Rafi
Gue kerumah lo ya nda pinjem catatan matematika lo.
Amanda
Emang buku lo kenapa?
Rafi
Buku gue ketinggalan di sekolah padahalkan besok ulangan :(
Amanda
Ya udah kesini aja sekalian belajar bareng.
Amanda menghempaskan handphone-nya dikasur begitu saja dan mengambil buku matematikanya diatas meja belajarnya lalu membawanya ke ruang tamu. Sembari menunggu kedatangan sahabatnya, Amanda menonton acara televisi diruang keluarga dan memakan camilan favoritnya.
"Non ini ada den Rafi." teriak Bi Siti.
Amanda bergegas menuju ruang tamu dan mendapati Rafi tengah duduk di sofa sedang membuka buku buku Amanda yang sudah disediakan. "Lo udah belajar?" tanya Rafi menoleh pada Amanda.
"Belum hehehe, gue nggak usah belajar nanti hasilnya juga pasti 100." ujar Amanda dengan senyuman lebarnya.
"Gue kangen sama senyum lo nda. Semenjak pacaran sama Marvel lo nggak pernah lama lama dideket gue. Alasan gue kesini sebenernya supaya gue bisa berduaan sama lo." batin Rafi.
"Lo pelajarin aja dulu, nanti kalo ada yang nggak bisa tanya gue aja." ujar Amanda meninggalkan Rafi sendirian diruang tamu dan menuju dapur mengambil snack untuk dimakan bersama Rafi.
Setelah dua jam Rafi mempelajari matematika dengan sedikit bantuan dari Amanda, akhirnya ia menjadi benar benar paham dan yakin ulangan besok akan mendapat nilai 100 dengan contekan dari Amanda juga tentunya.
"Akhirnya paham juga gue." ujar Rafi meregangkan tangannya kedepan karena lelah dengan matematika tadi.
"Siapa dulu yang ngajarin." ucap Amanda menepuk nepuk dadanya.
"Yang ngajarin gue mak lampir." ejek Rafi pada Amanda.
"Kalo gitu lo muridnya mak lampir dong." balas Amanda.
Rafi kehabisan kata kata untuk menjawab perkataan Amanda "Masih jam 8 nih, jalan jalan yuk." ajak Rafi.
"Kemana?" tanya Amanda.
"Lo pengennya kemana?" tanya Rafi.
"Main ditime zone aja gimana?" usul Amanda.
"Ya udah sono ganti baju lo."
***
"Mau main apa lo?" tanya Rafi pada Amanda yang daritadi bengong.
"Terserah lo aja deh." jawab Amanda seadanya.
"Lah dia yang ngajak kesini tapi dia yang bilang terserah." ujar Rafi "Main street basketball aja yuk. Lama nih rasanya nggak main basket." ucap Rafi menarik tangan Amanda menuju tempat street basketball.
"Yang kalah nanti traktir makan ya." ucap Amanda.
"Jangan nyusahin diri sendiri napa. Udah bagus gue yang bayarrin." ucap Rafi.
"Kita liat aja nanti."
Mereka bermain street basketball dan ternyata yang menang adalah Rafi. "Tuh kan apa fue bilang." ujar Rafi dengan senyum meremehkan Amanda.
"Udahlahh ini karena gue gak konsentrasi aja. Main dance dance revolution aja yuk." ajak Amanda kepada Rafi untuk memainkan permainan kesukaannya di time zone.
Kali ini pemenangnya adalah Amanda. Kini skor mereka sama 1-1. "Main apa lagi nih?" tanya Rafi.
"Bentar gue capek." jawab Amanda dengan nafas ngos ngosan karena permainan dance dance revolution tadi.
"Biasanya nggak pernah capek lo." ujar Rafi menyodorkan minum pada Amanda yang dari awal mereka sudah beli.
"Ya kan gue udah lama nggak kesini." ucap Amanda meneguk minum pemberian Rafi.
"Nda main time crisis mau gak?" tawar Rafi.
"Gak mau gue. Gue maunya main monster drop." ucap Amanda.
"Ya udah hayuk." ucap Rafi menuruti kata kata Amanda.
Saat asyik main monster drop, ada seseorang yang memegang bahu Amanda dari belakang. Spontan Amanda langsung menoleh terhadap orang tersebut.Ternyata Marvel dan Agatha ada disini. "Semoga Marvel nggak cemburu sama Rafi." batin Amanda.
"E-eh ada Marvel sama Agatha. Agatha banyak banget bonekanya." ucap Amanda yang menyadari tangan Agatha penuh dengan boneka.
"Iya kak. Tadi kak Marvel jago banget main capitan bonekanya. Kalo kakak mau, suruh kak Marvel aja buat main capitan boneka." ujar Agatha.
"Kalian berdua aja?" tanya Marvel membuka suara.
"Iya gue kesini cuma sama Amanda, kenapa emang?" ujar Rafi seperti menantang Marvel.
Marvel hanya menganggukkan kepalanya. "Kalian masih lama mau main disini?" tanya Marvel.
"Iya dong kita berdua kan emang sering main bareng kayak gini." ujar Rafi.
"Berdua? Tadi katanya sering berdua? Harusnya kalo Amanda mau main dia ajak gue dong jangan Rafi. Sekarang kan dia udah punya gue." batin Marvel.
"Apaan sih Rafi, iya habis ini mau pulang kok. Nggak akan malem malem pulangnya." ucap Amanda.
Marvel menghela nafas "Terserah lo mau pulang jam berapa. Gue mau pulang." ujar Marvel yang tampak frustasi meninggalkan Amanda.
Hati Amanda mencelos dia tau pasti Marvel marah padanya sekarang. Kakinya berasa lemas tak bertenaga. "Gue mau pulang sekarang." ujar Amanda meninggalkan Rafi dengan langkah gontai.
Rafi mengikuti Amanda dari belakang, dia menyadari suasana hati Amanda yang memburuk. "Udah jangan dipikirin nda. Besok aja lo kelarin masalah lo sama Marvel atau gak lo video call dia aja nanti pas udah dirumah." Ujar Rafi memberikan saran pada Amanda.
Benar. Dia harus menyelesaikan masalah ini sekarang, nanti dia akan menelepon Marvel.
"Lo mau langsung pulang? Atau mau gue beliin es krim?" ucap Rafi berusaha menghibur Amanda.
"Gue mau pulang aja." jawab Amanda.
***
Amanda berusaha menelepon Marvel namun tak ada jawaban dari Marvel, chat darinya juga tidak dibalas. Semarah itukah Marvel sampai dia tak mau berbicara dengan Amanda.
Amanda menghempaskan tubuhnya ke kasur, menatap langit langit kamarnya dan memejamkan matanya. Dia sudah lelah menunggu jawaban dari Marvel. Hingga akhirnya ia tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meant to be
Teen FictionAmanda Daviandra, gadis yang telah lama disukai oleh seorang Marvel Kavindra. Kini takdir dengan berbaik hati mempertemukan mereka lagi. Dan waktu membuat mereka semakin dekat. Namun, mereka dikagetkan oleh kehidupan masa lalu mereka. Apa yang ter...