Apa Itu Cinta? (1)

12.3K 335 30
                                    

"Nngghh..." Rangga merasa wajahnya panas. Benar saja, karena sekarang matahari sudah bersinar masuk ke kamar villa mereka melalui jendela yang tak tertutup gorden. "Mggh..." Cowok itupun membuka matanya dan mendapati ada Hanna di depan wajahnya, lebih dahulu bangun tidur. Entah apa yang dilakukan gadis itu dari tadi. Yang jelas, begitu Rangga membuka mata, Hanna sudah menatapnya dengan wajah kemerahan.
"P- Pagi..." Sapa Hanna terbata-bata. Cup... Rangga tiba-tiba mencium bibir Hanna. "A- Ada apa?" Tanya gadis itu kaget. Baru saja bangun, cowok itu sudah main mencium bibirnya saja.
"Enggak... Bangun-bangun melihatmu membuatku ingin menciummu." Ucap cowok itu santai.
"A-!" Hanna tersendat. Gadis itu mau berucap kata, tapi tenggorokanta tiba-tiba tersendat gara-gara ucapan Rangga yang benar-benar tidak diduga-duga. Baru pagi-pagi buta begitu, Hanna sudah dibuat meledak.

Srek... Rangga lalu berbaring terlentang. "Ngg...Gghhh..." Cowok itu meregangkan semua persendiannya yang kaku. Lalu, saat Rangga terlentang seperti itu, Hanna yang melihat ke arahnya dibuat terbelalak ketika pandangan gadis itu fokus kepada sesuatu yang menyembul sesak di celana Rangga.
"W- WOI!!!" Hanna langsung bangkit dan duduk di atas kasur, lalu kemudian, Pak!!!! Dengan kencang, gadis itu menepuk gundukan menyembul di celana Rangga.
"AAAAAAADDDUUUHHHH!!!!!" Cowok itu langsung meringis kesakitan hingga tertungging-tungging. "NGAPAIN KAMU!!!!" Teriak Rangga.

"K- Kamu yang ngapain!!!??? Ke- Kenapa kamu... Keras begitu Hah!!!? J- Jangan bilang malam tadi setelah aku tidur kamu.... Ngelakuin hal yang aneh-aneh!!!!??" Hanna mengangkat tangan, menutupi tubuhnya. Matanya mulai berair. J- Jangan bilang kalau keperawananku sudah hilang tanpa kusadari!!??? Ka- Kalau cowok kampret ini mau macam-macam mestinya pas aku sadar biar aku bisa ngerasain!!! Eh!? T- Tunggu!!!!? Kenapa aku malah ngarepin begitu!!!!! Wajah Hanna memerah.
"Gghhh... Bego! Tiap pagi memang cowok itu selalu berdiri!!!" Rangga masih menungging. Tepukan Hanna tadi benar-benar membuat nyilu, bahkan, rasanya telinga Rangga sampai berdengung.
"B- Bohong!!! Aku enggak percaya!!!" Seru Hanna!
"Ya sudah!!! Cari aja di internet!!!!" Balas Rangga lebih nyaring lagi.

Hannapun bergegas mencari di internet tentang perdebatan mereka. Dan, begitu mengetahui jawabannya, tubuh gadis itupun memerah dari ujung kaki ke ujung kepala. "Ehehehe... Maaf... Kan aku panik dan enggak tahu... Ehehe..."
"Gghhh..." Rangga masih tertungging, dari pundaknya, terlihat kalau cowok itu sedikit gemetaran.
"S- Sakit ya? Ehehe..."
"Bego!" Seru Rangga masih tampak kesal. Hannapun hanya cengengesan.

Gulp... Gadis itu lalu menelan ludah dan menggerakkan jemari tangannya. B- Barusan... Walau cuma sekilas karena menepuknya, aku sudah... Menyentuh batang Rangga? Gulp... Hanna sekali lagi menelan ludah. Se- Segede dan sekeras itu!!!?
"Ughh... Ugghh..." Rangga masih meringis. Hannapun menyingkirkan guling lalu ikut menungging sedikit. Cup... Gadis itu kemudian mencium pipi Rangga yang gemetaran. "Maaf ya... Hehe.." Cup... Sekali lagi Hanna mencium pipi Rangga, sebelum gadis itu beranjak pergi dari kasur dan menuju kamar mandi.

Blam! Pintu kamar mandi geser ditutup. Hanna mengepal-ngepalkan tangannya. B- Barusan serius aku sudah megang batang Rangga!? Kyaaaaaa!!!!!!!??? Gadis itu menggeliat-geliat, merasa bebas mengekspresikan diri di kamar mandi. Merasa pengap, dan ingin segera mandi, Hanna lalu melucuti diri dari pakaian hingga tak berbusana sama sekali. Gadis itu lalu masuk ke ruang shower. "Eh?" Dari dalam, Hanna bisa melihat keluar, ke arah Rangga yang masih menungging. Kepala gadis itupun memiring. "Ooh!!!" Setelah mengerti sesuatu, Hannapun manggut-manggut. "Ini kaca satu arah ya!? Biar bisa melihat kondisi kamar tidur? Hmm..." Hanna manggut-manggut lalu mulai menyalakan shower.

Drsss... Air jatuh menimpa Hanna yang tak berbusana. Gadis itu kemudian mulai menyabuni diri hingga berbusa-busa. Hah... Rangga menarik nafas panjang. Denyut-denyut nyeri gara-gara burungnya ditepok Hanna mulai hilang. Cowok itu kemudian duduk di atas kasur lalu melihat ke sekeliling. "Mana cewek kampret itu?" Dan, ketika Rangga melihat ke arah kamar mandi, cowok itu menemukan jawabannya. "Hah!?" Rangga terbelalak. Ternyata, apa yang dikira Hanna salah. Itu bukanlah kaca satu arah, tapi memang kaca biasa tembus pandang. Rangga melongo, melihat dengan jelas bagaimana dengan riangnya Hanna mandi tanpa busana menyabuni diri.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang