Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...
Selamat membaca....
***
Nathan celingukan mencari seseorang yang mengajaknya bertemu di taman belakang sekolah. Cowok itu berkacak pinggang. Kesal karena Sara tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Kambing! Dimana tuh cewek?" umpatnya.
Nathan berjalan ke tengah taman. Mencari-cari sosok Sara yang berada entah dimana.
Tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Nathan hanya bisa diam di tempat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya seakan tidak bisa digerakkan.
"Nathan ...."
Hening.
"Gue pengen banget kaya dulu lagi."
Tetap hening.
"Kalo lo kasih gue satu kesempatan lagi, gue janji ... gue janji nggak akan nyia–nyiain lo lagi."
Nathan melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya. Suara yang dulu pernah ia rindukan tidak berarti lagi. Ia sudah terlanjur kecewa.
"Gue nggak bisa kasih kesempatan sama lo lagi Sar," ucap Nathan. Kini tubuhnya sudah menghadap ke arah Sara.
Terlihat raut kecewa yang ditunjukkan oleh Sara. Namun itu tidak berefek apapun pada Nathan. Ia hanya memandang Sara dengan tatapan datar. Lagi pula, ia sudah punya seseorang yang telah mengisi hatinya.
"Gue udah terlalu kecewa sama lo. Lagi pula, gue punya seseorang yang harus gue jaga hati dan raganya."
Sara terlihat berpikir keras. Mengingat siapa gerangan cewek yang berhasil meluluhkan hati seorang Nathan. Tiba-tiba sebuah gambaran terlintas di otaknya. Ia menggeram kesal mengingat bagaimana tak sempurnanya cewek itu.
"Cewek gagu itu?" ucap Sara dengan nada yang ditinggikan. Matanya sudah berair dari tadi.
Nathan mengeraskan rahangnya. Ia tidak terima jika ada yang menyinggung tentang kekurangan Dara. Kalau saja Sara itu laki-laki, mungkin sudah babak belur dihajarnya.
"Lo nggak berhak ngomongin kekurangan Dara ya, kalo lo sampe macem–macem sama Dara, urusannya bakalan langsung sama gue," sarkas Nathan.
Sara menatap tak percaya pada Nathan. Kalau Nathan sudah mengeluarkan kata-kata itu, saatnya ia menatap sekelilingnya. Mencari kamera dan melambaikan tangan. Itu berarti Nathan benar-benar mencintai Dara.
Sara menangkap seorang gadis yang berada jauh di belakang Nathan. Tiba-tiba sebuah ide licik terlintas di benaknya. Cewek itu menarik satu sudut bibirnya ke atas, membentuk sebuah senyuman sinis.
Tanpa aba-aba, ia langsung memeluk erat tubuh Nathan. Berulang kali Nathan mencoba melepaskan pelukan tersebut, namun Sara semakin mempereratnya.
"Lo apa-apaan sih?" desis Nathan dengan suara tajam.
"Lepas!"
Sara melepaskan pelukannya saat dirinya tidak melihat keberadaan gadis tadi. Dalam hati ia tersenyum licik. Ia berhasil.
***
Dara melangkah dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya. Tangannya menggenggam kotak makanan berwarna biru muda. Sesuai janjinya, ia akan menyisakan kue bolunya untuk Nathan. Ia sedang mencari Nathan.
Matanya tak sengaja menangkap punggung seseorang yang ia cari tengah berada di taman belakang sekolah. Dengan senyum yang masih tergambar jelas, gadis itu melangkah ke taman belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA
Teen FictionSemuanya berawal dari ketidaksengajaan. Pertemuan mereka tak semanis yang kalian bayangkan. Pertemuan mereka juga tak seburuk yang kalian bayangkan. Nathan Dirgantara, badboy nya SMA Rajawali bertemu dengan seorang gadis yang tak pernah berbicara di...