Bertemu lagi dengan saya...
Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...
Selamat membaca....
***
Reno berjalan dengan gaya coolnya melewati koridor sekolah yang mulai ramai. Beberapa orang yang kebanyakan adalah fans-fansnya menyapa dengan ramah. Tentu saja ia membalasnya dengan baik, bahkan tak jarang ia juga menggoda mereka.
"Pagi Reno!"
"Eh, pagi juga syantik!" goda Reno sembari mengedipkan sebelah matanya pada gadis yang baru saja menyapanya.
"Hai Reno!"
"Hai juga manis!"
Reno terus saja menggoda gadis-gadis tersebut sambil sesekali melempar lawakan lucu yang membuat suasana menjadi ramai. Cowok itu terus berjalan sambil menatap ke arah samping karena sedang menggoda salah satu cewek. Hingga dirinya tidak sadar kalau ada seorang gadis yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Alhasil tubuh mereka bertabrakan. Gadis itu memekik saat tubuhnya limbung ke belakang. Ia memejamkan matanya bersiap merasakan sakit pada tubuhnya jika sewaktu-waktu ia terjatuh ke lantai.
"Akh...," pekik gadis itu. Matanya yang semula terpejam mulai membuka karena ia tidak merasakan tubuhnya menghantam lantai.
Hal pertama yang ia lihat adalah seorang cowok berwajah tampan yang tengah menahan tubuhnya. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat siapa cowok tersebut. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa ia tidak salah lihat.
"Reno?!"
Reno segera menarik tangannya yang semula digunakan untuk menahan tubuh gadis itu. Cowok itu merapikan rambutnya sebelum akhirnya beranjak meninggalkan gadis tadi.
"Lo Reno kan?"
Reno tak memperdulikan teriakan gadis tadi. Ia tetap berjalan sambil menatap lurus ke depan dan tidak berniat untuk menoleh sedikitpun.
***
"Si Reno mana sih? Jangan-jangan telat lagi," ucap Roy entah pada siapa. Dibilang berbicara pada Nathan, cowok itu tidak menanggapinya. Dibilang tidak, Nathan lah yang duduk di sampingnya sambil memainkan ponselnya.
"Nah! Dateng juga lo!" ucap Roy dengan sedikit berteriak saat melihat Reno memasuki kelas.
Nathan mengalihkan pandangan dari ponselnya sejenak ke arah Reno yang baru saja datang. Dahinya mengernyit heran melihat raut wajah Reno yang khawatir.
"Kenapa lo?" tanya Nathan setelah Reno menaruh tas di bangkunya yang berada di depan Nathan.
"Kalian percaya nggak, kalo gue ngomong gue baru aja ditembak sama empat cewek sekaligus?" tanya Reno dengan heboh.
"Nggak!" jawab Nathan singkat. Cowok itu menyesal telah bertanya dan mendengarkan jawaban omong kosong dari mulut sahabatnya itu.
"Lo tadi berangkat sekolah lewat mana sih?" tanya Roy.
"Lewat biasa lah. Emang kenapa?"
"Kirain lewat TPU deket rumah gue, trus ketempelan."
Reno menatap tajam ke arah Roy, "Bangke lo!" ucapnya.
Roy tergelak melihat kekesalan Reno. Sementara Nathan hanya tersenyum tipis melihat tingkah kedua sahabatnya ini.
"Tapi kalo gue bilang tadi gue ketemu Sara, kalian percaya nggak?"
Nathan dan Roy langsung menoleh ke arah Reno yang baru saja mengatakan kalimat tersebut.
"Beneran?" tanya Roy dengan mimik serius. Reno hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
"Gawat nih! Lo berdua nggak akan kaya dulu lagi kan?" tanya Roy khawatir.
"Nggak lah!" jawab Nathan agak sewot. Cowok itu menatap tajam ke arah Roy yang kini tengah meringis tak berdosa. Begitu juga dengan Reno yang telah melayangkan satu jitakan di kepala Roy.
"Aduh... sakit kambeng...." ringis Roy.
"Siapa suruh lo ngomong kek gitu."
"Ya kan siapa tau...," kesal Roy.
Keadaan menjadi hening selama beberapa saat. Mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing.
"Kayaknya lo harus hati-hati deh Nath!" ucap Roy dengan serius.
"Kenapa?"
"Jagain Dara! Gue yakin, Sara masih ada rasa sama lo," ucap Roy.
"Iya, lo tau kan? Sara bakalan ngelakuin apa aja buat dapetin hati lo! Nggak inget gimana dia ngerusak persahabatan kita dulu?" imbuh Reno.
Nathan merenung mendengar perkataan kedua sahabatnya ini. Ia menghela nafas panjang. Cowok itu tahu Sara lebih nekat daripada Tasya. Belum lagi Dara yang sangat cengeng, sehingga Sara akan dengan mudahnya mengganggu gadisnya.
Tapi ada yang aneh di hatinya. Apa mungkin perasaannya belum sepenuhnya hilang? Entahlah. Nathan juga tidak tahu.
"Lo udah move on kan?" tanya Roy dengan nada mengintimidasi. Nathan hanya bisa diam sambil mengedikkan bahunya acuh.
***
Kring...
Bel istirahat berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar untuk menuju ke kantin.
Dara dan Anna berjalan beriringan menuju ke kantin setelah mendengar suara bel istirahat. Sesekali mereka tertawa saat Anna bercerita hal-hal lucu.
Langkah mereka terhenti saat tiga orang cowok menghadang mereka. Anna menghela nafas panjang karena sudah pasti ia tidak bisa ke kantin bersama Dara.
"Mau ke kantin?" Dara hanya bisa mengangguk sambil tersenyum simpul.
"Bareng gue."
Anna hendak protes pada Nathan yang seenaknya saja membawa sahabatnya pergi. Namun ia dicegah oleh Reno yang telah menarik pergelangan tangannya diikuti oleh Roy di belakangnya.
"Yuk!" ajak Nathan sembari menggandeng tangan Dara.
Sepanjang jalan banyak tatapan mata yang ditujukan untuk mereka. Ada yang menatap sinis, ada juga yang senang karena bisa melihat Nathan tersenyum manis.
***
Cukup sekian dulu....
Saya akan merasa sangat senang jika kalian memberikan vote, komentar, membagikan cerita NARA ke teman-teman kalian, serta mem-follow akun saya....
Arigatou gozaimasu!!!
Next?
Minggu, 29 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA
أدب المراهقينSemuanya berawal dari ketidaksengajaan. Pertemuan mereka tak semanis yang kalian bayangkan. Pertemuan mereka juga tak seburuk yang kalian bayangkan. Nathan Dirgantara, badboy nya SMA Rajawali bertemu dengan seorang gadis yang tak pernah berbicara di...