Kabar Buruk

2.1K 104 4
                                    

Selamat membaca!!!

***

Seorang cowok berjalan sempoyongan di tengah derasnya hujan. Beberapa orang telah mencegahnya agar tidak keluar dan tetap diam di dalam club' menunggu hujan reda. Namun cowok itu tetap bersikeras untuk pulang, bahkan dengan keadaan yang mabuk berat seperti ini.

"Kok baju gue basah ya?" racau cowok itu.

Seseorang datang ke arahnya sambil memegang payung, "Nath! Lo yakin mau pulang sekarang?" ucap orang itu sedikit berteriak.

"Yang ngomong sebelah mana sih?" ucap Nathan sembari mengedarkan pandangannya. Tangan kanannya berpegangan pada motor miliknya.

"Lo tunggu di sini aja Nath! Gue ambil kunci mobil dulu! Gue yang nganterin lo pulang!" ucap cowok itu, kemudian berlari untuk mengambil kunci mobilnya. Cowok itu tadi ditelpon oleh Reno untuk tidak membiarkan Nathan pulang sendiri dalam keadaan mabuk. Sementara Reno dan Roy masih dalam perjalanan. Pasalnya, Nathan belum pernah melakukan ini sebelumnya. Kalaupun datang ke tempat seperti itu, paling-paling ia hanya datang untuk mengatur pertemuan dengan lawan-lawannya.

Nathan tidak memperdulikan ucapan cowok tadi. Ia justru sudah nangkring di atas motornya. Meraba saku jaketnya untuk mencari kunci.

"Ck. Kunci... mana kunci...."

"Nah ini! Susah amat lo dicari!" ucap Nathan pada kuncinya.

"Lo kunci motor ya?" Nathan mulai ngelantur omongannya.

"Gue bisa minta tolong nggak? Kunci hatinya Ara! Iya... Ara, malaikat gue. Masa lo nggak tau sih? Kudet lo!" ucap Nathan tanpa mengalihkan pandangannya dari kunci motornya, "kunci hatinya dia! Biar nggak ada orang lain yang masuk. Kalo perlu, masukin gue ke sana! Ke hatinya Ara!"

"Hahaha... gue udah gila!"

Nathan menyalakan mesin motornya. Tak butuh waktu lama, cowok itu mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"GUE GILA KARENA LO! ADARA FELLYNA!!"

Nathan terus berteriak di derasnya hujan. Sesekali ia tertawa kencang, membuatnya terlihat seperti orang gila.

Licinnya jalanan ditambah keadaan Nathan yang sedang mabuk berat tak membuatnya menurunkan kecepatan motornya. Cowok itu justru menambah kecepatannya. Beruntung jalanan sedang sepi, sehingga hanya dirinya yang lewat di situ.

Nathan terus menambah kecepatan motornya. Kepalanya yang terasa pusing membuat cowok itu tidak fokus pada jalanan yang licin.

Nathan kehilangan kendali. Motornya sempat oleng beberapa saat hingga akhirnya menabrak pembatas jalan.

Brak...

Tubuh Nathan terlempar cukup jauh dari motornya. Helmnya juga terlepas mengingat cowok itu tak sempat mengaitkan talinya. Kepalanya membentur aspal, membuat darah segar mengalir ke jalanan. Bercampur dengan air hujan.

Orang-orang mulai berdatangan. Baik yang tengah berteduh di emperan toko, ataupun yang tak sengaja lewat di jalan itu.

"Masyaallah! Pak tolong angkat Pak!" ucap salah seorang warga yang merupakan penjual nasi goreng.

Tak butuh waktu lama, beberapa orang mendekat untuk mengangkat tubuh Nathan. Mereka tak perduli dengan baju mereka yang ikut basah terkena air hujan. Yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan nyawa pemuda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.

"Ada yang nelpon ambulance?! tanya seseorang yang merupakan pengendara motor.

"Saya udah nelpon tadi, kira-kira 10 menit lagi datang."

NARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang