Hari Terburuk

2.5K 118 0
                                    

Selamat membaca!!

Terima kasih atas dukungan kalian semua!!

***

Nathan membuka pintu rumahnya. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria paruh baya tengah memarahi seorang gadis.

"KAMU ITU TIDAK LEBIH DARI GADIS GILA YANG BISANYA MENYUSAHKAN ORANGTUA!"

Rajendra mengangkat tangannya, hendak melayangkan tamparan keras pada Nantha. Sementara itu, Nantha terlihat menangis hebat dan bersimpuh di lantai.

"AYAH! JANGAN!" ucap Nathan saat Rajendra hendak melayangkan tamparan.

Plak....

Namun ucapan Nathan seakan sia-sia karena Rajendra telah menampar pipi Nantha. Suara tamparan keras itu memenuhi ruangan.

Nafas Nathan tercekat. Dengan segera, ia berlari menghampiri adiknya yang masih terkejut dengan perlakuan ayahnya. Ia memeluk tubuh Nantha yang gemetar ketakutan.

"Ayah apa-apaan sih?" tanya Nathan sembari menatap tak percaya pada Rajendra. Alisnya menukik tajam dengan rahang yang mengeras.

"Kamu mau tahu ayah kenapa?"

"KAMU MAU TAHU? GARA-GARA ANAK INI, BUNDA MASUK RUMAH SAKIT!"

Nathan terdiam seribu bahasa. Ia menatap wajah adiknya yang tengah menggeleng kuat di dalam rengkuhannya.

"Bukan... Nantha... hiks... bukan...."

Nathan mengeratkan pelukannya. Ia masih mencoba berpikir jernih. Apa yang bisa dilakukan Nantha sampai-sampai membuat ibunya masuk rumah sakit? Tentu kecil kemungkinannya.

"Sstt... udah jangan nangis. Kak Nathan percaya kok," ucap Nathan mencoba menenangkan Nantha. Beberapa kali terlihat cowok itu mengecup kening adiknya.

Rajendra mengeluarkan ponselnya. Pria itu terlihat menelpon seseorang. Nathan tidak peduli dengan itu, ia masih sibuk menenangkan Nantha.

"Kalian masuk saja! Anak saya di dalam!"

"....'

Pintu rumah terbuka, sebenarnya memang tadi Nathan tidak menutupnya saat masuk. Dua orang pria dan satu orang wanita berpakaian serba putih masuk ke ruangan. Mereka tampak ramah sekali. Wajah mereka juga terlihat menyenangkan.

Nathan mendongakkan wajahnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat tiga orang tadi berjalan ke arahnya. Ralat. Lebih tepatnya ke arah Nantha.

"Ayo Dik, ikut Kakak," ucap wanita itu dengan ramah. Tak lupa ia sedikit mengambil alih tubuh Nantha dari Nathan.

Nantha menggeleng kuat, gadis itu menangis lagi. Dua orang pria yang datang ikut membantu wanita itu. Mereka mengambil alih tubuh Nantha sepenuhnya dari Nathan.

Nathan menatap bingung ke arah mereka. Matanya beralih menatap Rajendra seolah meminta penjelasan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Nathan.

Suara Nathan kalah dengan suara jeritan keras adiknya yang masih mencoba berontak. Tiga orang tadi tampak kewalahan menghadapi gadis itu.

"Tidak ada. Ayah hanya ingin menyembuhkan adik kamu."

Tubuh Nantha menegang seketika. Apa yang dipikirkan oleh ayahnya itu? Ia tidak tahu dengan jalan pikiran Rajendra. Nathan kecewa dengan keputusan yang diambil oleh ayahnya.

"Ayah benar-benar tega," ucap Nathan sembari menatap ayahnya dengan kecewa.

Nathan mengerti sekarang. Cowok itu berlari ke luar untuk mengambil adiknya kembali. Dilihatnya Nantha yang terus memberontak saat akan dimasukkan ke mobil berwarna putih. Mobil itu bukan mobil biasa. Mobil itu bertuliskan 'RSJ Bhakti Negeri'.

NARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang