Hal mustahil terjadi

9.1K 1K 65
                                    

Gulf akhirnya menapakkan kakinya di Thai University

Tampak di lehernya perban melingkar untuk menutupi hickey akibat ulah seseorang

Gulf mengedarkan pandangannya dengan gugup, melihat ke kanan-kiri juga depan-belakang. Memastikan tidak adanya kehadiran seseorang yang sedang dia coba untuk hindari.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau mengendap-endap seperti ini? Apa kau kuliah di sini untuk melakukan pencurian?" sarkas Mean

"Apa kau tidak melihat dia?" tanya Gulf tanpa melirik Mean

Dia sibuk melihat sekeliling, memastikan bahwa dia dalam posisi aman

"Siapa yang kau maksud?"

"Kau tahu. Jadi jangan banyak bertanya" Gulf masih celingukan

"Dia berada di fakultas yang berbeda dengan kita" santai Mean

"Apa katamu?" Gulf akhirnya menatap Mean

"Dia ada di fakultas kedokteran, jurusan psikologi. Mungkin dia sibuk mengurus junior di sana"

Gulf terdiam.

Sudah dua hari.

Sudah dua hari berlalu sejak terakhir kali Gulf melihat Mew dari jendela kamarnya.

Dan sejak saat itu, Mew tidak menampakkan dirinya sekalipun di hadapan Gulf.

Mew hanya sempat menelpon sekali lewat ponsel Mean kemarin, dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan Gulf. Terutama tubuh eksotis dan desahannya yang indah.

Tapi Gulf menolak untuk berbicara dengan Mew. Dia benar-benar harus menghindari Mew selagi dia bisa.

Gulf. Dia tidak ingin berhubungan dengan pria berbahaya seperti Mew. Pria yang notabenenya menggilai sex dan sangat mesum.

Tidak heran jika Mew masuk jurusan psikologi. Jurusan itu sangat cocok untuknya, agar dia bisa belajar cara mengendalikan nafsunya yang berlebihan. Menurut Gulf.

"Ok, kawan. Sampai jumpa saat jam istirahat. Jika sempat, aku akan mengunjungimu" ujar Mean menepuk bahu Gulf

"Uhm" sahut Gulf

Mean dan Gulf mengambil fakultas yang berbeda

Mean mengambil fakultas ekonomi, sedangkan Gulf mengambil fakultas seni.

Sekedar info saja, jarak antara fakultas ekonomi dan seni cukup jauh. 15 menit jalan kaki, 5 menit menggunakan kendaraan.

Dengan karakter Mean yang cuek dan santai. Dia pasti tidak akan pernah mengunjungi Gulf, kecuali dalam keadaan terdesak. Terdesak dalam hal meminjam uang pada Gulf.

Gulf menarik napas lalu menghembuskannya. Dia gugup.

Tidak ada satupun orang yang dia kenal di fakultas seni. Dia harus bertahan dengan dirinya sendiri.

.

Ruang Aula.

Tampak beberapa Maba sudah mulai berkumpul di sana, dan bercengkrama dengan para senior yang sudah hadir

"Nong!" sapa seorang senior

Gulf akhirnya masuk ke ruang aula setelah menerima kalung berupa id card, dengan namanya tertera di sana.

"Halo, phi" sapa Gulf

"Halo, Nong. Jangan gugup begitu, aku tidak akan menggigitmu. Gulf" ramahnya sambil melirik id card Gulf

"Iya, phi" sahut Gulf

"Namaku Ngern Luangsodsai. Panggil saja phi Ern"

"Iya, phi Ern"

Sketsa Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang