Haii semuanyaa sebelum baca harus vote dulu ya ga sampe 5 detik kok!. nanti kalo yang nge vote nya udah 70 bakalan next ya!!!
JANGAN JADI PEMBACA GELAP YA!!!~~☆~~
Tanpa disadari saat kaki rara tak dapat menopang tubuhnya lagi, tangannya menyenggol pot bunga hiasan yang terletak diatas meja.
Pranggg!!!
Dua orang yang sejak tadi berbicara dibalik pintu merasa terkejut ketika mendengar suara pecahan tersebut dan mereka langsung melihat ketempat suara itu berasal.
Dan betapa terkejutnya dua orang itu ketika melihat rara sudah tidak sadarkan diri dengan cairan merah yang mengalir dihidungnya.
"Rara!!!" ucap kedua orang itu ketika merasa terkejut.
"Pi cepat pi cepat, kita harus membawa rara ke rumah sakit secepatnya pi mami ga mau rara kenapa kenapa pi" ucap salah satu orang yang sebelumnya berbicara dibalik pintu, ia adalah mami dan lawan bicaranya adalah papi.
"Iya mi, Ayo mi" ajak papi kepada mami sambil mengangkat tubuh rara sampai didalam mobil papi langsung menancap gas secepatnya.
"Pi, mami ga tau kalo rara tadi mendengar pembicaraan kita pi, mami juga ga tau kalo akhirnya jadi begini pi hiks hiks hiks..." ucap mami ketika sedang duduk diruang tunggu saat dokter sedang memeriksa rara.
"udah mi, mungkin ini waktu yang tepat untuk rara mengetahui semuanya walaupun saat ini dia sedang amnesia mi" jawab papi berusaha untuk menenangkan mami yang sejak tadi terus menangis.
"Pi mi bagaimana keadaan rara?" tanya dua orang serempak yang baru saja datang, ia adalah selfi dan ridwan.
"Belum tau nak, rara masih diperiksa dokter didalam" jawab papi sambil menundukan kepalanya, Sedih itulah yang dirasakan papi ketika melihat nyawa anak nya sedang dalam bahaya.
"Mi pi sebaiknya kita berdoa aja supaya rara baik baik aja" ucap ridwan yang berusaha untuk menguatkan hati kedua orang tuanya yang saat ini sedang sedih, melihat salah satu adik kesayangannya terbaring lemah diatas brankar, Ridwan juga merasakan sedih yang teramat dalam saat tau keadaan rara dari ART nya tadi, dengan kecepatan tinggi ridwan membawa mobil yang didalam mobil tersebut juga terdapat selfi.
Saat mendengarkan kata kata yang keluar dari mulut papinya, Selfi kehabisan kata kata, selfi sudah tidak tau lagi bagaimana caranya agar adiknya tersebut dapat sembuh, Air mata selfi turun dan membasahi pipinya.
Setelah kurang lebih 10 menit dokterpun keluar dari ruangan rara dengan para suster yang terlihat tergesah gesah, keluarga rara yang melihat itu merasa cemas dan langsing bertanya
"Dok ada apa dengan anak saya didalam dok?" tanya papi pada dokter tersebut
"Saat ini kondisi anak bapak sudah sangat parah, supaya keadaan anak bapak baik baik saja, kami sarankan sebaiknya saat ini juga anak bapak harus dibawa ke luar negeri untuk mendapatkan tangan dengan alat alat yang lengkap disana karena disini alat alatnya tidak begitu lengkap pak" Jawab dokter itu dengan jelas
Mami yang mendengarkan itu langsung mengajak papi untuk segera membawa rara ke luar negri
"Pi ayo pi sebaiknya kita bawa rara keluar negeri sekarang aja pi" ajak mami pada papipapi pun melihat kearah mami
"Baiklah dok, kami akan membawa anak kami keluar negeri sekarang juga, terimakasih dok" ucap papidokterpun mengangguk lalu kembali keruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER AND MY SISTER (Revisi)
Short Story(Masih tahap revisi) Aku Rara, anak ketiga dari mami Inul dan papi Gilang. Aku memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki laki yaitu abang Ridwan dan kak Selfi. Hidupku sangat bahagia karena dikelilingi dengan orang orang yang baik dan s...