Ridwan: kamu sih gimana bisa lupa sama rara,kan kamu tau sifat rara kalo dia udah marah
Selfi: bang plisss bantuin selfi buat bujuk rara
Ridwan:sekarang kamu coba bujuk rara lagi
Selfi: iya bang
selfipun mendekati rara yang sedang duduk di brankar nya
Selfi: dek maafin kakak ya, kakak janji ga bakal ngulangin kesalahan ini lagi dek
rara hanya diam
Selfi: dek ayolah maafin kakak, kakak janji ga bakal ngulangin ini lagi
( sambil memegang tangan rara )
Rara: bisa ga sih ga usah pegang pegang ( memdorong tangan selfi yang memegang tangannya tadi )
karena didorong oleh rara selfipun terjatuh dan tak bisa bangkit lagi aku tenggelam dalam lautan luka dalam aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang aku tanpa mu butiran pasir...Selfipun terjatuh dan kepalanya terkena ujung sofa yang tak jau dri brankar rara, selfi pun pingsan dengan sedikit cairan merah yang ada dikepalanya
Rara: kak selfi!!!
Ridwan yang melihat kejadian itu dari jauh langsung mendekat dan langsung menggendong selfi
Rara: bang maafin rara, rara ga sengaja dorong kak selfi bang
Ridwan: udah lah dek abang liat semuanya ini memang salah kamu dek, kak selfi tadi niatnya mau minta maaf tapi malah kamu dorong ( berbicara dengan nada tinggi dan langsung pergi)
Rara: kak selfi maafin rara,rara ga sengaja ( kini didalam ruangan hanya terdapat rara yang sedang menangis )
Tiba tiba mami dan papi sudah masuk kedalam ruangan rara
Mami: sayang kamu kenapa
Rara: mi maaf rara, rara tadi ga sengaja dorong kak selfi
Mami: maksud kamu apa nak
Rarapun memceritakan semua kejadian itu dan
Mami: kamu ini gimana sih kakak kamu mau minta maaf tapi malah kamu sakiti ( dengan nada sedikit meninggi dan langsung pergi menemui selfi dan ridwan diikuti papi )
Rara: Ya Allah maafin rara, rara ga sengaja dorong kak selfi ( menangsi)
Rara: kenapa semuanya jadi begini hiks hiks hiks ( masih menangis)
sudah 4 jam kurang lebih rara menyendiri di dalam ruangan itu
Rara: kenapa ga ada yang kesini lagi ( merasa ketakutan )
Rara: apa semuanya udah ga sayang lagi sama rara hiks hiks hiks ( rara kembali menangis)
Rara kini merasa kesepian yang ia rasakan sekarang hanyalah kesepian
Rara: semua orang udah ga sayang lagi sama rara termasuk bang ridwan ( menangis)
Rarapun melihat ke arah meja di sampingnya
Rara: inikan tas kak selfi
rarapun mengambil tas selfi dan melihat ada uang dan paspor miliknya dan milik selfi
rarapun mulai berfikir untuk pulang ke Indonesia sendiri
kini rara sudah mengambil uang beserta paspornya dan ia mulai melakukan apa yang menurutnya itu baik.
rarapun mulai menurunkan kakinya dari brankarnya dan berusaha untuk berdiri setelah ia coba akhirnya ia bisa berdiri walaupun kakinya sedikit bergetar.Diruangan selfi
mami papi ridwan dan selfi sedang bercerita bersama hingga membuat selfi tertawa tetapi ridwan terus kepikiran rara
Ridwan: ya ampun rara sekarang gimana ya? ah mungkin rara sekarang lagi tidur ini kan salahnya juga ( ucapnya dalam hati, walaupun itu ridwan terus kepikiran kepada rara)
Papi: ridwan sekarang coba kamu liat dulu rara, papi takut terjadi sesuatu sama dia
Ridwan: pi palingan raranya tidur
Papi: ridwan kamu itu kesayangannya rara, tapi tadi kamu memarahinya papi takut dia ngelakuin hal yang nekat
Ridwan pun ingin keluar dri ruangan selfi tetapi di tahan oleh mami
Mami:kamu mau kemana rid
Ridwan: aku mau liat rara sebentar mi
Mami: ga usah ridwan palingan juga dia sekarang lagi tidur , dia kan ga memikirkan orang lain dia hanya memikirkan dirinya sendiri
Papi:mi mami apa apaan sih rara itu adiknya ridwan juga jadi dia berhak buat ngapain,udah ridwan sekarang kamu liat rara sekarang kamu ga perlu mikirin mami kamu yang egois ini
Ridwan pun keluar dari ruangan selfi dan betapa terkejutnya ia melihat rara yang berjalan keluar ruangannya
ridwanpun langsung menyusul rara
Ridwan: dek dek tunggu!! kamu mau kemana ( mengejar rara yang sudah sedikit jauh darinya )
Rara yang mengetahui bahwa abangnya mengejarnya, rarapun mempercepat langkahnya
tetapi masih bisa dikejar ridwan
Ridwan: dek kamu mau kemana dan apa yang kamu bawa dek
Rara: bang ga perlu tau apa yang rara bawa
Ridwan: itu apa dek yang kamu bawa
Rara: ini paspor dan uang bang
Ridwan:dek kamu jangan bercanda kamu mau kemana sekarang
Rara: rara mau pulang aja ke Indonesia, karena disini udah ga ada lagi orang yang sayang sama rara termasuk abang ( tangisannya kini datang lagi)
Ridwan: dek maafin abang, abang ga bermaksud ga sayang lagi sama kamu,tapi abang tadi hanya khawatir sama selfi dek ( ikut menangis )
Rara: udah bang pokoknya rara mau pulang ke Indonesia karena di Indonesia banyak yang sayang sama rara ( ingin melangkah tetapi di tahan oleh ridwan )
Ridwan: dek abang mohon jangan tinggalin abang dek,kalo kamu mau pulang kita pulangnya barengan aja biar ada yang jagain kamu dek
Rara: udah bang, abang ga perlu khawatir, rara bisa jaga diri rara sendiri sekarang abang khawatir sama kak selfi aja bang ( air matanya terus mengalir )
dan Ridwan langsung memeluk adiknya itu
Ridwan: dek kamu ga boleh ngomong kayak gitu, abang sayang banget sama kamu dan selfi dek kamu ga usah ngomong kayak gitu lagi
Rara:disini udah ga ada yang sayang sama rara lagi, rara mau mati aja bang rara mau mati
Ridwan: dek kamu ga boleh ngomong kayak gitu, abang sayang banget sama kamu, tadi itu abang hanya kebawa emosi ( air mata ridwan terus mengalir )
Rara: disini udah ga ada yang syang sama rara, rara mau mati aj... ( rarapun pingsan karena sudah tidak kuat lagi berdiri )
Ridwan: Astagfirullah dek dek bangun dek ( ridwan langsung menggendong rara dan sekarang rara lagi diperiksa oleh dokter
kini didepan ruangan rara sudah ada papi
Papi: ridwan ada apa ini
Ridwanpun menceritakan semuanya
Papi: ya ampun, ridwan untung kamu cepat tadi melihat rara kalo ga kita sekarang ga tau rara kemana
Selfi: bang rara kenapa bang (ucap selfi yang baru saja datang bersama mami )
Ridwanpun menceritakan semuanya
Selfi:ya ampun dek kenapa kamu nekat banget ( ucap selfi dalam hati )
Mami: udalah mungkin dia cuma mau diperhatiin terus
Ridwan: iya mi memang rara mau di perhatiin terus terutama sama seorang ibu, mami itu ga boleh pilih kasih terhadap anak anaknya
Mami: ya Allah apa benar hamba pilih kasih terhadap anak anak hamba ( ucap mami dalam hati)
tak lama dokterpun keluar
Pirid: dok gimana keadaan pasien
Dok: keadaan pasien baik hanya saja ia terlalu banyak pikiran dan mungkin pasien kecapean, jadi saya mohon tolong jaga kesehatan pasien saja jangan sampai pasien terlalu stres karena memikirkan masalahnya, kalo begitu saya permisi dulu
Kini mipi risel sudah ada di dalam ruangan rara
tiba tiba rara mengigau
Rara:kenapa semua orang udah ga syang sama rara ( ucapnya lirih dengan mata tertutup dan tak terasa air matanya mengalir )
semua yang ada didalam ruangan rara ikut menangis
Ridwan: dek maafin abang dek, abng janji ga bakalan ninggalin kamu lagi dek ( ucap ridwan dengan air mata yang terus mengalir )
rarapun tersadar dan....Next????
Vote dulu ya
🌟🌟🌟

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER AND MY SISTER (Revisi)
Historia Corta(Masih tahap revisi) Aku Rara, anak ketiga dari mami Inul dan papi Gilang. Aku memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki laki yaitu abang Ridwan dan kak Selfi. Hidupku sangat bahagia karena dikelilingi dengan orang orang yang baik dan s...