Aku Bukan..... Pelarianmu

9.4K 305 21
                                    

Tut... Tut.... Rangga yang merasakan Hpnya bergetar di kantongpun berhenti. "Hanna?" Alis cowok itu mengkerut, bingung kenapa Hanna menelponnya lagi? Padahal baru saja ia mengantar gadis itu ke rumah Ghita. "Halo?" Rangga mengangkat teleponnya.
Hik... Hik... Hanna yang terisak membuat Rangga semakin bingung dengan apa yang sudah terjadi. "Ra- Rangga.... Hik..." Hanna yang masih terisak berusaha menyapu air matanya dan menenangkan diri. Tapi, bayang-bayang Rendy dan Ghita tadi masih menghantui kepalanya.
"Hei? Kamu kenapa? Kamu lagi nangis?" Rangga lalu mematikan mesin motornya agar ia bisa mendengar Hanna lebih jelas. "Apa yang terjadi?"

Hanna terdiam sejenak menggigit bibir, berusaha menahan isakannya agar bicaranya jadi lebih jelas. "Rangga.... Aku ingin pulang....."
"Kamu di mana? Di rumah Ghita?" Mendengar Hanna yang menangis dan minta pulang membuat Rangga mempersiapkan kembali motornya. Standar motorpun kembali dinaikkan.
"Mm..." Sahut Hanna singkat sambil mengangguk. Rangga tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi yang membuat Hanna jadi bertingkah seperti itu. Buktinya, ketika cowok itu juga sudah menanyai Hanna apa yang terjadi, tapi gadis itu tidak menjawabnya dan malah mengalihkan pembicaraan.
"Pasti ada sesuatu." Gumam Rangga menghidupkan mesin motor dan menyusuri kembali jalan yang telah ia lalui.

"Rangga!" Teriak Hanna memanggil Rangga yang hampir saja melewatinya. Hanna berjalan cukup jauh dari rumah Ghita untuk merenung dan menyendiri. Rangga yang sudah menjemput Hanna itupun bisa melihat kalau wajah gadis itu sekarang sudah sedikit bengkak, tapi isakannya telah berhenti. Kenapa Hanna ada di luar rumah Ghita? Batin Rangga ingin bertanya, tapi gadis itu langsung naik ke jok belakang Rangga dan memeluk cowok itu erat, sampai menempelkan kepalanya di punggung Rangga.
"Kamu mau pulang?" Hanna yang mendengar itu masih terdiam menempelkan wajahnya ke punggung Rangga. Hingga akhirnya, gadis itu menggeleng sambil tetap menempelkan wajahnya.
"Mm.... Aku mau.... Ke rumahmu dulu sebentar, bagaimana?" Rangga yang mengertipun mengangguk dan kembali menarik gas motornya.

Dalam perjalanan, cowok itu bisa melihat wajah Hanna dari spion. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir merah muda gadis cantik yang sedang memeluknya erat itu. Rangga juga bisa melihat, wajah Hanna terlihat murung menatap bumi dengan mata yang sayu untuk terbuka. Rasa penasaran ingin tahu apa yang telah terjadi hingga membuat Hanna seperti itu rasanya menggerogoti leher Rangga, tapi ia tahu, ia harus menunggu Hanna mereda dan mekar kembali sebelum ia bisa bertanya.

Begitu tiba di rumah Rangga, Hanna masih diam merapatkan bibir terduduk di atas kasur Rangga. Cowok itupun duduk di samping, setelah melepas jaketnya. Duk... Hanna langsung menyender ke dada Rangga dan sedikit membenamkan kepalanya di sana, ingin menghapus sisa-sisa tangisan yang kadang masih muncul kembali. Ranggapun terdiam berkedip-kedip, lalu mengelus-ngelus Hanna mencoba menenangkan gadis itu. Cup.... Rangga mencium kening Hanna dan kemudian memeluk erat gadis itu. Ada apa? Batin Rangga sekali lagi ingin bertanya kepada Hanna yang tiba-tiba jadi begini. Tapi, Cup... Belum sempat Rangga membuka mulut, Hanna lebih dulu mengangkat wajah dan mencium bibir cowok itu.

"Mmmhhh..." Hanna mendesah pelan. Wajahnya masih merah dan bengkak sehabis menangis. Tapi, tampaknya, setelah mencium Rangga, keadaan gadis itu menjadi lebih baik. "Mmmhhh...." Hanna memeluk dan mengelus wajah Rangga. Semakin lama bibir mereka besentuhan, tangan Hannapun semakin meraba wajah cowok itu.
"Mmh... Han?" Rangga menarik bibir, bingung kenapa Hanna tiba-tiba menciumnya. Dan, kebingungan itu semakin bertambah ketika Hanna diam saja, malah sekarang gadis itu melakukan sesuatu yang membuat Rangga terbelalak.

Hanna menggigit bibir dan mulai melepas bajunya. Srek... Gadis itu tampil hanya memakai pakaian dalam, dan sekali lagi menciumi Rangga yang kebingungan. "Mmmmhhh...." Duk... Badan Rangga didorong pelan hingga terbaring di atas kasur. Cowok itupun ikutan tertarik dengan aksi Hanna, dan mulai meraba gadis itu. "Mmmmhhh...." Hanna semakin mendesah dan menggeliat, ketika tangan Rangga mulai menjamah dan meremas dadanya. Gadis itupun membalas, mencari-cari sesuatu di dalam celana Rangga, dan begitu ia menemukannya, tangan Hanna langsung meremas kuat batang tegak itu.
"Mmhhh..." Keduanya sama-sama mendesah.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang