Amanda Daviandra masuk dengan berlari menuju sekolah barunya. Hari ini adalah hari pertama ia masuk SMA dimana ia harus menjalani MPLS bersama dengan seniornya.
"Mampus nih gue telat sepuluh menit lagi." batin Amanda.
Benar saja kini aula sekolahnya telah ramai dengan siswa baru yang tengah mendengarkan pidato Reinald, ketua osis SMA Pelita.
"Ehhh ada yang telat nih. Hari pertama masuk udah telat aja lo! Enaknya dihukum apa nih?" ucap wakil ketua osis, Diana sambil menyilangkan kedua tangan didadanya.
"Suruh push up lima puluh kali aja deh. Biar kapok." seru anggota osis lain.
Mendengar perkataan Diana yang merupakan wakil ketua osis Amanda langsung mendelik. Bayangkan saja, Amanda yang telah berlari sekuat tenaga menuju aula ini dan sekarang ia harus push up lima puluh kali. Sungguh sial nasibnya hari ini.
Melihat Amanda yang sudah berkeringat, membuat Reinald tak tega menghukum gadis didepannya itu, namun hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan harus tetap dilaksanakan, "Jangan lima puluh kali, dua puluh kali aja udah cukup." ucap Reinald dengan tegas.
Diana memutar bola matanya malas, "Oke setuju."
"Nunggu apa lagi buruan push up!" ucap Diana dengan kasar.
Amanda pun melakukan hukumannya dengan perasaan jengkel. Namun apa daya ia tak dapat menentang perintah seniornya itu. Jika dilakukan sama saja dengan bunuh diri namanya.
Setelah menjalankan hukumannya yang disaksikan oleh semua siswa baru dan anggota osis, Amanda menuju kebarisan. Kegiatan pun berlanjut hingga pukul 10.00 pagi, waktunya untuk istirahat. Amanda bergegas ke kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Sesampainya di kantin Amanda bertemu dengan sahabat lamanya yang bernama Aneira.
"Eh Aneira lo tuh gue cariin tau gak." ucap Amanda pada Aneira.
"Lo pikir gue gak nyariin lo apa." balas Aneira.
"Gue laper banget nih habis dihukum tadi. Sumpah tuh ketua osis sama wakilnya nyebelin banget tau gak." ucap Amanda menggebu-gebu.
Aneira tertawa terbahak bahak mendengar curhatan sahabatnya itu, "Lagian hari pertama masuk pake acara telat segala. Ya udah nikmatin aja."
"Lo tuh sahabat gue bukan sih? Heran deh gue." ucap Amanda kesal.
"Utututuu...sayang jangan ngambek gitu dong. Sini aku peluk." goda Aneira.
"Jijik gue dengernya. Mending lo buruan pesen deh daripada entar telat ngumpul dan lo ngerasain apa yang gue rasain tadi." ucap Amanda
"Oh ya jelas gak mungkin, gue kan gak kayak lo." ucap Aneira dengan percaya diri.
"Terserah lo deh mau bilang apa." pasrah Amanda.
Aneira hanya bisa tertawa menyaksikan tingkah sahabatnya itu. Karena kasihan pada sahabatnya Aneira menyuruh Amanda untuk duduk saja.
"Gue tau kalo lo itu lagi capek sekarang lo duduk aja cari bangku sono." ucap Aneira.
"Oke tambah sayang deh sama Aneira yang baik hati ini." balas Amanda.
"Kalo butuh doang lo muji-muji gue. Pesennan lo gue samain kayak punya gue aja ya biar gak ribet." ucap Aneira
Amanda hanya menganggukkan kepala. Aneira langsung meninggalkan Amanda dan mengantri bakso sendirian. Tak lama kemudian Aneira datang membawa dua mangkok bakso ditangannya. Keduanya langsung memakan bakso mereka.
Tiba tiba ada dua cowok yang menghampiri meja mereka.
"Kita boleh duduk disini gak? Gak Ada bangku yang kosong lagi soalnya." ucap cowok itu yang bernama Alex.
"Boleh, duduk aja." balas Aneira.
Kedua cowok yang bernama Alex dan Marvel tersebut duduk dibangku depan Amanda dan Aneira. Tak lama kemudian datang satu cowok lagi yang merupakan teman Alex dan Marvel yaitu Rafi.
"Lo semua pada ninggallin gue, kan gue jadi bingung nyarinya." ucap Rafi.
"Suruh sapa lama." ucap Marvel.
"Kan tadi kondisinya rame." balas Rafi.
Pandangan Rafi tertuju pada Amanda dan Aneira. Rafi telah mengenal Amanda dan Aneira. Rafi bertemu dengan Aneira sejak dibangku smp, sedangkan dengan Amanda Rafi telah bersahabat sejak kecil.
"Ada Amanda ya. Gimana tadi? Enak? Belum apa apa udah hits duluan nih sahabat gue." ucap Rafi yang meledek Amanda.
"Dateng dateng rese nih anak. Awas kalo lo sekelas sama gue. Gak bakal gue kasih contekan pr." balas Amanda.
"Aduh ampun takut nih kak." ucap Rafi dengan tertawa.
Semua yang ada dimeja itu pun tertawa kecuali Marvel. Setelah puas menggoda Amanda, Rafi memakan makanannya. Keadaan pun seketika hening.
"Pengumuman. Bagi semua peserta mpls sma pelita harap kumpul dilapangan sekarang juga. Waktu istirahat telah selesai."
"Aneira minumnya mana?" ucap Amanda.
"Gue pikir lo udah bawa dari rumah. Biasanya kan gitu." ucap Aneira.
"Yahh gue haus nih, mana udah disuruh ngumpul lagi." ucap Amanda.
"Sorry Ndaa. Es teh gue udah habis lagi." ucap Aneira.
"Lo tahan aja Nda. Jam 12.00 gak akan lama kok." ucap Rafi.
"Lo kan tau tadi gue ngapain, haus nih gue." ucap Amanda.
"Minum aqua gue aja kalo lo mau, tapi itu bekas gue." ucap Marvel.
"Iya gak papa kok. Makasih ya." ucap Amanda.
Amanda langsung meminum aqua Marvel sampai habis tak tersisa. Kelimanya pun menuju ke lapangan.
Sesampainya di lapangan mereka berlima berpencar ke kelompok kelasnya masing masing. Acara berlanjut hingga pukul 01.00 siang. Dijadwal mereka pulang pada pukul 01.00 siang tetapi mereka sholat berjamaah di sekolah terlebih dahulu.
Sepulang sekolah Amanda langsung menuju kamarnya dan berganti baju. Dirumah Amanda memang sendirian ayah dan ibunya sibuk bekerja. Mereka baru berkumpul pada malam hari saat makan malam.
Biasanya ada Bi Siti, karena anaknya sakit ia memilih cuti. Terkadang Amanda berpikir betapa beruntungnya ia jika memiliki saudara, pasti keadaannya tidak sepi seperti ini. Ketika Amanda melamun, ponselnya berdering.
****
Bersambung....
Makasih yang udah baca cerita pertama aku❤
Jangan lupa untuk vote dan komen ya🤗 Sampai jumpa di part selanjutnya 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Meant to be
Teen FictionAmanda Daviandra, gadis yang telah lama disukai oleh seorang Marvel Kavindra. Kini takdir dengan berbaik hati mempertemukan mereka lagi. Dan waktu membuat mereka semakin dekat. Namun, mereka dikagetkan oleh kehidupan masa lalu mereka. Apa yang ter...