Part 21

85 66 18
                                    

"Agatha...." panggil Marvel menuruni tangga menuju ruang keluarga dimana Agatha sedang asyik menonton televisi.

"Ada apa sih kak. Kak Marvel kalo mau tidur duluan aja." ujar Agatha menengok kakaknya.

"Kamu tau hp kakak gak?" tanya Marvel yang terlihat panik.

"Enggak tuh. Kan tadi kakak yang bawa." Jawab Agatha yang masih asyik dengan film yang ditontonnya.

"Kakak lupa naruh dimana. Disofa situ ada gak?" tanya Marvel yang sibuk mencari cari handphonenya.

"Oh iya kak, Agatha inget. Tadikan kakak beli kalung buat kak Amanda terus kakak nitip ke aku." jawab Agatha.

"Terus sekarang mana hpnya?" tanya Marvel lagi.

"Agatha taro di etalase kak. Agatha lupa ngambil lagi. Hehehe" ucap Agatha senyum senyum cengengesan tanpa dosa.

"Kamu ini ceroboh banget sih." ucap Marvel menatap Agatha dingin.

"Maaf kak Agatha nggak sengaja." ucap Agatha menundukkan kepalanya "Nanti Agatha ganti."

"Uang darimana kamu?" tanya Marvel.

"Minta ke mama lah kak. Kalo kakak nggak mau aku minta uang ke mama aku bisa pake tabunganku sendiri kok." ujar Agatha.

"Udahlah lupain aja." ujar Marvel menaiki tangga menuju kamarnya.

***

Rafi

Hari ini adalah ulang tahun Amanda, Rafi sudah menyiapkan kado untuknya tak lupa ia membeli kue untuk memberi Amanda surprise pada waktu pulang sekolah.

Rafi memang sudah merencanakan ini semua dengan Aneira, Alex, dan Amel. Semenjak Amel bertengkar dengan Sandra, ia memutuskan untuk berteman dengan Aneira dan yang lainnya, Bukan fake friend macam teman temannya yang dulu.

Sebenarnya Rafi ingin mengajak Marvel juga hari ini tetapi ia mengurungkan niatnya setelah kemarin melihat Marvel seperti... cemburu padanya.

Dengan kejadian kemarin Rafi yakin bahwa Marvel bukanlah orang yang tepat untuk Amanda. Amanda tidak membutuhkan seseorang yang posesif, yang akan meninggalkannya begitu saja saat ia jalan jalan dengan Rafi. Apalagi Marvel tau bahwa Rafi dan Amanda bersahabat sejak kecil. Maka dari itu tak seharusnya dia bersikap seperti itu pada Amanda.

Dan ini membuatnya bertekad ingin mendapatkan Amanda kembali. Rafi merasa bahwa tak ada laki laki lain yang bisa membuat Amanda bahagia selain dirinya. Tapi jika ada, mungkin itu hanya dalam jangka waktu yang pendek.

***

Marvel

"Denn Marvel bangun...." ujar perempuan paruh baya dibalik pintu kamar Marvel.

Menyadari tak ada respon dari yang didalam kamar, Bi Lula mengetuk pintu kamar Marvel lebih kencang. Membuat Marvel terusik dalam tidurnya.

"Iya...bi ini Marvel udah bangun." ujar Marvel mengucek matanya berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamar yang dikuncinya dari dalam.

"Ya udah mandi dulu den. Biar bibi beresin kamarnya." ujar Bi Lula memasuki kamar Marvel.

Marvel melihat jam di dinding kamarnya. Jam menunjukkan angka 06.00 sekarang biasanya ia sudah berangkat menuju rumah Amanda jam segini.

"Gara gara hp gue ilang gue nggak bisa bangun pagi deh." batin Marvel.

Tapi ia merasa bahwa ini akan bagus untuknya nanti. Mengingat hari ini adalah hari ulang tahun pacarnya itu. Marvel membayangkan kejadian kemarin, saat wajah Amanda sangat panik menghadapi dirinya. Marvel memang sengaja cuek karena ia ingin memberi kejutan pada Amanda.

Meant to beTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang