Chapter 12.1: Whitefang's Wail I

25 5 0
                                    

 Pagi yang damai di Kota Whitefang selalu ditandai dengan aktivitas para penjaga gerbang membuka pintu gerbang utama sebelum matahari terbit. Sebab, di pagi-pagi buta itulah banyak pedagang dari luar kota mulai berdatangan untuk mencari nafkah di kota ini. Demikian juga para penduduk kota, sebagian dari mereka yang bermata pencaharian sebagai tukang kayu maupun tukang buah, seringkali keluar untuk pergi ke hutan terdekat.

Tak terkecuali seorang wanita tengah berjalan keluar menuju gerbang Selatan bersama anak lelakinya yang masih kecil mungil, mungkin usianya sekitar empat atau lima tahun. Ia membawa sebuah keranjang besar, berisi beberapa buah jeruk. Sebelum ia meninggalkan kota, ia memberikan dua buah jeruk kepada dua orang prajurit yang tengah berjaga-jaga di luar gerbang. "Semangat ya hari ini!" katanya dengan suara lembut.

Wanita itu menghabiskan pagi harinya di sebuah hutan kecil di dekat kota, tempat tumbuhnya pohon-pohon apel yang sedang berbuah. Dirinya tersenyum bahagia, sebab dia dan anaknya adalah orang pertama yang datang untuk memetik.

Ketika wanita dan anak tersebut tengah sibuk mengisi keranjang yang mereka bawa dengan buah apel yang segar, tiba-tiba mereka mendengar suara tangisan anak anjing yang memilukan. Setelah bertatapan, mereka berdua memutuskan untuk mengikuti arah suara lirih itu datang. Di balik semak-semak yang cukup lebat, di sanalah mereka menemukan satu kotak yang berisikan sepuluh anak anjing berwarna hitam dan cokelat.

Sambil bertanya-tanya siapakah yang tega membuang anak anjing ini, wanita dan anak tersebut memutuskan untuk membawanya kembali bersama keranjang yang telah dipenuhi dengan buah apel ke kota. Dengan harapan warga kota mau mengadopsi kesepuluh anak anjing tersebut.

Sesampainya di kota, mereka berdua segera menawarkan anak-anak anjing itu kepada seluruh warga kota yang tengah menjalankan aktivitas paginya. Anak anjing yang lucu tentu saja sangat menarik perhatian warga yang dengan cepat langsung mengambil anak anjing untuk dijadikan peliharaan. Hingga tersisa satu anak anjing saja.

Wanita dan anak tersebut akhirnya memutuskan untuk mengadopsinya dan membawanya ke rumah kecil mereka. Sambil berseri-seri, sang anak memberikan segelas susu untuk anak anjing tersebut. Dirinya senang karena sekarang ia mempunyai teman, dalam hati ia berjanji akan merawat dan menyayanginya sepenuh hati. Melihat anaknya yang tidak berhenti tersenyum dan tertawa lepas, wanita itu yang semula ragu menjadi yakin ia telah mengambil keputusan tepat untuk mengadopsi anak anjing tersebut.

---

"Pergilah ke barat daya. Di tengah laut, terdapat karang besar yang menjulang tinggi, temuilah seorang Mermaid berambut pirang bergelombang, sisiknya berwarna kelabu," Gweihaven memutar badan untuk menghadap Santos yang tengah berdiri di belakangnya, "Adakah ciri lain yang dapat membantunya?"

"Paula memiliki mata biru, dan memakai satu anting pada telinga kanannya yang menjulur panjang ke bawah, anting batu lapis lazuli." jawab Santos.

Gweihaven kembali memutar badannya lagi. "Seperti apa yang dia katakan. Pergilah." Gweihaven kemudian menerbangkan merpati putihnya itu pergi, melesat jauh bersamaan dengan terbitnya matahari. Segera setelah itu, ia berkata, "Aku harap pertemuanmu dengan mereka berjalan lancar."

"Terima kasih, Gweihaven," balas Santos. Mengikuti Gweihaven yang kemudian meninggalkan balkoni, Santos bertanya, "Apakah kau ada agenda di satu sampai lima minggu kedepan?"

"Kau tidak bisa membawaku serta, Santos,"

"Kenapa tidak?"

"Aku tidak bisa meninggalkan istana selama itu,"

Santos menghela napas panjang. "Aku butuh seorang pengawal,"

"Kau bisa ajak Arion,"

Santos menggelengkan kepala. "Tidak bisa, jika aku mengajaknya, aku pun harus mengajak Cai. Mereka datang dalam satu kemasan,"

Ancient's Realm: Stallions & SerpentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang