"Aku memberitahumu. Jangan ganggu Minjoo lagi."
"Kamu siapa , apa urusanmu ? "
" Saya calon suaminya.
Minjoo terkejut mendengar jawaban Yujin dan Jongin tertawa.
“Kamu? Orang seperti kamu akan menikahinya?” Tanya Jongin.
“Beri aku paspormu,” kata Yujin.
“Untuk apa?” Tanya Jongin.
“Pulanglah ke Thailand,” jawab Yujin.
"Kamu bertanya padaku?" Tanya Jongin.
“Ya,” jawab Yujin.
"Aku tidak ingin pulang ke Thailand." Kata Jongin.
"Yujin." Gumam Minjoo.
Yujin mengambil ponselnya dan memanggil salah satu rekannya.
"Yeoboseyo."
"Ne. Yujin-ssi."
"Siapkan seat untuk penerbangan ke Thailand atas nama Tuan Kim Jongin."
"Kapan tanggal keberangkatannya, Yujin-ssi."
"Belum dipastikan. Aku minta itu fleksibel."
"Ne. Arraseo."
Yujin mengakhiri pembicaraan dengan salah satu pemilik maskapai yang cukup populer di Korea. Yujin menatap Jongin dan tidak melepaskan tangannya dari Minjoo.
“Ayo kita kembali ke rumahku,” kata Yujin yang langsung menarik perhatian Minjoo.
“Appa sakit.” Kata Jongin.
Kata-kata itu segera menghentikan langkah kaki Minjoo dan matanya yang indah segera dipenuhi dengan air mata.
“Kamu harus kembali ke Thailand.” Kata Jongin.
"Appa .."Ucap Minjoo dengan lembut.
"Kamu terlalu sibuk bekerja , dan berkencan dengan pria ini sampai tidak mengetahui kondisi orang tuamu," lanjut Jongin.
“Minjoo.” Yujin melihat Minjoo menangis. Yujin segera membawa Minjoo dalam pelukannya , sambil mengusap rambutnya sayang dan meyakinkannya.
"Aku ingin pulang ke rumah." Ucap Minjoo dengan lembut.
“Ne. Kita pergi ke Thailand malam ini,” kata Yujin, membelai kepala Minjoo. Minjoo semakin mengencangkan lengannya dan dia tidak berhenti menangis.
Appa, mianhae.
***
Bandara Internasional Incheon.
Minjoo pov
Langkah kakiku tergesa, aku berlari secepat mungkin, bahkan dengan pria yang saat ini berada di sampingku memegangi tanganku.
"Tuan, ke mana Anda akan pergi? Tunggu sebentar, Anda harus melakukan pengecekan." kata salah satu petugas check in.
"Mr. Ahn dari Department of Airways."
"Ah maaf Tuan , silahkan. Mr. Ahn." Petugas itu mudah memberi jalan kepada pria ini, aku tidak mengerti lagi betapa pentingnya posisinya dalam industri transportasi. Langkah kaki kami semakin cepat, kami memilih pesawat yang berangkat paling awal daripada yang lain. Sesampainya di pesawat, Yujin memintaku untuk duduk dan tenang, meskipun masih dalam persiapan penerbangan, pramugari dengan cepat menyediakan air mineral untuk aku karena Yujin memintanya , agar aku lebih tenang.
Yujin disampingku, dia sepertinya sedang menerima panggilan dari Yena .
"Yujin, apakah kamu sedang di pesawat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy (Complete)
FanfictionYou dont needed genie , if you have a sugar daddy...