. Blush... Seperti teko yang memasak air mendidih, kepala Hannapun serasa berkukus. "Heee..." Ghita cekikikan melihat ekspresi Sang Sahabat. Hanya dengan sekali lihat, wajah Hanna yang memerah tersipu malu sudah memberikan jawaban. "Jangan bilang kalian sudah... Wikwik!?"

Mata Hanna terbelalak. "Be- Belum!!!!!!!" Seru Hanna nyaring.
"Hahaha!? Belum? Berarti kamu ada rencana buat begituan!?" Ghita tampak histeris riang. Gadis itu melepas pelukannya lalu berhenti di depan Hanna, mau melihat ekspresi sahabatnya itu. Dan Hanna yang malu-malu langsung buang muka.
"E- Enggaklah!!!"
"Maaasaaa~?" Goda Ghita mendekatkan kepalanya, membuat Hanna semakin memalingkan leher. "Sebagai sahabat dan sesama cewek, aku tahu apa yang ada dipikiranmu. Kalau berduaan sama cowok kayak Rangga, jangan-jangan kamunya yang agresif karena enggak tahan?"
"Mmmmm!!!" Hanna memejamkan mata erat sampai mengkerutkan alis, tidak mau menatap wajah Ghita.
"Bahahaha!!!" Ghita tertawa nyaring. Ngek... Ghita lalu mencubit pipi Hanna gemas. "Kalian cute banget siihhh!! Jadi pengen ngintipin waktu pacaran kayak gimana!"

Puk! Hanna menepuk tangan Ghita yang sembarangan mencubit pipinya. "Berisik! Memangnya aku pernah ngintipin kamu dan Rendy pacaran!?"
"Loh? Kan pernah?" Huh? Hanna terdiam mendengar jawaban Ghita. Bukan karena gadis itu tidak terima dituduh begitu, tapi Hanna kaget darimana Ghita tahu hal itu, kalau dulu dia beberapa kali mengintip Ghita dan Rendy yang sedang pacaran. Hanna terdiam membatu tak tahu harus bersuara apa, menjawab sahabatnya, Ghita yang saat ini cengengesan. "Hehehe..."

Gulp... Hannapun menelan ludah. Ma- Masa iya aku dulu ketahuan sama Ghita!? Enggak! Enggak! Dia pasti bercanda! Ya! Aku yakin! "Hmph! Maksudmu waktu aku kamu tipu jadi obat nyambun begitu!!!?" Seru Hanna menimpali. Ghitapun hanya cengengesan saja tidak merespon apa-apa. Membicarakan Ghita dan Rendy, Hannapun jadi teringat hasil skor tes tempo hari. Pasangan yang ia kira bakal mendapat nilai tertinggi, justru mendapat posisi bagian bawah. Hal itu sebenarnya membuat Hanna penasaran sejak pertama kali mengetahuinya, hanya saja, gara-gara paket bulan madu yang diberi Ibu Risa, Hanna jadi lupa karena kepikiran Rangga melulu. "Ngomong-ngomong... Kalian berdua gimana? Aku melihat hasil tes kalian kemarin..." Ucap Hanna pelan dengan nada lemas.

"Heeee!? Kenapa!? Kamu mau mengejek kami mentang-mentang nilaimu sama Rangga paling tinggi!?" Seru Ghita tampak mengkerutkan alis.
"B- Bukaaaannn!!!!"
Lambat laun, bibir Ghita yang tadinya tampak cemberut mulai tersenyum rileks, dan alis matanya kembali turun. "Kami enggak gimana-gimana. Kami memang kayak begitu." Jawab Ghita tersenyum lebar. Hanna yang tidak mengertipun memiringkan kepalanya. "Ayo Ah! Aku lapar!" Ngek! Lengan Hannapun ditarik Ghita menuju kantin. Perut mereka berdua sudah berontak tak karuan meronta-ronta.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang