Pak Tono telah kembali bekerja, sehingga Amanda akan diantar ke sekolah oleh Pak Tono. "Ayo Pak, kita berangkat sekarang." ucap Amanda.
"Siapp non." balas Pak Tono.
Amanda menaiki mobilnya, ia berangkat lebih pagi sekarang, tentunya untuk menepati janjinya pada Rafi, yaitu memberi Rafi contekan pr.
Setelah 20 menit akhirnya Amanda sampai disekolahnya. Kebetulan, Amanda dan Rafi berpapasan di depan gerbang. Akhirnya Amanda menunggu Rafi dikoridor supaya menuju kelasnya bareng.
"Pagi putrii." sapa Rafi.
"Yok ke kelas." ucap Amanda tanpa membalas sapaan dari Rafi.
Setibanya di bangku, Amanda terkejut ketika mendapati laci mejanya dipenuhi oleh sampah. Sungguh menjijikkan, membuat siapapun ingin muntah mencium saat mencium bau itu.
"Rafiii laci gue kok banyak sampahnya sih." ucap Amanda.
"Mana gue tau, ini pasti ada yang sengaja naruh nih." ucap Rafi.
"Bersihin dong tolong, gue mau keluar dulu. Nggak kuat gue sama baunya." ucap Amanda yang langsung keluar kelas.
Rafi mengambil sapu yang ada dipojokkan kelas dan segera membersihkan laci meja Amanda, jujur Rafi juga tak mampu menahan bau sampah busuk itu. Tapi ini adalah laci seseorang yang disukainya.
Setelah bersih, Rafi menyemprotkan Stella pada laci tersebut supaya harum. "Amanda, udah wangi nih laci lo. Masuk aja."
Amanda yang mendengar suara Rafi akhirnya mau masuk kelas itu "Iya, udah wangi. Makasih ya Rafi."
Saat Amanda ingin duduk, Rafi mencegahnya "Nda, lo duduk di bangku gue aja. Biar gue aja yang duduk disitu."
"Nggak papa kok, lagian ini udah bersih." ucap Amanda.
"Gue aja yang duduk disitu." ucap Rafi sambil memindahkan tas Amanda ke bangku miliknya dan menepati bangku Amanda.
"Ish."
"Mana nih buku lo. Ntar keburu masuk lagi."
"Tapi lo udah cuci tangan lo sampe wangi kan."
"Udah, nih cium aja wangi kok"
Amanda memberikan bukunya pada Rafi dan membiarkan Rafi menyalin jawabannya.
Amanda masih memikirkan kejadian tadi "Siapa ya yang naro sampah banyak banget di laci mejanya. Mana sampahnya itu nasi bungkus plus telur yang udah basi." Ucap Amanda dalam hati. Seingatnya Amanda tidak memiliki musuh.
"Mungkin orang iseng aja kali ya." Pikir Amanda. Amanda memilih untuk tak memikirkan kejadian sampah itu. Toh, Ada Rafi yang sudah membersihkannya.
Amanda membuka ponselnya dan mendapati ada chat dari Marvel kemarin malam yang belum ia lihat.
Marvel
P
Amanda
Lo udah sampe rumah belum?
Kok gak dijawab sih :(Amanda memilih untuk tak membalas chat dari Marvel. Toh, nanti pasti ketemu.
"Nih nda, udah selesai gue nyalin punya lo." ucap Rafi yang memberikan buku pada Amanda.
"Tapi lo udah bedain kata katanya kan. Awas sampe gue dihukum kaya dulu." ucap Amanda serius. Dirinya pernah dihukum karena dikira kerjasama mengerjakan ulangan sewaktu smp dulu karena jawabannya sama persis dengan Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meant to be
Teen FictionAmanda Daviandra, gadis yang telah lama disukai oleh seorang Marvel Kavindra. Kini takdir dengan berbaik hati mempertemukan mereka lagi. Dan waktu membuat mereka semakin dekat. Namun, mereka dikagetkan oleh kehidupan masa lalu mereka. Apa yang ter...