Part 24

42 26 3
                                    

Marvel membuka matanya dan mencium bau tak sedap yang menyengat dari tubuhnya. Ini seperti bau...alkohol? Marvel terbelalak. Alkohol? Jangan bilang tadi malam dia... 

Laki laki itu langsung duduk dan termenung sejenak, berusaha mengingat ingat apa yang terjadi padanya semalam. Dia...mabuk mabukkan. Yang terakhir ia ingat adalah dia bertemu dengan Alex.

"Den Marvel sudah bangun?" ujar Bi Lula yang baru masuk kedalam kamar Marvel. "Kemarin malam kenapa mabuk den? Apa karena rindu pada ibu?" tanya Bi Lula yang terlihat jelas bahwa ia khawatir pada kondisi Marvel.

"E-engga ada apa apa kok bi, kemarin cuma coba coba aja." ucap Marvel.

"Bibi kemarin kaget ngeliat kamu pulang dengan kondisi seperti itu, den Marvel kan nggak pernah mabuk. Bibi jadi cemas, kalo misalnya den Marvel rindu sama ibu telfon aja. Habis ini juga ada ujian akhir semester terus liburan, den Marvel bisa liburan ke London deh buat ketemu sama ibu." Ucap Bi Lula panjang lebar.

"Iya bi, maaf ya kalo udah bikin bibi cemas." ujar Marvel.

"Ya udah, lebih baik den Marvel sekarang mandi. Itu badannya bau alkohol."

***

Amanda
Aneiraaaaa, Gue boleh nebeng lo nggak? Mobil gue masih disekolahh.

Aneira
Ya ampunn kok bisa sih emang lo nggak suruh supir lo buat ambil?


Amanda
Gue lupa kalo kemarin gue berangkat pake mobil. Mau ngambil kesekolah juga udah kemaleman kali, udah tutup tuh sekolah.

Aneira
Goblok bet deh.


Amanda
Boleh ya ra, plisss 😢😢😢

Aneira
Iya iya, tapi gue berangkatnya bareng Aldino. Nanti gue suruh dia jemput lo dulu deh.

Amanda
Makasih Aneiraaa lo emang sahabat paling baikkk  😘😘😘

Amanda memasukkan handphonenya kedalam tas sekolahnya lalu ia turun untuk sarapan tak lama kemudian Aldino datang dengan mobilnya dan menuju rumah Aneira.

***

Aldino, Aneira, dan Amanda telah sampai disekolah. "Kalian duluan aja gue mau cek mobil gue dulu." ujar Amanda pada Aneira dan Aldino.

Setelah Aneira dan Aldino pergi, Amanda membuka pintu mobilnya. Mata Amanda terbelalak melihat ada boneka panda yang amat besar duduk disamping kursi pengemudi. Saat menengok kebelakang Amanda juga mendapati ada buket bunga dan banyak balon disana. Amanda mengambil buket bunga disana dan membaca surat yang ada didalamnya. Ternyata itu dari Marvel, ia juga baru tahu bahwa hp Marvel telah hilang dan waktu mereka berpapasan ditime zone Marvel tidak marah namun ia berpura pura marah untuk memberinya surprise dihari ulang tahunnya.

Amanda menghela nafas panjang dan meletakkan kembali surat tersebut pada buket bunganya. Amanda membalikkan badan berniat untuk masuk ke kelasnya. Namun, saat Amanda membalikkan badannya ia bertatapan dengan Marvel. Marvel yang dihadapannya sekarang sangat berbeda. Bajunya dikeluarkan, tak memakai dasi dan rambut yang sedikit berantakan, tangannya dimasukkan kedalam saku celana abu abunya.

Marvel hanya menatapnya sebentar kemudian melengos pergi meninggalkan Amanda yang mengernyitkan alisnya, bingung melihat perubahan pada dirinya.

Amanda menatap punggung Marvel yang semakin jauh meninggalkan dirinya. Amanda melangkahkan kakinya hendak pergi menuju kelas. Tepat didepan pintu ruang BK, Amanda melihat Marvel yang sepertinya ditegur oleh Bu Sri.

"Heh! Sini kamu!" ucap Bu Sri sambil menunjuk seseorang dibelakang Marvel.

"S-saya bu.." ucap Amanda menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu Amandaa." ujar Bu Sri lagi.

Amanda menghampiri Bu Sri dengan perasaan campur aduk, seingatnya kemarin ia tak membuat masalah disekolah ini "A-ada apa ya bu manggil manggil saya?"

"Masih tanya kesalahan kamu apa? Kemarin kamu tidak menjalankan hukuman yang ibu berikan bukan?" ujar Bu Sri memelototi Amanda.

"Oh iya bu saya lupa maaf." ujar Amanda dengan senyam senyum tidak jelas.

"Enak aja bilangnya lupa. Ibu tambah hukuman kamu jadi 2 minggu." ucap Bu Sri tegas.  

Mendengar hukumannya ditambah Amanda langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Bu Sri. Marvel yang daritadi menyimak sangat ingin membantu Amanda, tapi situasi saat ini tidak berpihak padanya untuk membantu Amanda.

Marvel menghela nafas kasar dan pergi meninggalkan Bu Sri begitu saja "Anak anak sekarang emang kurang menghormati gurunya. Bikin kepala saya pusing melulu." 

***

"Amanda, gue pulang dulu ya udah ditungguin bebeb gue tuh didepan. Lo nggak usah mikirin Rafi, bentar lagi dia juga masuk." ucap Aneira sambil menepuk pundak Amanda.

"Iya iya udah sono pergi lu." ujar Amanda.

"Semangat ngerjain hukumannya." ucap Aneira sambil menjulurkan lidahnya kearah Amanda.

"Sahabat laknat emang." ujar Amanda yang sudah tak didengar oleh Aneira.

"Mau gue bantuin?" tawar Alex pada Amanda.

"Bantuin apaan?"

"Ya bantuin bersih bersih toilet lah."

"Nggak usah mending lo anterin Amel balik aja sekarang."

"Gue bisa anter Amel dulu terus balik ke sekolah bantuin lo."

"Nggak usah, gue gak mau ngerepottin lo."

"Enggak ngerepottin kali nda. Santai aja napa kayak sama sapa aja lo."

"Makasih tapi sekali lagi. Nggak usah."

"Ya udah deh kalo lo gak mau, tapi kalo ada apa apa bilang ya." ucap Alex kemudian meninggalkan Amanda.

Amanda menuju toilet cewek disekolahnya. Amanda mulai mengepel lantai toilet itu. Tiba tiba Natasha datang dan menendang ember yang berisi air.

"Upss sorry." ucap Natasha sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Mau lo itu apa sih!" ujar Amanda.

"Mau gue ya lo putus sama Marvel."

"Dasar sinting."

"Apa lo bilang."

"Nih lo lanjuttin aja ngepelnya gue mau pulang." ujar Amanda menyodorkan alat pel hingga mengenai wajah Natasha.

"Ihh Amanda rese banget sih."

"Lo duluan yang rese."

"Kalo lo pulang duluan gue bakal aduin ke Bu Sri kalo lo itu nggak ngejalanin hukuman."

"Itu nggak mungkin terjadi, orang tadi Bu Sri liat gue lagi ngepel nih toilet." Ujar Amanda yang meninggalkan Natasha dan pulang kerumahnya.

Bersambung...

 

Meant to beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang