"Lalu kenapa phi membiarkan phi Earth mencium phi?" sudut mata Gulf berkedut kesal
"Dia melakukannya dengan tiba-tiba. Aku belum sempat mengantisipasinya" bantah Mew
"Bukan karena phi sengaja membiarkan phi Earth mencium phi?" Gulf menaikkan sebelah alisnya dengan curiga
"Tidak, baby! Tidak! Semua yang kau lihat adalah kesalahan" Mew akhirnya menatap lurus mata Gulf, sambil memelas
Gulf menatap lekat-lekat mata Mew, mencari sedikit saja keraguan dalam pembelaan akan dirinya.
"Minggir. Aku mau tidur" ketus Gulf
"Baby. Sungguh, aku......" "Iya. Iya. Aku percaya. Sekarang minggir. Aku mau tidur" Gulf menyelah Mew dengan ketus
Mew akhirnya duduk di lantai dengan lemas
Gulf naik ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya miring di sana
Mew masih duduk di lantai sambil menatap Gulf yang sudah berbaring dengan nyaman
Mew tidak mengira akan mendapat reaksi seperti ini dari Gulf
Mew pikir bahwa Gulf sudah sepenuhnya percaya padanya. Percaya bahwa dia tidak akan ke lain hati bagaimanapun keadaannya.
"Apa kau tidak pernah mempercayaiku walau hanya sekali saja?" sendu Mew
Gulf tidak menyahut. Matanya terpejam. Entah dia sudah tidur atau hanya berpura-pura.
Mew menghela napas berat
"Kau tahu, aku sangat mencintaimu lebih dari aku mencintai Earth dulu. Aku akui, Earth adalah cinta pertama yang membuatku menjadi diriku yang sekarang. Tapi itu tidak menjadikan alasan untuk kembali padanya atau menginginkan dia lagi" sendu Mew
Gulf membuka matanya perlahan
"Berapa kali harus aku katakan padamu? Aku adalah seorang bajingan yang sudah terlalu jauh dalam mencintaimu. Bahkan seorang bajingan sepertiku juga bisa dengan tulus mencintai seseorang, yaitu kau"
Gulf meremas sprei dengan tidak tenang. Ada perasaan takut yang tiba-tiba menggerayangi dadanya.
"Seharusnya kau tahu. Setidaknya kau mengerti. Akan ada banyak pria seperti Earth di luar sana, karena sebelum bertemu denganmu aku benar-benar seorang bajingan"
Gulf menelan ludah dengan gugup
"Tidak semua pria yang pernah bertemu denganku sebaik Pak. Ada juga yang seperti Earth, bahkan yang lebih buruk darinya juga ada"
Gulf masih tidak bergerak dari tempatnya
"Jika dengan hal seperti ini saja sudah membuatmu kesal bahkan marah. Aku bisa apa???" pilu Mew
"Aku tidak bisa memutar waktu untuk memperbaiki semua yang sudah terjadi. Jikapun bisa, maka aku tidak akan pernah bertemu denganmu. Menjadi kekasihmu. Mencintaimu" ujar Mew
Mew menundukkan kepalanya dalam. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa untuk membuat Gulf mengerti posisinya. Menerimanya. Menerima keadaannya. Memahami situasinya.
Mata Mew terbelalak
Gulf memeluk Mew, bahkan mengecup puncak kepala Mew. Mengelus rambut juga punggung Mew, tanpa sepatah kata pun.
Mew menyamankan kepalanya di bahu Gulf, sambil memejamkan matanya. Menikmati sifat lembut Gulf yang sangat jarang dia rasakan.
"Apa aku sangat menyusahkan?" buka Gulf
"Uhm" sahut Mew
"Apa phi ingin menyerah padaku?" lembut Gulf
"Tidak" sahut Mew