Chapter 14.4: A Dispatch

23 4 0
                                    

Santos bersandar di hadapan susuran salah satu balkoni yang terdapat di ruang utama istana, jauh sebelum matahari terbit. Ia hanya terdiam, sambil sesekali mencatat sesuatu pada catatan yang selalu ia bawa. Di tengah kesendiriannya itu, datanglah Cai yang memecah keheningan. "Apa yang kau lakukan, Santos?"

Pertanyaan Cai membuat Santos sedikit terperanjat.

"Maaf kalau aku mengejutkanmu," balas Cai sambil tertawa dan berdiri di sampingnya.

"Tidak apa-apa," balas Santos. "Jarang melihatmu terbangun sepagi ini,"

"Aku baru saja mengantar Arion,"

"Apa?"

Cai tersenyum. "Arion pergi dengan Gweihaven,"

"Oh, kau mengizinkannya?"

"Aku tak bisa melarangnya untuk melakukan kewajibannya," balas Cai. "Lagipula, Gweihaven lebih membutuhkan Arion saat ini. Ia adalah prajurit yang tangguh."

"Bijak juga kau," ledek Santos. "Mereka akan pergi untuk waktu yang cukup lama. Jangan sampai kau menyesal atas keputusanmu!"

Cai tertawa. "Aku tahu, dan aku yakin aku dapat bertahan tanpanya selama beberapa minggu." Cai sedikit memberi jeda sebelum melanjutkan perkataannya, "Hey, kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku hanya... menuangkan pikiran," jawabnya sambil menutup buku yang masih terbuka di atas susuran balkoni. "Ada begitu banyak gagasan di kepalaku. Dan aku harus menyimpannya sebelum terlambat,"

"Gagasan?" tanya Cai.

Santos menghembuskan napasnya sambil mengangguk. "Aku rasa... Gweihaven juga memiliki pemikiran yang sama denganku,"

"Apakah ini soal pertempuran kemarin?"

"Ada sesuatu yang janggal," balas Santos. "Sejak awal Nazarella berkata bahwa ia menemukan para ghoul di hutan Alder, aku merasakan ada sesuatu yang terlewat olehku... bagaimana mungkin, kelompok yang selama ini kita cari, mereka yang lihai bersembunyi dan memiliki kuasa atas ritual gelap, memilih tempat seperti itu untuk berkumpul?"

"Bukankah kau sendiri yang berkata bahwa mereka bisa saja memilih tempat itu untuk penyerangan selanjutnya? Aku rasa alasanmu itu cukup masuk akal,"

"Aku mengatakan hal itu sebab itulah satu-satunya cara untuk menghindari perdebatan panjang, dan di sisi lain, karena aku percaya Nazarella," lanjut Santos. "Namun saat dimana mereka semua berangkat ke medan pertempuran, disitulah aku kembali berpikir... bukankah sejarah mencatat bahwa mereka memiliki sihir yang dapat membawa mereka pergi? Sebuah pintu yang kalau tidak salah dijuluki Hell Gate,"

"Sang raja pernah bercerita bahwa ada ghoul yang lolos berkat pintu itu...,"

Santos mengangguk. "Jika memang mereka memiliki kuasa atas itu, mengapa mereka berdiam diri di hutan Alder?"

Cai terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Dan... jikalau memang pintu itu benar adanya, pencarian kita pun akan sia-sia...,"

"Betul sekali," jawab Santos. "Aku rasa sang raja juga sempat menyadari akan hal ini. Oleh karena itulah ia secara serentak menyuruh seluruh pasukannya untuk pergi berpatroli ke seluruh wilayah kerajaan,"

Dengan memberikan sedikit jeda, Santos melanjutkan perkataannya. "Namun, bagaimana jika para ghoul itu pergi ke sebuah tempat di luar wilayah kerajaan? Dan kembali ketika masa pencarian telah usai?" Melihat Cai yang terlihat sedikit gusar, Santos kemudian berkata, "Tapi memang, kita tidak tahu apa konsekuensi yang harus para ghoul itu terima sebelum dapat memanggil pintu itu. Bisa saja mereka tidak dapat memenuhi syarat, atau ada hal lain yang kita tidak ketahui, sehingga mereka memutuskan untuk singgah di hutan Alder."

Ancient's Realm: Stallions & SerpentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang