Godaan

6K 400 50
                                    

🌿

'Denganku kau takkan pernah jadi yang kedua ...'

Di antara rinai hujan yang berderai di balik jendela kamar, suara Fahri beresonansi dalam kepala Hasna.

'Kau akan selalu jadi yang pertama dan satu-satunya. Selamanya.'

Beberapa untai kalimat. Begitu sakti. Cukup untuk membuat perasaan Hasna pada Fahri bertransformasi.  Rasa hangat dalam dada saat menjumpai senyum sahabat, kini bercampur desir-desir aneh dalam nadi. Desir yang berusaha ia usir sejak sore itu.
.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Hasna, saat Fahri mengungkapkan perasaannya  sore itu. Ia hanya bisa terhenyak. Tenggelam dalam rasa tak percaya campur iba. Di tengah kekakuan Hasna, Fahri mengeluarkan sebuah kotak beludru dari sakunya sore itu. Bunyi 'klak' tercipta saat kotak terbuka. Sebuah cincin permata keperakan  menyilaukan mata Hasna. Saksi dari cinta yang patah bertambah-tambah, yang tak sempat terucap, namun tak pernah menghilang. Cincin yang kembali ke dalam saku Fahri, di sore di mana Hasna mematahkan hatinya bertahun-tahun yang lalu.
.

'Cincin ini tak pernah sempat kuberikan padamu. Ambillah. Dia milikmu.'
.
Suara Fahri sore itu kembali mendengung di telinga Hasna. Berirama dengan melodi hujan yang memukul-mukul kaca jendela. Hasna teringat. Ia menggeleng dan menolak pemberian Fahri. Namun, Fahri memaksanya dengan halus,
.
'Please, ambillah. Apapun jawabanmu atas perasaanku, cincin itu selalu milikmu ... Begitu pula hatiku.'
.
Hasna memandangi cincin permata pemberian Fahri dari balik jendela. Kilaunya berpendar. Membawanya pada kenangan-kenangan.
.
Hasna tak memungkiri dulu ia pernah merasakan sesuatu untuk Fahri. Namun, belum sempat menerjemahkan rasa yang ia miliki, Ilham hadir  mengisi hati.
.
Apa sebenarnya yang ia rasakan untuk Fahri?
.
Suara guntur dengan kilat membuyarkan lamunan Hasna. Seolah memerintahkannya untuk berhenti menerka-nerka.
.
'Hasna istighfar! Kau ini istri orang! Apa pantas kau memikirkan pria lain?' Sebuah suara dalam pikiran menegur Hasna. Cincin itu melesak masuk kembali dalam kotak. Perasaan bersalah merayapi dada Hasna.
.
Ia sudah bersalah melanggar janji untuk tak menemui Fahri. Kini semua semakin rumit karena dugaan Ilham tentang Fahri benar. Sahabatnya itu memendam rasa dan berusaha menawarkan hatinya.
.
Hasna tahu seharusnya ia patuh dan benar-benar menjauhi Fahri. Ketidakpatuhannya pada Ilham berbuah godaan yang sulit ia enyahkan. Meninggalkan kegalauan dalam hati yang tadinya begitu kokoh mencintai.
.
'Ah apa yang kulakukan ini?' Hasna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
.
Ilham adalah cintanya yang sejati. Pria yang telah menerima ikrarnya untuk mencintai hingga mati. Apapun yang terjadi. Meski kadang hati Hasna perih dilanda cemburu berbalut sepi karena ia berpoligami. Tapi di balik itu semua, Ilham adalah suami yang baik hati. Pria yang membuat Hasna jatuh cinta setiap hari. Sungguh ia tak layak dikhianati.
.
Tapi, sampai kapan Hasna sanggup seperti ini? Rela bukan berarti tak tersayat pedih. Belum lagi sikap Airin yang tak bersahabat bahkan cenderung menyakiti. Hasna berusaha bersabar berharap suatu saat Airin akan memaafkan masa lalu mereka dan berdamai dengannya. Namun, Hasna paham takkan mudah untuk Airin melupakan apalagi memaafkan apa yang ia telah lakukan padanya di masa lalu. Tapi, sampai kapan Hasna akan terus menerima balasan menyakitkan dari Airin?
.
Apa dirinya tak layak bahagia karena masa lalu kelamnya?
.

'Denganku kau takkan pernah jadi yang kedua.'
.
Tawaran Fahri tak mau enyah dari kepala Hasna. Sungguh menggoda. Dicintai tanpa mendua hati. Tak ada lagi hati yang tersakiti. Fahri tak kalah baik hati bahkan sudah mencintai Hasna jauh sebelum Ilham. Mungkinkah cinta Fahri lebih dalam daripada Ilham? Begitu kuat hingga membuatnya tak berpaling selama bertahun-tahun lamanya, bahkan saat tersakiti?
.
Fahri juga sangat menyayangi Adam. Pun Adam sudah sangat dekat dengan Fahri. Takkan sulit bagi mereka untuk beradaptasi sebagai ayah dan anak jika ...
.
Kotak beludru itu kembali terbuka memendarkan harapan di sela-sela kilaunya. Hasna tak berani meneruskan pikirannya. Ia tahu ini tak pantas. Tapi, sesuatu dalam hatinya tak berhenti berbisik. Takkan sulit baginya mencintai Fahri ...
.
Andai hatinya cukup kuat untuk merelakan Ilham, apa mungkin ia bisa menemukan kebahagiaan bersama Fahri?
.
Lelehan air mata menghangat di pipi Hasna. Ia tak yakin dengan pemikirannya sendiri. Membayangkan terpisah dari Ilham membuat aura kesedihan merebak dalam jiwanya. Bagaimana mungkin ia berani memikirkan hal seperti ini?
.

Pikiran Hasna melayang pada suara histeris Airin di resto A-Maze,

"Setelah kau hancurkan masa mudaku, sekarang kau mau merenggut satu-satunya cintaku, huh?! Aku takkan membiarkanmu. Aku akan membalas semua pedih yang pernah kau timpakan padaku. Aku akan merebut Ilham darimu, catat itu! Nestapa yang kau tanam, nestapa yang kau tuai!"
.
Ancaman Airin masih terngiang di benak Hasna. Lelehan air matanya menderas.  Jika ia bertahan akankah rumah tangganya selalu bahagia atau malah berujung nestapa? Akankah menjadi akhir dari derita jika ia rela melepas Ilham dan menerima Fahri? Akankah Airin sudi memaafkannya jika ia merelakan Ilham untuknya?
.

Pukulan hujan semakin menderas di balik jendela. Di antara kilau air mata dan cincin permata yang berpendar, Hasna membenamkan diri dalam kegalauan yang tak berujung.
.
Di saat seperti ini ia butuh seseorang yang bisa mencerahkannya. Seseorang yang selalu berhasil mendamaikan kegalauannya. Sosok yang selalu mengarahkannya pada  solusi dari kerumitan hidupnya. Ilham masih akan bersama Airin untuk sehari ke depan. Besok Hasna akan mengajak Adam menginap di tempat Ummi Kulsum.

(Bersambung)

🌿🌿🌿

Nah, kan galau. Kalau kamu jadi Hasna apa yang akan kamu lakukan?
.
Kira-kira apa ya yang akan disarankan Ummi untuk masalah ini?
.
Maafkan baru bisa posting, semalam ketiduran 🤣
.
Nantikan kelanjutannya Selasa, insyaallah.
.
Ditunggu love, comment, dan krisannya yes 😘
.
Happy Sunday 💃🏻

JANGAN DUAKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang