Chapter 14.2: Extermination II

28 3 0
                                    

Hari telah menjelang sore ketika rombongan raja Varam sampai di wilayah hutan Alder. Untuk menghindari adanya kemungkinan akan adanya ghoul yang hendak meloloskan diri, Santos sengaja mengatur posisi mereka semua dengan mengelilingi setiap sisi hutan. Termasuk juga di udara, dimana para pengendara griffin yang dikendarai oleh anak buah Diadum mulai berpatroli dan bersiap siaga.

Diadum dan anak buahnya mendapati posisi di wilayah barat hingga utara dari hutan Alder. Hari yang semakin gelap membuat Diadum mulai bersungut-sungut. "Lama sekali mereka! Kapan sinyalnya akan berbunyi!?"

Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, para anak buah Diadum tahu jelas akan hal itu. Diadum tengah menanti sinyal yang akan dibunyikan oleh regu raja Varam, yang sedang dalam perjalanan untuk menempati posisi mereka, dari barat, sampai ke timur hutan Alder. "Aku BENCI menunggu!" Diadum kembali mengomel.

Selang beberapa waktu, Diadum bersiul, memerintahkan salah satu anak buahnya yang tengah mengudara untuk turun mendekatinya. "Seharusnya mereka bisa lihat kondisi regu raja dari mata mereka yang meninggi itu," gumam Diadum.

Salah seorang anak buahnya yang mendengar siulan itu segera menengok ke bawah dan bergerak turun. Dan tentunya, membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk dapat turun dari langit yang tinggi, dan hal itu lagi-lagi membuat Diadum berkomentar, "Lama sekali sayapnya itu mengepak!" ia memberikan sedikit jeda sambil terus mengamati griffin yang perlahan turun sebelum melanjutkan perkataannya, "Seandainya aku dapat terbang ke atas, aku akan bantu menggerakkan sayapnya itu, benar-benar la-"

Belum selesai Diadum berbicara, sebuah suara sangkakala yang sangat keras berbunyi dengan suara nyaring. Mendengar suara itu, mata Diadum terbelalak dan langsung berseru, "ITU SINYALNYA! MAJU! HABISI MEREKA SEMUA!" dengan kecepatan penuh, Diadum memacu kudanya pergi menuju hutan Alder, ia diikuti oleh para anak buahnya yang juga secara serentak berseru kencang seraya menghunuskan senjata mereka masing-masing ke atas langit.

Pandangan Diadum terus tertuju ke depan, ia bak seekor elang yang sedang mencari mangsa. Semak dan rumput-rumput tinggi yang menghalanginya dengan mudah ia potong dengan sekali tebas. Tak lama, Diadum melihat satu sosok berjubah hitam yang tengah berjalan di balik batang-batang pohon, "GHOUL!" suara Diadum yang lantang membuat ghoul itu berlari, jauh lebih dalam sampai ke inti hutan.

"IKUTI DIA! SIAPKAN SENJATA KALIAN" ucap Diadum yang terus memacu kudanya dengan kecepatan penuh. Selang beberapa waktu, terlihatlah dari kejauhan sebuah kelompok perkemahan yang sangat besar, banyak sekali sosok berjubah hitam ada di sekitarnya. Melihat bahwa berita yang disampaikan oleh Nazarella itu benar adanya, Diadum tertawa dengan keras.

Pada saat yang bersamaan, dari atas langit, datanglah hujan anak panah yang turun dalam jumlah yang besar. Banyak ghoul yang terjatuh menjadi korban sebelum mereka dapat menyadari kedatangan pasukan darat kerajaan. "BAGUS! SESUAI PERHITUNGAN!" Diadum kembali berseru.

Bertepatan dengan usainya hujan anak panah, rombongan Diadum pun sampai pada wilayah perkemahan, dan di saat itulah ia memberi perintah, "KITA ADALAH YANG PERTAMA, BUNYIKAN SANGKAKALANYA!!"

Menuruti perintah Diadum, salah seorang anak buahnya membunyikan sangkakala yang tertuju kepada pasukan griffin di udara, menandakan mereka untuk menghentikan serangan dari langit yang merupakan gagasan Santos sebagai serangan pembuka.

Bersamaan dengan bunyinya sangkakala itu, banyak ghoul yang kemudian mengambil sikap tegap, mereka menyentuh dada dengan tangan kiri sambil menaikkan tangan kanan mereka ke atas langit. Menduga bahwa mereka akan menjalankan sebuah ritual, Diadum, segera memacu kudanya menuju salah seorang ghoul yang berada paling dekat dengannya dan memotong kepalanya menggunakan kapak hitam yang ia genggam. "JANGAN SAMPAI MEREKA MEMANGGIL BLACK SPAWN!!" serunya kepada para pasukan yang juga mulai berpencaran untuk membasmi setiap ghoul yang mereka lihat.

Ancient's Realm: Stallions & SerpentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang