Chapter 11.3: Nazarella III

31 5 2
                                    

Apakah kau sudah puas, dengan apa yang kau lakukan semasa hidupmu?

Itulah pertanyaan yang seringkali aku gaungkan di kepalaku sendiri. Pertanyaan yang pada akhirnya membuka mataku, tentang sesuatu yang mengganjal hatiku.

Setelah apa yang baru saja aku dengar dari Rahui, aku semakin yakin, bahwa inilah saatnya aku melakukan sesuatu yang seharusnya sudah aku lakukan sebagai seorang anak. Yaitu mengabdi kepada orang tuaku, mengabdi kepada ibuku yang telah mengorbankan nyawanya untukku.

Inilah saatnya sebelum kekacauan itu terjadi. Sehingga jikalau aku harus meninggalkan dunia ini, setidaknya aku telah memberikan ganjaran kepada orang-orang yang telah membuat ibuku menderita.

"Kenapa kau diam saja, Naz?" tanya Rakustra yang berjalan menaiki kudanya di sampingku. "Mukamu terlihat lesu, apa kau sakit?"

"Tidak, aku tidak apa-apa," jawabku singkat tanpa menatapnya.

"Aku rasa dia rindu dengan Aubrey," sahut Santos yang mengendarai kudanya di belakangku, bersebelahan dengan Arion. "Kurasa kau harus menginap di Silvercliff malam ini. Tenang saja, aku akan sampaikan kepada sang Raja."

Tanpa melihatnya aku tahu Santos sedang tersenyum lebar karena menggodaku, namun aku tidak berniat menimpalinya. Saat ini pikiran dan hatiku sudah memilih hal yang lebih penting. Lebih penting dari Aubrey? Ya. Aubrey masih kekasihku dan aku pun masih menyayanginya. Namun setelah hidup ratusan tahun, cinta dan kasih sayang bagiku sekarang sudah tidak lagi begitu berarti. Aku sekarang sudah mempunyai tujuan dan prioritas yang yang jauh lebih penting, dan itu tidak melibatkan Aubrey di dalamnya.

"Tidak perlu." balasku ke Santos. Sejenak Santos dan Arion saling bertukar pandang heran.

"Hey, jika kau diam seperti itu, kau mirip sekali dengan Gweihaven," Rakustra meledek untuk mencairkan suasana yang segera disambut tawa kencang Santos. Menurutku candaan itu sama sekali tidak lucu.

"Oh bicara tentang Gweihaven, aku harus meminta pertolongan padanya," kata Santos. "Aku butuh merpatinya untuk mengirimkan undangan,"

"Kau kira mudah baginya untuk mengirim merpati?" tanya Rakustra. "Tanpa kau sadari, dengan memintanya mengirim undangan sebanyak dan sejauh itu, kau telah menyiksanya."

"Benarkah itu, Arion?" tanya Santos.

Aku rasa Santos tidak mempercayai perkataan Rakustra. Wajarlah, dia orang baru. Dia belum begitu mengerti bagaimana kemampuan Gweihaven bekerja. Namun aku memutuskan untuk tidak berkomentar. Itu bukanlah lagi menjadi urusanku.

"Memangnya, kepada siapa kau ingin mengirim undangan-undangan itu?" tanyaku padanya.

Santos segera memacu kudanya untuk mendekatiku sebelum membalas perkataanku. "Jenderal Bai Rong dari republik Goff, Jenderal Kalvarel dari kerajaan Rhapsody, dan Jenderal Paula dari kerajaan Mermaiden," ia menoleh kearahku sebelum bertanya, "Bolehkah aku mengirim undangan kepada kenalanku di republik Leilati Selatan?"

"Bisa jadi masalah jika kau mempertemukan kedua republik yang bersengketa itu secara bersama-sama, apalagi dengan topik pembahasan seperti itu." jawabku.

"Aku tahu, tapi bukan itu maksudku," ujar Santos. "Yang akan aku undang ini bukanlah seorang aktivis negara, namun ia dapat memegang rahasia."

"Kataku tak ada masalah jika kau mengundangnya. Kita butuh orang dari republik Leilati Selatan." jawab Rakustra. "Bagaimana dengan kerajaan Karkasha? Apa kau tidak ingin mengundang salah satu wakil dari antara mereka?"

"Aku tidak memiliki kenalan dari kerajaan itu. Para Giant susah untuk diajak berbicara, mereka mudah tersinggung." balas Santos.

Sempat tak ada perkataan yang keluar dari mulut kami, sebelum Rakustra kembali berkata, "Kau dapat menggunakan orangku untuk mengirim pesan ke Republik Goff, dan Kerajaan Rhapsody." sambil menoleh kearah Santos, Rakustra melanjutkan perkataannya, "Mungkin akan lebih masuk akal jika kau meminta Gweihaven untuk merajut dua ekor merpati."

"Baik hati sekali, baiklah!" balas Santos dengan nada tinggi.

"Lalu, di mana kau akan menemui mereka?" tanyaku kepada Santos.

"Mungkin di sebuah pulau kecil di lautan Zou Kai, dekat dengan Republik Goff. Aku rasa itu adalah tempat paling strategis, betul?" balas Santos. "Letaknya ada di tengah-tengah benua,"

Meskipun aku telah memutuskan untuk suatu saat nanti, memisahkan diri dari kerajaan ini, aku masih memiliki satu tujuan serupa... yaitu untuk menemukan keberadaan buku itu. Dengan alasan tersebut aku membalas perkataan Santos, "Kalau kau butuh bantuanku, datanglah kepadaku."

Santos tersenyum lega seraya menatapku. "PASTI!," katanya.

Kami meneruskan perjalanan tanpa pembahasan mengenai topik itu lebih lanjut sampai kami tiba di halaman istana Purevalient. Sesampainya di sana, ada Cai yang segera menyambut kedatangan Arion. Ketika Cai bertanya mengenai apa yang terjadi, Santos langsung angkat bicara. Entah apa yang ia katakan padanya, aku tidak terlalu peduli. Aku memutuskan untuk segera menaiki tangga istana, meninggalkan mereka yang masih bercengkrama satu sama lain.

Aku langsung berjalan menuju ke kamarku. Ketika aku hendak menaiki tangga, aku melihat Mey yang tengah membawa nampan, terdapat empat buah mangkuk di atasnya. Ia berjalan bersama dengan pangeran Collin, mengarah ke kediaman keluarga raja. Tanpa sadar aku mataku mengikuti tiap langkah mereka berdua. Apa yang Mey lakukan di sini? Apakah ia bersama Aubrey? Apakah...

TIDAK! TIDAK!! Aku tidak boleh lagi peduli dengan mereka. Orang-orang ini sudah bukan lagi urusanku!

Setelah pintu yang mengarah ke kediaman keluarga raja tertutup, aku kembali menginjakkan kakiku untuk menaiki tangga sambil berpikir. Bagaimana aku bisa menemukan Namlea?

Apakah aku harus terus menerus menunggunya? Sejak hari itu ia sama sekali tidak pernah menampakkan dirinya, apa dia sudah lupa janjinya untuk kembali dan mendengar jawabanku?

Ah aku rasa tidak. Bagi kami yang telah hidup ratusan tahun, empat tahun hanya terasa seperti hitungan hari. Yang aku takutkan apabila terjadi sesuatu pada Namlea.

Ia adalah satu-satunya harapanku saat ini untuk mengantarku kepada tujuan yang sudah aku tentukan. Yaitu membalas dendam ibuku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan apabila Namlea mati.

Ketika aku melintasi jembatan penghubung, aku menengadah ke atas dan menatap langit yang sudah semakin gelap. "Setidaknya berikanlah aku tanda, apapun itu jika kau masih hidup..."

~~~~~

Ancient's Realm: Stallions & SerpentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang