Dua hari kemudian.
"Gulf!!" seru Gun berlari menghampiri Gulf lalu memeluknya
Gulf menyambut hangat pelukan Gun padanya
"Senang bisa melihatmu lagi di sini. Maaf karena aku tidak bisa menjenguk, tugas kuliah membuatku bergadang semalaman" Gun melepas pelukannya
"Tidak apa, phi. Lagipula sekarang kau di sini, mengunjungiku di kantin fakultas seni" sahut Gulf
"Mew. Kau harus menjaga Gulf dengan baik mulai sekarang" ujar Gun menoleh ke arah Mew
"Tanpa kau suruh, aku pasti akan melakukannya" sahut Mew
"Nong"
Mew, Gulf dan Gun menoleh
"Phi Ern. Phi Pak" sapa Gulf
Ern dan Pak berjalan beriringan menghampiri Gulf
"Nong, aku dengar dari Pak bahwa kau baru saja keluar dari rumah sakit. Apa kau sudah baik-baik saja untuk mengikuti kelas?" khawatir Ern
"Tidak masalah" sahut Gulf
"Nong Gulf, maafkan phi karena tidak bisa menjengukmu" senyum Pak
"Bukankah phi Pak senang jika aku tidak masuk kuliah?" ketus Gulf
"Memang benar. Tapi aku tetap mengkhawatirkanmu. Aku sudah menganggapmu sebagai nong ku" sahut Pak
"Terima kasih, phi. Tapi aku tidak mau menjadi adik phi" ketus Gulf
"Tidak apa. Karena aku menyukaimu yang tidak mudah goyah seperti ini" senyum Pak
"Pak. Berhentilah menggoda Gulf" gerutu Gun
"Kenapa? Apa kau ingin aku beralih menggodamu?" senyum Pak
"Tidak!" tolak Gun
"Kawan, bisa tinggalkan Gulf sekarang. Karena waktu makan siang kami hanya sebentar" ujar Mew
"Ok. Ok. Kami akan pergi sekarang. Nong, sekali lagi senang bisa melihatmu" ujar Ern
"Iya, phi" senyum Gulf
"Pak, ayo" Ern menepuk lengan Pak untuk mengikutinya
"Sampai jumpa lagi, nong Gulf" senyum Angelic Pak lalu mengikuti Ern
"Pak benar-benar gigih. Bukankah dia tahu kalau kalian berkencan?" gerutu Gun
"Uhm" sahut Mew
"Phi Pak adalah pria terburuk kedua sejauh yang aku tahu" gerutu Gulf
"Siapa yang pertama?" tanya Gun
"Phi Boat" sahut Gulf
"Ohh Sinnakuan" Gun manggut-manggut
Gulf dan Gun lalu duduk di salah satu meja kantin
"Hm? Kau tidak duduk?" heran Gun
"Berdiri" ujar Mew
"Aku? Kenapa? Apa salahku?"
"Kau akan pergi ke konter makanan bersamaku"
"Kenapa??? Tidak bisakah kau pergi sendiri dan membawakan pesananku juga??" rengek Gun
"Tanganku hanya dua. Ayo, cepat. Jam makan siang kita hanya satu jam" desak Mew
"Kau selalu bersikap kasar padaku! Sesekali bersikap kasarlah pada Gulf!" protes Gun bangkit dari duduknya
"Mana mungkin phi Mew bersikap kasar padaku" senyum miring Gulf
"Kenapa tidak bisa?" heran Gun
"Karena phi Mew sangat mencintaiku" bangga Gulf