7

1K 81 10
                                    

Diujung koridor kelas XII itu terlihat sepi hanya ada dua insan yang sedang membicarakan sesuatu yang serius hal itu bisa terlihat dari mimik wajah mereka.

Sebenarnya bukan hanya ada dua insan disana melainkan tiga,tetapi yang satunya hanya mengamati dari jauh.

Pembicaraan itu mungkin sudah mencampai puncak nya,kini laki-laki yang berhadapan dengan perempuan itu memiringkan wajahnya,dan membungkuk sedikit agar wajah mereka sejajar.

Jika dilihat dari jauh pun sudah ketahuan jika laki-laki itu ingin mencium gadis tersebut.

Kini seseorang yang mengintip tadi langsung keluar dari persembunyian nya,berlari dan langsung mendorong laki-laki yang hendak mencium gadis tersebut.

Laki-laki yang didorong itu tersungkur kebawah,sakit yang dirasakan nya tak sesakit hatinya kini, saat ia melihat gadis yang ingin dia cium tadi yang sekarang berstatus menjadi pacarnya itu telah dicium tepat di depan matanya.

Biadab,brengsek hanya itu yang mampu terucap di hati laki-laki tadi.

Dia menonton secara langsung bagaimana pacarnya dicium,itu bahkan bukan ciuman biasa,laki-laki tersebut memberi lumatan-lumatan kecil kepada pacarnya.

Laki-laki itu menyelesaikan ciuman tersebut karena tak kunjung dapat balasan dari pacarnya,hal itu membuat hatinya sedikit lega,sekarang laki-laki itu menatap nya dengan sadis.

“mulai sekarang lo sama dia putus”

Apa ini?bukankah dia yang seharusnya marah?bukankah seharusnya dia melemparkan beberapa tinjuannya kepada laki-laki itu,karena telah lancang mencium pacarnya di depan matanya?

“jangan dekat-dekat fiona lagi”kenzo laki-laki itu menunjuk kearah doni yang masih saja terduduk dibawah,dengan wajah yang menahan amarah.

“dan lo”kenzo menunjuk fiona dengan mata tajam“apa yang bakal terjadi kalo gue gak datang?mau ciuman sama dia?dasar pelacur”kenzo pergi setelah mengatakan hal kasar kepada fiona.

Kini hati fiona mencelus,ludah nya terasa pahit,air matanya jatuh tak bisa terbendung,cepat-cepat dia memegang tangan kenzo mencegah laki-laki itu pergi.

Kenzo melepas tangan fiona dengan kasar.

“mau apa?”tanya nya masih dengan amarah yang menggebu-gebu.

“lo yang memperlakukan gue layaknya seorang pelacur,bukan orang lain.”

PLAKK

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kenzo.

“pelacur ini pergi dulu”kata fiona dengan menekankan kalimatnya di setiap kata,air matanya tak berhenti mengalir.

Kenzo terdiam melihat punggung fiona yang mulai menjauh.

“lo bajingan”

Bughh

Sekarang satu tinjuan dari doni membuat kenzo tersungkur ke bawah,kenzo hanya tersenyum hambar.

“lo bahkan gak tau ceritanya dan langsung bilang dia pelacur?”kini doni hanya menunjukkan smirknya“otak lo dimana?”tanyanya lalu pergi meninggalkan kenzo dia berencana ingin mencari keberadaan fiona.

Fiona pergi melangkah kan kakinya sejauh mungkin,berjalan sambil menundukkan kepala dia tidak ingin terlihat menyedihkan,walaupun kini kakinya sungguh lemah,bukan hanya kakinya bahkan seluruh dirinya terasa lemas tak berdaya.

Kenzo yang selama ini selalu menjunjung tinggi harga dirinya,selalu membelanya,selalu menjadi tameng, sekarang dengan mudah menginjak nya tanpa ada belas kasih,mengatakan dia seorang wanita rendahan,siapa yang tidak terluka ketika mereka yang kita percaya menjatuhkan kita dengan mudah?fiona rasa dirinya kini tidak bereaksi berlebihan,ini memang asli yang dirasakannya,dia terluka,pantas jika dia menangis bukan?

Hatinya sesak,ia menggigit bibir bawahnya dengan keras mencoba menahan isak tangisnya,ia mencoba berpikir untuk menentukan arah tujuan,karena kakinya perlu beristirahat.

Fiona tak menghiraukan apa pun kakinya sudah sangat lelah,dia terduduk di pinggir trotoar,ia tidak menyadari bahwa ia telah jauh dari kawasan sekolah.

Ia menatap langit lalu mencoba tersenyum“biasanya kalo di flim-flim pas lagi suasana kaya gini pasti hujan,kok kalo sama gue enggak sih?hujan pilih kasih,gak adil,apa gue harus main sinetron dulu baru turun hujan?”fiona menghela nafas kasar,dia merutuki dirinya karena memarahi hujan yang tak kunjung datang,dia terlihat seperti orang bodoh.

“kaki entar kita jalan lagi ya,sekarang istirahat dulu”fiona berbicara kepada kaki jenjang nya,sambil memijatnya sesekali.

Perutnya kosong,ia juga tak tahu harus kemana,ke danau,ke mall,bioskop,taman,atau haruskah dia ke gunung?tapi semua tempat tadi sudah pernah ia datangi dengan kenzo,dia kesal,berteman sejak kecil dengan kenzo membuatnya terus mencari tempat-tempat baru untuk mereka datangi,kota ini terlalu kecil,hingga tak ada tempat untuk bersembunyi dari kenzo.

Sedangkan jika dia ingin ke club,uang yang berada disakunya hanya sedikit,dia bahkan lupa membawa ponsel,yang dia bawa hanya barang yang merekat dibadan nya saja.

Kenzo pov

Gak ada semangat buat ngelewatin hari ini,gue bener-bener kehabisan tenaga,bahkan buat bicara sekalipun,kelas serasa kosong tanpa ada fiona yang duduk disamping gue.

Gue akhirnya pulang sambil bawain tas fiona dan barang-barangnya,fiona emang ceroboh banget,dia bahkan gak bawa ponselnya.

Kini malam sudah datang gue pandangin kamar fiona dari balkon,tak ada tanda-tanda kehidupan disana,gue panik,khawatir,tapi apa gue berhak buat ngerasain itu semua?bahkan gue tadi udah kasar sama dia

Kota ini  terlalu kecil gue yakin doni udah berhasil nemuin fiona,mungkin kini mereka sedang bersama.

Lagi-lagi gue tersenyum hambar,apa ini waktu nya gue pisah ama fiona?

Mungkin kalian pikir kami dekat jadi sangat mudah untuk bersatu,tapi kedekatan itu malah membuat tembok tinggi antara kami.

Ada tapi sangat sulit untuk diungkapkan.

Membuat ketakutan di diri gue semakin besar, sekarang ketakutan itu menjadi akar masalah yang terjadi saat ini.

Gue mengingat kembali kejadian-kejadian yang pernah terjadi antara gue ama fiona sampai  saat terakhir kejadian yang terjadi hari ini

Gue merutuki diri sendiri,hanya itu yang bisa gue lakuin,kini...

“gue rindu pelukan lo ona”suara gue parau saat mengatakan kalimat tadi.

Kini gelisah nya tak tertahan,rindunya sudah mencapai ubun-ubun.

Kenzo pov end

Memang kata pelacur,atau Kata-kata kasar lainnya sudah biasa di dengar oleh fiona,tak jarang juga omangan kasar itu ditujukan kepadanya,masalahnya kini ia tak bisa menahan sakit hatinya saat kenzo yang berbicara seperti itu,omongan kenzo terlalu masuk dan tepat sasaran.

Fiona lelah menangis,ingin ia berpura-pura bahagia mengangkat kedua sudut bibirnya tapi terasa sulit.

Membaca buku sama sekali tak mengalihkan fokusnya dari kejadian tadi.

Kini fiona tengah berdiri mencari buku yang ingin dia baca lagi,yang mampu mengalihkan fokusnya.

Saat dia tak ada tujuan,dia melihat toko buku disebrang jalan,maka dia memutuskan untuk kesana,malam sudah datang tapi belum ada niat sedikit pun untuk pulang.

Fiona memperhatikan sebuah novel yang berjudul “because of you”.

Seketika tubuhnya menegang,bukan karena novel itu melainkan karena seseorang yang kini tengah memeluknya erat dari belakang.

Bau parfum yang seketika membuat candu,serta kehangatan yang didapat kan membuat fiona nyaman,sekaligus benci.

Kini pundak fiona basah,seseorang yang memeluknya itu mungkin menangis dipundaknya,fiona sama sekali tidak berniat untuk bertindak apa pun,dia membiarkan dirinya menikmati ini sebentar.

“Stay here with me, it's too difficult if not with you”

--------------
Jangan lupa vote and comment
Cerita ini bakalan up tergantung dari kalian,kalian banyak komen and vote maka author bakalan cepat up🤣



FRIENDSHIT (JIROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang