Kafe

4.2K 226 14
                                    

Bertemu lagi dengan saya...

Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...

Selamat membaca....

***

Nathan memarkirkan motornya di salah satu kafe yang belakangan ini sering dibicarakan orang-orang. Katanya selain tempatnya indah, makanannya juga enak dan terjangkau.

"Sini Ra!" ucapnya pada Dara yang tengah kesusahan untuk melepaskan helmnya. Dengan senang hati, Nathan membantu gadis itu untuk melepaskan helmnya.

"Udah!" ucapnya setelah berhasil melepaskan helm Dara dan menaruhnya di atas motornya. Belum sampai di situ, Nathan juga merapikan tatanan rambut Dara yang sedikit berantakan menggunakan jari tangannya.

"Yuk!"

Nathan menggandeng tangan Dara dan berjalan masuk ke kafe yang terbilang cukup ramai. Cowok itu tersenyum misterius karena ia telah menyiapkan sebuah kejutan untuk gadisnya.

Mereka memilih duduk di meja yang berada di depan. Banyak tatapan kagum dari para pengunjung yang melihat kedatangan mereka. Bagaimana tidak, mereka terlihat sangat cocok. Nathan yang memiliki paras rupawan dan Dara yang memiliki paras cantik menenangkan.

"Bidadari tak bersayap datang padaku, dikirim Tuhan dalam wujud wajah kamu...."

Terdengar suara penyanyi yang bertugas menghibur para pengunjung kafe. Suaranya terdengar merdu, mirip suara penyanyi aslinya.

Beberapa saat kemudian, datang seorang pelayan menanyakan pesanan untuk Nathan dan Dara.

Dara tidak mempedulikan apa yang Nathan pesankan untuk dirinya. Gadis itu tengah menikmati alunan merdu dari penyanyi tersebut. Meskipun ia tidak terlalu mendengarnya. Namun tetap saja suara merdu penyanyi tersebut bisa masuk ke gendang telinganya.

Nathan yang melihat itu mengerutkan keningnya, pasalnya dari tadi Dara hanya diam. Ditanya apa yang ingin dia pesanpun hanya mengangguk saja. Pandangannya beralih pada seorang cowok yang merupakan penyanyi kafe di depan mereka.

"Lo naksir sama dia?" sarkas Nathan. Dengan cepat Dara menggeleng membuat Nathan bernafas lega.

"Terus, ngapain dari tadi ngeliatin dia mulu?"

"Suaranya bagus, aku suka"

Ungkap Dara menggunakan bahasa isyarat sambil menggerakkan bibirnya agar Nathan mengerti.

"Halah, gitu aja udah kagum."

"Emang kamu bisa?"

"Bisa. Mau denger?"

Dara mengangguk dengan semangat, membuat Nathan terkekeh kecil dibuatnya. Mereka menunggu sampai penyanyi tadi selesai dengan lagunya.

Nathan beranjak dari tempat duduknya menuju panggung kafe setelah penyanyi tadi selesai dengan lagunya. Dara hanya memperhatikan apa yang akan dilakukan cowok itu. Terlihat Nathan berbisik-bisik dengan para pemain musik di sana.

"Selamat siang semuanya!"

Seluruh penghuni kafe mengalihkan pandangannya pada Nathan yang kini tengah memegang mic. Beberapa pengunjung menjawab salam yang dilontarkan oleh Nathan.

"Pada kesempatan kali ini, gue mau nyanyiin sebuah lagu. Lagu ini gue persembahin buat seseorang yang duduk di meja paling depan. Kalian bisa liat sendiri, orangnya cantik, baik, dan yang pasti dia adalah anugerah terindah yang pernah gue milikin."

Semua mata tertuju pada Dara. Gadis itu tak mengalihkan pandangannya dari Nathan yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum.

Petikan gitar mulai terdengar, membuat Dara terhanyut dalam pesona Nathan yang terlihat sangat tampan.

NARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang