Happy reading!!
Jika ada typo, silahkan dibenahi!!
***
Dara duduk di anak tangga sambil menatap ke lantai bawah. Kepalanya ia sandarkan pada pegangan tangga. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, namun orang-orang itu belum juga selesai mendekorasi ruangan. Bahkan mereka terlihat semakin ribut saja.
Terutama Lucas, cowok itu mondar-mandir menempelkan berbagai macam dekorasi pada dinding rumah dan langit-langit. Padahal biasanya ia masih keluyuran jam segini.
Dara menatap papanya yang terlihat sedang mengangkat telepon. Dari raut wajahnya, Langit terlihat sangat serius. Hal itu membuat Dara jadi semakin penasaran. Semoga aja itu dari pihak yang mau dijodohin sama aku. Terus tiba-tiba ada kabar kalo si cowok kecelakaan, terus perjodohannya diundur, dibatalin kalo bisa. Amin..., Batin Dara berharap.
Dara menatap bingung saat mamanya memasang raut khawatir setelah Langit mengatakan kalimat yang terakhir. Bahkan Lucas juga demikian. Apa yang sedang mereka khawatirkan? Sayang sekali gadis itu tidak bisa mendengar ucapan mereka.
Gadis itu bertambah bingung saat mamanya berlari menghampirinya, "Dara! Kita ke rumah sakit sekarang!"
"Siapa yang sakit Mah?"
"Calon tunangan kamu kecelakaan!"
Deg.
Entah Dara harus bereaksi seperti apa. Ia senang, karena dengan begitu acara pertunangannya akan diundur. Namun disisi lain ia juga merasa khawatir.
***
Dara dan kedua orangtuanya berjalan dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Rasa penasaran tentang siapa calon tunangannya itu muncul di benaknya. Meskipun ia merasa lega acara pertunangannya diundur, namun tetap saja ia tidak boleh seperti itu.
Matanya menatap seorang cowok tengah menggandeng tangan seorang gadis. Sepertinya si cowok akan mengantarkan si gadis ke toilet. Terbukti saat mereka berhenti di depan sebuah toilet perempuan. Ia mengenal mereka. Mereka adalah Roy dan Nantha. Yang jadi pertanyaan, sedang apa mereka di sini?
"Mama duluan aja," ungkap Dara dan diangguki oleh Citra.
Dara berlari ke arah Roy yang kini tengah menunggu Nantha. Entah mengapa, perasaannya mengatakan hal yang buruk.
"Dara? Ngapain lo ke sini?" tanya Roy setelah melihat gadis bersurai sebahu itu berdiri di hadapannya. Tadi, ia disuruh oleh Rajendra untuk menjemput Nantha yang sendirian di rumah. Alhasil, cowok itu harus pergi ke rumah Nathan untuk menjemput adik Nathan yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Namun setelah sampai di rumah sakit, Nantha justru memintanya untuk mengantarnya ke toilet.
Bukannya menjawab, gadis itu justru menuliskan berbagai pertanyaan di note kecil miliknya.
Kamu ngapain di sini? Siapa yang sakit? Kenapa ada Nantha juga?
Terdengar suara helaan nafas dari mulut Roy. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Cowok itu tengah bingung harus menceritakan semua kejadian yang menimpa Nathan dari mana.
"Nathan kecelakaan."
Dara memasang raut bingung karena tidak sempat membaca gerak bibir cowok itu. Gadis itu kemudian menyuruh Roy untuk mengulang kembali kalimatnya.
"Na. Than. Ke. Ce. La. Ka. An."
Deg.
Tubuh Dara melemas seketika mendengar kabar tersebut. Pandangannya mengabur karena terdapat genangan air di pelupuk matanya. Nathan kecelakaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA
Novela JuvenilSemuanya berawal dari ketidaksengajaan. Pertemuan mereka tak semanis yang kalian bayangkan. Pertemuan mereka juga tak seburuk yang kalian bayangkan. Nathan Dirgantara, badboy nya SMA Rajawali bertemu dengan seorang gadis yang tak pernah berbicara di...