Diabaikan

2.8K 146 8
                                    

Terima kasih bagi para pembaca yang masih setia menunggu kelanjutan cerita saya...

Selamat membaca....

***

Kamu udah pulang?

Dara memencet tombol kirim di layar ponselnya. Gadis itu mengirimkan pesan untuk Nathan.

Dara menggigit bibir bawahnya seraya menggenggam ponselnya di depan dada. Selama beberapa menit Dara menunggu balasan dari Nathan. Namun cowok itu tak kunjung membalasnya. Bahkan dibaca saja tidak.

Dara menghela nafas panjang, tak biasanya Nathan seperti ini. Gadis itu mencoba berpikir positif. Mungkin saja Nathan sedang dalam perjalanan pulang.

***

Dilain tempat, Nathan tengah berada di taman rumah sakit bersama Sara. Cowok itu mencoba menenangkan Sara yang dari tadi tak mau berhenti menangis.

"Udah Sar...," ucap Nathan sembari menepuk pelan pundak Sara.

"Mama hiks... gue...."

Nathan menghela nafas panjang. Kenapa semua cewek mudah menangis? Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung harus bagaimana.

"Daripada lo nangis nggak jelas, mending lo berdo'a."

Sara mengangguk mengiyakan. Cewek itu menghapus air matanya dan mulai memejamkan mata dengan tangan yang menengadah.

"Nath! Temenin gue makan ya," ucap Sara masih dengan sesenggukan.

Nathan hanya mengangguk mengiyakan. Cowok itu berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Sara. Tanpa berpikir panjang, Sara menyambut uluran tangan dari Nathan. Mereka kemudian berjalan menuju ke kantin rumah sakit.

***

"Nggak dimakan?" tanya Nathan setelah melihat Sara hanya mengaduk-aduk makanannya. Cowok itu menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Sara hanya menggeleng lemah, cewek itu mengambil gelas es teh kemudian menyeruputnya.

"Kenapa?"

"Nggak nafsu."

"Terus , ngapain lo ngajakin gue ke sini?"

Sara menghela nafas pelan, "Nggak papa, gue cuman pengen liat wajah lo lebih lama. Sama kaya waktu itu," ucapnya.

Nathan mendengus geli sambil terus mengunyah makanannya. Tak ada niatan untuk membalas perkataan Sara yang jelas-jelas telah merusak sebagian moodnya.

Nathan meminum es tehnya hingga tandas. Cowok itu berdiri dari tempat duduknya, menyisakan Sara yang menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Lo mau kemana?" tanya Sara.

"Pulang! Jemput adik gue."

"Nggak bisa! Lo belum temenin gue makan Nath!"

Nathan yang sudah berjalan beberapa langkah kembali berbalik, "Siapa suruh lo nggak makan dari tadi!" ucapnya kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan Sara dalam keadaan kesal.

***

Nathan memarkirkan motornya di depan sebuah sekolah bertaraf nasional yang bernama SMP Rajawali. Sekolahan tersebut satu yayasan dengan SMA Rajawali milik ayahnya.

Matanya menangkap segerombolan siswa di tengah lapangan tengah melakukan kegiatan entah apa namanya. Yang jelas, mereka dikumpulkan di tengah lapangan. Cowok itu tetap duduk di atas motornya. Sesekali matanya memperhatikan sang adik yang berada di tengah-tengah barisan.

Beberapa menit kemudian, Nantha sudah selesai dengan kegiatannya. Gadis itu berlari menghampiri Nathan yang terlihat tersenyum kearahnya. Beberapa pasang mata mengamati mereka.

NARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang