Chapter 6.3: Cai

19 6 0
                                    

Mataku tertuju hanya kepada gerbang kota yang terbuka lebar.

Aku berlari semampuku, ayolah, lebih cepat... lebih cepat!

Meskipun aku berusaha sekuat tenaga, kedua prajurit yang berada di belakangku dengan mudah mendahuluiku. Aku melihat mereka berlari, sangat lincah dan ringan. Terbuat dari apa kaki mereka itu?

Sudahlah, itu tidak penting. Yang pasti, aku harus segera sampai. Aku harus menyelamatkan orang-orang Whitefang. Aku harus menyelamatkan kota tempatku dibesarkan!

Tapi...

Aku terengah-engah, napasku sesak dan peluh turun dari keningku bagaikan air terjun. Semangatku sih boleh saja setinggi langit tapi fisikku seperti kenyataan yang menepakku ke bumi. Cai, sekarang menyesal kan kau jarang berolahraga?

Tak berapa lama, aku melihat kedua prajurit yang mengawalku memasuki gerbang kota. Mereka secara serentak memutar badan ke kiri dan ke kanan sambil mengayunkan pedang mereka.

Ada apa? Dinding kota yang menjulang tinggi menghalangi pandanganku.

Setelah bersusah payah bermandikan keringat, akhirnya sampai juga aku di gerbang kota. Kedua prajurit itu tengah menunggu dengan sikap sempurna di samping kanan dan kiri gerbang. Sambil berusaha mengambil napas aku menoleh ke kanan, ternyata aku sungguh diberkati! Ada seekor kelabang raksasa yang tergeletak di tanah! Kaki mereka bergerak gerak sebelum pada akhirnya mereka luruh menjadi serbuk hitam.

Jikalau mereka tidak menyusulku, mungkin aku sudah tiada...

"Terima kasih!" aku mengungkapkan rasa syukurku pada kedua prajurit yang menjagaku dengan menepuk pundak mereka.

Kering...

Astaga, mereka sama sekali tidak berkeringat?! Aku jadi malu dengan diriku sendiri, bagaimana aku bisa berjalan di depan mereka sekarang? Punggungku basah kuyup!

"Sudah kewajiban kami, nyonya!" kedua prajurit itu menjawab secara serentak.

Ah, sudahlah Cai. Ini bukan saatnya untuk malu.

Dengan penuh percaya diri aku melangkahkan kaki memasuki area kota. Kedua prajurit itu berdiri di belakangku dengan menggenggam senjata mereka masing-masing. Untunglah aku membawa mereka, anak buah Gweihaven memang selalu bisa diandalkan!

Aku melihat sekeliling dan, kalau aku bilang aku tidak terkejut aku bohong. banyak kelabang yang melata di mana-mana...

Ada yang di jalan, merayap dan meliliti tiang-tiang penerangan kota dengan suluhnya yang kian memadam. Ada yang di bangunan-bangunan kota... kelabang itu menerobos masuk ke dalam rumah dengan menghantamkan kepala mereka, meruntuhkan dinding yang terbuat dari batu.

Sebenarnya makhluk apa ini!? Setahuku tidak pernah ada makhluk seperti ini hidup diantara kita! Dan... dari mana mereka muncul!? Apakah ini... apakah ini ulah para ghoul itu!?

Ya... aku rasa begitu... kalau bukan, bagaimana mayat kelabang itu bisa berubah menjadi serbuk? Ini pasti ulah mereka! Tapi... kenapa mereka menyerang ibukota!?

Ah! Jangan-jangan mereka tahu kalau para jenderal sedang tidak ada di tempat!?

Namun... bagaimana mereka bisa tahu!?

Semua pertanyaan di dalam kepalaku runtuh ketika aku mendengar kembali suara teriakan yang membangkitkan kesadaranku. Ya, jawaban bisa menunggu, yang harus kulakukan sekarang adalah menolong para rakyat yang malang ini!

Tetapi bagaimana caranya?

Cai! Kau hanyalah seorang penasihat raja! Jangankan bertempur, berlari saja kau sudah kewalahan!

Ancient's Realm: Stallions & SerpentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang