Sepuluh,-

706 59 17
                                    

Pagi-pagi sekali Valeron berangkat menuju sekolah dengan motor kesayangannya.

Valeron telah tiba di sebuah rumah berpagar besi berwarna hitam.

Ia mematikan mesin motornya dan melepaskan helm yang tadi ia pakai. Ia beranjak turun dan memencet bel yang terletak di samping pintu pagar.

Seseorang wanita paruh baya datang membuka pintu gerbang.

"Pagi bi." sapa Valeron pada wanita paruh baya tersebut.

"Silahkan masuk den," ucap wanita itu mempersilahkan Valeron masuk.

Valeron duduk di teras depan sementara wanita yang membukakan gerbang tadi masuk memberi tahu sang pemilik rumah.

"Den, ada temennya aden didepan," ucap bibi pada seorang pemuda yang masih sibuk mengenakan sepatunya di teras belakang.

"Iya bi makasih," ucap pemuda tadi.

Laki-laki itu berjalan menuju teras depan untuk menemui tamunya.

"Lo ngapain pagi-pagi udah di sini?" tanya Diandra pada Valeron.

"Jemput Gya." jawab Valeron singkat.

"Udah janjian?" tanya Andra lagi.

"Belum, panggilin deh sekalian hehe." kata Valeron sambil mengeluarkan cengiran khasnya.

"Tumben kaga sama si Lino?" tanya Andra, karena akhir-akhir ini ia jarang melihat Marsel berangkat bersama dengan Valeron.

"Jemput bebebnya." kata Valeron santuy.

"Hah? Jadian beneran nih?" tanya Andra tak percaya.

Veleron membalas menggunakan anggukan kepalanya. Ia memberikan isyarat pada Andra untuk segera memanggilkan Gya.

"Iye iye kaga sabaran benget lo," kata Andra sambil berjalan meninggalkan Valeron yang kini memainkan ponselnya.

Andra mengetuk pintu kamar Gyandra.

"Dek, udah di tungguin buruan dandannya." teriak Andra di depan kamar Gya yang masih tertutup pintunya.

"Mulai deh, pagi-pagi udah teriak-teriak." omel Gyandra dari dalam kamarnya.

"Udah buruan kaga usah ngomel." kata Andra sebelum meninggalkan kamar Gya.

Gya hanya diam dan menuruti perintah saudara kembarnya.

Gya sampai di meja makan dan menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi Yah, Bun." sapa Gya.

"Pagi, dek sarapan dulu." ucap sang Bunda.

"Ga usah Bun, nanti aja di kantin hehe." ucap Gya sambil menyalimi Bundanya.

"Yaudah ati-ati ya Dek," kini Ayahnya bersuara.

Gyandra membalas Ayahnya dengan senyuman, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju pintu depan.

"Udah siap? Yuk berangkat!" kata Valeron saat melihat Gya keluar dari rumahnya.

Gya masih diam menatap Valeron bingung.

'Demi apa dia jemput gue kerumah?' Batin Gya.

"Gy?" kata Valeron menyadarkan Gyandra.

"Hah? Iya," jawab Gya tersadar.

"Berangkat?" tanya Valeron lagi.

"Iya," jawab Gya masih sedikit canggung dengan suasana.

Valeron berjalan menuju motornya di ikuti oleh Gyandra.

Gyandra dan Valeron pun berangkat bersama ke sekolah.

My Veron [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang