Part 23

58 42 16
                                    

Marvel menunggu Amanda di parkiran sekolahnya. Ia berniat memberi surprise pada pacarnya yang berulang tahun hari ini. Sudah setengah jam Marvel menunggunya namun tak ada tanda tanda kedatangan Amanda.

Marvel melihat motor Rafi, Alex dan mobil Aneira yang masih ada diparkiran sekolah. Mungkin Rafi, Alex, dan Aneira masih memberi Amanda surprise sekarang mengingat mereka adalah sahabat Amanda. Tapi ini sudah setengah jam, memang apa yang membuat mereka selama ini?

Marvel memutuskan menyusul mereka namun ia tak ingin bergabung dengan mereka. Marvel hanya mengamati Amanda dan sahabat sahabatnya dibalik tembok. Marvel mengepalkan tangannya kuat kuat, wajahnya sudah memerah akibat amarahnya yang sudah memuncak.

"RAFI!!!" teriak Marvel menghampiri Rafi. "MEMANG BANGSAT LO YA."

Bugh!

Karena tangan Marvel sudah gatal, dia langsung menghajar Rafi dengan penuh emosi. Marvel menendang kakinya, menendang perutnya, memukul rahangnya, memukul bibirnya hingga robek. Rafi terjatuh dan tak dapat melawan serangan Marvel.

Alex dan Aldino berusaha memisahkan Marvel dari Rafi. Namun, tenaga Marvel sangat kuat sekarang hingga saat Alex dan Aldino yang berusaha menghentikannya malah mereka berdua yang dapat tonjokan dari Marvel.

"Marvel... gue tau lo emosi tapi jangan gini juga." bentak Amel yang tak digubris oleh Marvel.

Amanda hanya terdiam ditempat, dirinya masih syok dan sekarang ia melihat Marvel menghajar Rafi habis habissan tepat didepan matanya sendiri. Tubuhnya mati rasa sekarang, kakinya mendadak lemas tak dapat menopang tubuhnya.

"Amanda! Lo suruh pacar lo berhenti. Kalo kayak gini Rafi bisa mati nda." ucap Aneira sambil mengguncangkan bahu Amanda.

Sontak Amanda kembali kedunia nyatanya. Aneira benar, bisa bisa Rafi mati ditangan Marvel jika dibiarkan terus. "Marvel....udah cukup." lirih Amanda yang tak digubris sedikitpun oleh Marvel.

Amanda memeluk Marvel erat erat dari belakang "Marvel stop...udah...Rafi jangan dipukulin lagi." ujar Amanda yang tak dapat membendung air matanya.

Sontak Marvel membalikkan tubuhnya melepaskan pelukan Amanda dan menatap manik mata Amanda lekat lekat "Kenapa kamu belain dia?"

Tak ada jawaban dari Amanda membuat Marvel menyambung kalimatnya "Atau jangan jangan lo udah sering dicium sama Rafi?"

Lidah Amanda kelu, tak dapat menjawab apapun yang dikatakan oleh Marvel "Cih, ternyata lo murahan." ujar Marvel berlalu meninggalkan Amanda dan yang lainnya.

Hati Amanda mencelos mendengar Marvel menyebut dirinya 'murahan' dengan mulutnya sendiri. Hatinya terasa tercabik cabik sekarang.

Rafi yang sudah tergeletak dilantai tak dapat berkutik. Samar samar Rafi dapat melihat Amanda yang sedang menangis terisak. Rafi benci dirinya yang sekarang, Rafi yang lemah tak dapat berbuat sesuatu untuk Amanda. Wajahnya yang sekarang bersimbah darah, tiba tiba pandangannya menjadi gelap dan Rafi tak sadarkan diri.

"Rafi pingsan woy cepet bawa ke rumah sakit." ucap Aldino yang memapah Rafi dengan bantuan Alex menuju mobil Aldino.

Aneira berusaha menenangkan Amanda sekarang. Ia berusaha menguatkan Amanda.

"Amanda, gue anter lo pulang ya." ajak Aneira.

Amanda menghapus air matanya "Enggak, gue mau ikut ke rumah sakit." ucap Amanda.

"Udahlah nda, lo pulang aja. Biar kita yang ngurus Rafi, lo pasti masih syok berat sekarang." ucap Amel.

"Enggakk. Gue mau ikut, gue baik-baik aja kok." ujar Amanda tetap kekeh pada pendiriannya.

Meant to beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang