Aku Ingin Kawin Sama Rangga, Sekarang!

18.6K 369 21
                                    

Triplek... Triplek... Triplek... Kata itu terus bedengung di dalam benak Hanna. "Apaan sih maksudnya? Triplek?" Alis Hanna mengkerut saking konsentrasinya mencari jawaban dari ucapan Rangga tadi siang ketika mereka sudah official menjadi sepasang kekasih, walaupun hanya sebatas pura-pura. "Aaaagghhh!!!" Karena putus asa tidak menemukan jawabannya, gadis itupun mencoba mencari jawaban di internet. Dan, hasil yang ia temukan membuat matanya terbelalak dengan wajah yang memerah murka.

"Graaaa!!!!!!" Gadis itu langsung mengamuk, bangkit dari kasur. Srek! Srek! Ia melepas kancing seragamnya dan juga pakaian dalamnya. "Mana ada aku ini triplek!!! Kurang ajarrrr!!!!!!" Hanna pergi ke depan cermin. Grab... Ia lalu meremas dadanya sendiri, mencoba membuktikan kalau punya dia tidak serata seperti hinaan Rangga. "Mmmmhhh!!! Ada kok!!!! Kampreeetttt!!!! Rangga kamprettt!!!!!" Hanna yang sedang menggerutu sendiri sambil meremas-remas dadanya tak sadar kalau pintu kamarnya sedang dibuka Sang Adik.

"Eh?" Hanna lalu merasakan ada hawa-hawa seseorang yang menatapnya. Dan benar, ketika ia menoleh ke arah pintu, Sang Adik yang masih kecil berumuran SD kelas 1 itu sedang berdiri di sana, terdiam. "A- Anta?"
Krek... Bocah lelaki itu berniat menutup pintu kamar Hanna. "Ma! Kakak sudah gila!!"
Hanna langsung mengebut, menarik tubuh adik laki-lakinya itu ke dalam kamar. Dengan cepat, ia menutup pintu sekalian menutup mulut ember adiknya itu. "Heh! Diem! Sssttt!!!!!!!" Hanna mendesis. "Ngapain kamu ke kamar Kakak!!!!"

"Mmmmm!!! Mmmm!!!" Anta mau berbicara, tapi mulutnya ditutup oleh tangan Hanna sehingga yang keluar hanyalah gumaman-gumaman tak jelas. Hanna lalu menjauhkan tangannya dari mulut Sang Adik ketika Anta sudah sedikit tenang.
"Heh! Ngapain kamu!? Mau ngintip Kakak ya!!!?" Seru Hanna dengan nada tinggi membuat Anta cemberut dan mulai terisak menangis.
"A- Anta cuma meriksa keadaan Kakak. Soalnya kakak teriak-teriak... Anta kira Kakak lagi kenapa-napa..." Hik... Hik.. Bocah itu bergidik-gidik, tangannya yang masih kecil naik, mencoba menyapu air matanya.
"Aw~..." Hannapun jadi tidak enak melihat adiknya sampai seperti itu. Sret... Sret.. Iapun membantu Anta membersihkan air matanya lalu mengelus kepala adiknya itu. "Makasih... Tapi Kakak enggak apa-apa kok." Ucap Hanna sambil tersenyum.

Hik... Hik... Anta lalu menatap Hanna yang saat ini membuka dadanya tanpa tertutup apapun. "Kakak tadi habis ngapain?"
"Eh?" Hanna yang ingat dirinya tidak memakai baju segera berpaling, membelakangi Anta. Klek... Ia memasang bra dan kaos lalu kembali menghadap adiknya. "E- Enggak apa-apa kok. Hehe. Enggak usah dipikirin ya." Sret.. Sret... Ucap Hanna sambil mengelus kepala Anta.

"Hmmm..." Anta menyipitkan mata menatap dada Hanna.
"Ke- Kenapa lagi?" Apa jangan-jangan adikku yang masih bocah ini juga sependapat sama si Rangga kampret itu!!!?
"Kalau dada Kakak sakit sini Anta pijat." Ucap Anta santai sambil manggut-manggut.
"E- Eh!!? Jangan! Enggak boleh!" Antapun merengut, kembali ngambek.
"Kok enggak boleh? Kakak sudah punya cowok yang mijetin ya?"

Pertanyaan Anta yang dilontarkan dengan nada polos berhasil membuat wajah Hanna merah berkukus. Gadis itupun jadi tak bisa menghindar untuk membayangkan dadanya sedang diremas Rangga. "Mmmmm!!!!!" Hanna menggeleng kuat. Enggak! Enggak! Enggak!!!!! Enggak bakal terjadi!!! Hanna tidak bisa membayangkan dirinya bakal digrepe seperti itu oleh Rangga. Benar memang keputusannya untuk membuat surat perjanjian dengan syarat jangan pegang-pegang.

"Anta...." Suara seorang wanita memanggil. Antapun langsung berbalik arah, menuju pintu keluar kamar Hanna.
"Iya Ma!" Sahut Anta riang. Sebelum adiknya itu pergi, Hanna menarik tangan Anta lalu menempelkan telunjuknya ke bibir Sang Adik.
"Jangan cerita yang aneh-aneh ke Mama soal tadi, ok!" Hanna menatap serius. Anta hanya cekikikan tidak jelas walau akhirnya setelah badannya diguncangkan oleh Hanna, barulah ia mengangguki ucapan Kakaknya.

*****

"Siap?" Tanya Hanna yang saat ini berdiri di depan pintu masuk ruang BK bersama Rangga di sebelahnya.
"Ya elah, lama. Tinggal masuk doang." Krek! Tanpa banyak pikir, tanpa mengetuk, Rangga langsung membuka pintu ruang BK.
"Eh!!!?" Ibu Risa yang sedang cekikikan menonton drama korea langsung kaget dan panik. Bruk! Laptopnya langsung ditutup dan headsetnya dilepas dari lubang telinga. Ibu guru itu masih shock, terbelalak menatap Rangga yang masuk semena-mena tanpa mengetuk terlebih dahulu. Ekspresinya persis seperti pasangan mesum yang digrebek warga. "Nga- Ngapain kamu ke sini!!!?" Seru Ibu Risa.

LATIHAN PACARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang