Attention

1.7K 204 22
                                    

" Selamat pagi Nona. " Sapa asisten Wonyoung , Yamada Noe.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Wonyoung

"Pemilik showroom sepeda motor sport terbesar di Korea ingin bertemu dengan Anda dan dia ingin berbicara tentang acara yang akan berlangsung di Busan."Jelas Noe.

"Ya , baiklah. " Jawab Wonyoung santai.

"Jumlah tamu yang akan datang tiga orang, Nona. Salah satunya adalah putra Tuan Choi." kata Noe.

"Choi Yena?" tebak Wonyoung.

"Benar, Nona."

"Persiapkan segalanya,  mungkin  ada yang bisa kita tawarkan kepada Yena untuk bekerja sama."  

* * *

Yena pov

Entah apa yang ada dalam pikiranku saat ini, fokusku tidak teratur seperti biasanya. Sesekali aku membiarkan mataku memandang ke arah wanita yang merokok di sampingku. Pandangannya pagi itu, masih membekas di pikiranku. Perjalanan panjang membuatku merasa sedikit canggung terhadap wanita seperti ini, namun sepertinya dia biasa saja.

Seolah-olah waktu tidak mengizinkan kami untuk berlama-lama, pesawat ini akan segera tiba. Aku duduk melamun tentang wajahnya sampai pesawat mendarat dengan sempurna. Aku meninggalkan kursi lebih dulu dan mengambil tas .

"Hei, kenapa kamu meninggalkan wanita itu begitu saja?"Tanya Hyewon.

"Laluu ?" jawab Yena.

"Kamu bisa berbicara banyak dengannya. Atau mungkin kamu bisa bertukar nomor telepon?" kata Hyewon lagi.

"Aku tidak punya waktu untuk itu."

Sambil menunggu mobil yang akan membawa kami ke hotel, lagi-lagi wanita itu lewat di sampingku. Aku masih ingat dengan jelas parfum yang dikenakannya. Dia segera masuk ke dalam mobil yang telah ada sebelumnya. Aku hanya meliriknya sampai mobil itu berjalan.

"Jadi, ini definisi belum waktunya , kau bahkan terus memandanginya?" Aku merasa dibungkam oleh Hyewon.

"Mungkin kali ini berbeda dari yang sebelumnya, sepertinya Tuan Choi sedang tertarik pada wanita itu." kata yujin

Bagaimana jika aku menutup mulut kalian berdua?

* * *

Dalam perjalanannya, Minjoo menatap langit biru dan dia sesekali tersenyum. Minjoo ingat ketika dia berjabat tangan dengan Yujin dan dia merasakan genggaman tangan yang masih terasa nyata itu.

"Nona, kita sudah sampai." Minjoo menghentikan lamunan-nya dan dia melangkah ke gedung yang cukup tinggi.

"Selamat siang, Nona. Ada yang bisa kami lakukan bantu untukmu?", Tanya resepsionis.

“Apakah Tuan Chaewon ada di sini?” Tanya Minjoo.

"Ya dia ada. Apakah anda sudah membuat janji?", Tanya resepsionis.

"Aku membawa dokumen dari Tuan Jaemin." Jawab Minjoo.

"Oh, baiklah, Nona. Mari saya antar ke ruangan Tuan Chaewon." Jawab resepsionis.

Monjoo mengikuti jejak langkah kaki ke depan menuju Ruangan Chaewon. Saat Minjoo mengikuti melihat ke arah depan, Minjoo secara tidak sengaja melihat ke arah gelas, ada beberapa foto wanita yang sedang memegang banyak penghargaan.

Ruangan penuh dengan manekin sebagai model untuk sebuah perusahaan pakaian yang membuat Minjoo berpikir apa yang sedang dijalankan dari sepupu bosnya.

Di sisi lain, Yujin, Hyewon dan Yena telah mencapai kantor Wonyong. Mereka diantar ke sebuah ruangan yang cukup besar.

"Silakan tunggu di sini, Tuan.", Kata petugas keamanan. Mereka bertiga menunggu kedatangan Wonyoung yang sudah cukup lama dan ketika seseorang masuk ke ruangan itu ,  adalah ketiga pria lajang itu berdiri bersamaan.

"Selamat sore," kata Wonyoung.

“SELAMAT SORE,” kata Yena sangat bersemangat.

Yujin berkedip berulang kali, sementara Hyewon membungkuk malu.

"Aku Wonyoung," katanya sambil tersenyum.

“Choi Yena,” jawab Yena.

"Kang Hyewon.", Kata pria itu tersenyum.

“Ahn Yujin,” jawab Yujin terakhir.

"Senang bertemu denganmu, teman-teman." Kata Wonyoung.

"Maaf kalau kami mengganggu waktumu,", kata Hyewon.

"Tidak apa-apa, aku sedang tidak ada jadwal," jawab Wonyoung.

"Kami ingin mengundang Anda menghadiri salah satu acara otomotif terbesar di Korea. Dan kami bermaksud , untuk meminta Anda menjadi model untuk media promosi kami.", Ungkap Hyewon.

"Dengar Wonyoung-ssi, kami melakukan kerja sama ini bukan hanya ingin mengundang anda. Tapi kami juga akan mempromosikan perusahaanmu. Misalnya kita akan berkolaborasi antara showroom Hyewon dengan produk-produk fashionmu .", Jelas Yujin.

Saat berbicara dengan Yujin, Wonyoung sepertinya dibuat diam dengan pesona dan kepintaran Yujin.

"Namun kami pikir ini adalah moment yang baik, karena acara tersebut akan menjadi acara bergengsi di kalangan pengusaha besar. Koneksi yang akan dibangun akan jauh lebih luas lagi untuk mengembangkan bisnis.", Ungkap Yujin.

"Kedengarannya menarik," jawab Wonyoung.

“Wonyoung-ssi, bagaimana kesepakatan yang akan kita lakukan selanjutnya?” Tanya Hyewon.

"Mungkin aku akan mengabari beberapa hari ke depan," jawab Wonyoung.

"Kami akan berada di Hong Kong selama beberapa hari. Jika kamu ingin kami bertemu sekali lagi, kami akan melakukannya," jawab Hyewon.

“Ini kartu namaku,” kata Yena sambil memberikan kartu namanya.

"Gomawo," jawab Wonyoung.

Hyewon juga memberikan kartunya kepada Wonyoung. Tapi tidak dengan Yujin. Dia hanya berhenti dan menatap kartu milik teman-temannya.

"Hyung, kamu tidak membawa kartu namamu?" Tanya Yena.

“Aku lupa membawanya,” jawab Yujin.

“Uhm, kamu dapat menyimpan nomor ponselku.” Ucap Wonyoung.

“Apakah kamu keberatan dengan itu?” Tanya Yujin.

"Tidak." Jawab Wonyoung.

Yena membelalakkan matanya dan dia menganggukkan kepalanya sepertinya mengerti maksud Yujin. Selesai bertemu dengan Wonyoung, mereka sudah keluar dari ruangan. Mereka memutuskan untuk beristirahat di hotel. Saat pergi keluar ruangan, Yujin memperhatikan Wonyoung memberikan secarik kertas kepadanya, sesekali dia melihat keluar jendela mobil dan tersenyum sedikit.

Grand Hyatt

Yena membuka pintu kamar dan dia berjalan langsung ke kamarnya, sementara Hyewon masih mengendurkan otot-otot di kamar yang menghadap ke luar. Tiba-tiba Yujin menyentuh bahunya dan memberikan selembar kertas.

Telepon dia. ,,

"Ke--kenapa aku hyung?" jawab Hyewon.








Tbc..

Sugar Daddy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang