Saat rara akan keluar dari ruangan papi tiba tiba papi terbangun
Papi: nak kamu mau kemana
Rara: Papi!! ini pi rara mau ketoilet
Papi: kan toilet dalam ruangan ini ada
Rara: itu pi airnya ya airnya habis ( ucap rara yang mulai gugup )
Papi: yaudah kamu hati hati ya
Rara:iya pi
rarapun keluar
Rara: kenapa bagi rara berat sekali rasanya untuk meninggalkan keluarga ini?tapi jika aku tidak pergi mungkin keluarga ini tidak akan bahagia
( ucap rara smabil berjalan)saat rara akan keluar dari rs tiba tiba ada mami ridwan dan selfi yang akan masuk kedalam rs
dan rara pun langsung bersembunyi
Rara: sebaiknya aku harus lebih cepat menjauh dari keluarga ini, kalo tidak mereka akan terus terusan mencari ku ( ucap rara smabil berlari keluar ruangan ketika mirisel sudah agak sedikit jauh dari pintu )Saat rara akan keluar dari pintu tiba tiba ridwan melihat kearah belakang
"mi itu rara kan?" ucap ridwan yang melihat orang yang mirip sekali dengan rara
"mana nak, rara ga mungkin pergi diakan jagain papi didalam" ucap mami ketika tidak melihat siapa siapa dipintu
"tapi mi..." ucap ridwan
"kak aku itu melihat rara didalam ruangan papi tadi" ucap selfi yang yakin kalo rara ada didalam ruangan papi
Ridwan: tapi sel itukan tadi...
Mami: udah sebaiknya kita masuk dan liat aja langsung rara nya ada atau tidak
Ridwan pun cepat cepat masuk kedalam ruangan papi
Ridwan: pi rara mana
Papi: rara tadi katanya ketoilet
Ridwan pun langsung keluar dan menghampiri selfi yang masih berjalan bersama mami menuju ruangan papiRidwan: sel sebaiknya kamu cek rara sekarang, apakah dia ada ditoilet atau ga ada
selfi pun langsung mengecek rara ditoilet
dan saat selfi ditoilet selfi hanya melihat semua pintu wc terbuka dan otomatis tidak ada orang sama sekalidan selfi langsung kembali ketempat ridwan
Selfi: bang rara ga ada ditoilet
Ridwan: Tuh kan bener, berarti yang keluar dari rs ini itu adalah rara
Mami: nak mami mohon sama kamu cepat kamu cari rara nak ( ucap mami yang mulai panik )
Ridwan: yaudah sel sekarang kamu bawa mami keruangan papi, biar abang aja yang cari rara ( ridwan pun langsung berlari mencari rara )
"mi ayo kita masuk aja dulu" ucap selfi yang langsung membawa mami kedalam ruangan papiDijalan
Kini ridwan masih mencari rara, pertama- tama ridwan mencari rara disekitar rumah sakit tetapi rara tidak ada dan ridwan mulai mencari rara dijalanan." dek kamu kemana abang ga mau kamu kenapa-kenapa dijalan, kamu itu belum sarapan" ucap ridwan sambil berjalan melihat sekelilingnya
Ditempat yang sedikit jauh rara melihat keberadaan ridwan, sekarang rara berlarinya mulai perlahan karena penyakitnya mulai kambuh lagi dan rara pun berusaha untuk berlari lagi tapi ridwan telah melihat rara yang sedang berlari
" Dek..." ucap ridwan sambil mengejar rara
Kini jarak antar ridwan dan rara tidak terlalu jauh dan rarapun berusaha untuk berlari sekuat tenaganya dan ridwan pun sedikit ketinggalan jejak rara
" sebaiknya aku bersembunyi disini saja " ucap rara lalu bersembunyi dibalik pohon yang sangat besar
"Akhhhh, ketinggalan jejak lagi, tapi aku yakin rara pasti tidak jauh dari sini karena aku yakin sekarang penyakit rara sedang kambuh pasti rara tidak akan bisa berlari lebih jauh lagi" ucap ridwan yang berada didalik pohon yang dibelakang pohonnya terdapat rara yang sedang duduk sambil mengatur nafasnya yang sudah tidak teratur lagi
" aku harus bisa menahan nafasku untuk saat ini, jika tidak pasti bang ridwan akan tau keberadaan ku" ucap rara dalam hatinya
" abang pergilah bang pergilah rara sudah tidak tahan lagi untuk menahan nafas rara sekarang" ucap rara yang masih melihat ridwan berdiri dibalik pohon tempat persembunyian rara
Tak lama ridwan pun berjalan lagi mencari rara dan rarapun bisa bernafas dengan lega saat ini
" kenapa perasaan aku yakin rara pasti ada di tempat tadi, sebaiknya aku kembali lagi ketempat tadi" ucap ridwan dan langsung kembali ketempat tadi
Saat rara akan berlari tiba tiba ridwan bertemu lagi dengan rara dan rara langsung berlari
" dek abang mohon jangan tinggalin abang" ucap ridwan sambil mengejar rara
" bang sebaiknya abang pulang kepada mami papi dan kak selfi, mereka sudah menunggu abang disana, mereka keluarga abang pasti mereka khawatir jika abang tidak ada disana" ucap rara yang masih berlari dan malah memasuki hutan hutan
" dek kamu juga harus pulang, mereka semua juga menunggu kamu, mereka sedih jika kamu tidak ada disana "
" bang rara ga pantas ada disana, rara bukan siapa siapa didalam keluarga abang
" dek kamu ga boleh bicara seperti itu, kamu itu udah menjadi sebagian keluarga itu dek" ucap ridwan yang masih mengejar rara
" udah bang sebaiknya abang pul... akhhhhhh " ucap rara yang tiba-tiba teriak
" Rara..." ucap abang yang tak percaya melihat rara yang kini jatuh kedalam jurang
" abanggg tolong raraa, rara udah ga kuat megang pohon ini" ternyata rara masih berada dipinggir atas jurang yang sedang memegang pohon sambil menangis
" Rara...??? dek sekarang kamu sambut tangan abang" ucap ridwan yang mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan rara
"bang ga sampe bang, cepet bang tangan rara udah ga kuat" ucap rara yang menangis dan mulai tidak tahan berpegangan dengan pohon
" ayo dek kamu pasti bisa, ayo tarik tangan abang " ucap ridwan yang berusaha mengulurkan tangannya tetapi tetap saja tidak sampai
" udah bang mungkini ini udah takdir rara untuk pergi dari kehidupan ini " ucap rara yang masih berpegangan dengan pohon yang hanya tinggal jari telunjuk, tengah dan jari manis yang masih memegang pohon
" Akhh...." teriak rara sambil memejamkan matanya
" dek kamu pegang terus ya tangan abang, jangan kamu lepas abang akan menarik kamu perlahan lahan" ucap ridwan yang kini sedang memegang tangan rara sambil berusaha untuk menaiki rara keatas
Dan setelah beberapa menit akhirnya ridwan berhasil menaikan rara keatas dan rara langsung memeluk ridwan begitu erat
" bang makasih abang udah selamatain rara, kalo ga ada abang mungkin rara udah ga ada didunia ini lagi" ucap rara sambil menangis dan masih memeluk ridwan
" udah dek sekarang kamu tenangin dulu diri kamu, sekarang kita balik lagi ya ke rumah sakit" ucap ridwan melepas pelukan dan mengelus pucuk rambut rara
" ga bang rara ga bisa"
" kenapa dek apa kamu udah ga sayang lagi sama kita semua???" tanya ridwan kepada rara sambil memegang kedua bahu rara
" ga bang bukan itu tapi..."
" udah dek kalo kamu mau ninggalin abang dan yang lainnya berarti kamu udah ga sayang lagi sama kita semua" ucap ridwan melepaskan pegangannya dan berjalan arah pulang
" ga bang dengerin rara dulu..., BRUKKK!!!" ucap rara yang pingsan dan ridwan langsung kembali kearah rara dan mengangkat tubuh rara dan membawanya ke rumah sakit
Beberapa menit kemudian
akhirnya ridwan telah sampai di rs dan rara langsung diperiksa oleh dokter dan tak lama dokterpun keluar dari ruangan rara" dok gimana keadaan adik kita dok " ucap selfi dan ridwan serempak
"Dok gimana keadaan anak saya"
ucap mami" Adik kalian ataupun anak ibu tidak apa apa hanya saja dia shok dan terlalu stres memikirkan sesuatu, kalo begitu saya permisi dulu" ucap dokter dan kembali keruangannya
.....
Next???
Jangan lupa vote dulu ya, terkadang juga ada yang cuma numpang baca aja dan ga ngasuih vote kepada cerita ini, author jadi sedihSekarang Author ingin pembaca, komen dan vote nya itu sama
N
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER AND MY SISTER (Revisi)
Short Story(Masih tahap revisi) Aku Rara, anak ketiga dari mami Inul dan papi Gilang. Aku memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki laki yaitu abang Ridwan dan kak Selfi. Hidupku sangat bahagia karena dikelilingi dengan orang orang yang baik dan s...